HOTEL tempat saya menginap terletak antara dua kampung dalam bandar Manado. Terletak antara Kampung Cina atau kalau di tempat lain disebut 'China Town' dengan Kampung Arab.
Ada empat 'Kampung' dalam bandar ini, termasuk Kampung Kristian dan Kampung Islam. Disebut Kampung Cina kerana ramai penghuni bangsa Cina di situ dan terdapat sebuah pagoda agama Buddha.
Disebut Kampung Arab, kerana orang-orang Arab beragama Islam yang membukanya dulu dan hingga kini ramai penghuni keturunan dari tanah Arab, India-Pakistan, dan rakyat tempatan beragama Islam tinggal di situ.
Terdapat sebuah masjid dan beberapa gerai makanan Islam. Sewaktu saya sembahyang di masjid itu besoknya, terdapat ramai ahli Jamaah Tabligh berkumpul di sana. Di Kampung IsIam pun begitu juga, cuma ramai pemukimnya terdiri dari orang Islam tempatan.
Berbeda dengan Kampung Kristian, hampir 100% penghuninya beragama Kristian. Di depan rumah mereka rata-rata terdapat tanda salib besar, dibuat dalam berbagai cara sebagai iklan agamanya, seolah-olah kota itu berada dalam sebuah negara Kristian.
Manado sebenarnya adalah kota yang majmuk. Di sini hidup berbagai suku dan agama. Suku yang dominan pribumi adalah Manado/Minahasa, Gorontalo, Sangir Talaud, dan Bolaang Mangondouw. Disamping itu ada suku pendatang dari Jawa dan Bugis/Makassar.
Ada dua agama besar yang dianut penduduk kota ini, iaitu Kristian yang majoriti dan Islam.
Kalau di Medan atau di Jawa kita biasa menemukan mesjid atau mushala di mana-mana, maka di Manado kita menemukan sebaliknya. Setiap 100 meter ada gereja. Penduduk kota ini sangat taat beragama. Pagi minggu pagi kota Manado dikatakan lengang, sebahagian besar penduduk pergi ke gereja.
Dikatakan susah nak dapat surat khabar hari minggu kerana masing-masing sibuk dengan urusan gereja.
Masjid juga ada di sela-sela pemukiman penduduk, meskipun tidak sebanyak gereja. Nisbahnya kira-kira 1:10. Dikatakan juga ada sekira 20% penduduk kota ini beragama Islam. Meskipun masyarakat plural, namun suasana kehidupan di kota ini sangat harmonis, rukun, dan penuh toleransi.
"Kota Manado ada dalam provinsi adalah ibukota. Berada di ujung utara pulau Sulawesi. Motto kota ini adalah Si Tou Timou Tumou Tou" kata isteri taukeh hotel itu dengan ramah kepada saya semasa saya mula-mula sampai..
" ...sebuah filsafat hidup masyarakat Minahasa yang dipopulerkan oleh Sam Ratulangi, Artinya 'Manusia hidup untuk memajukan orang lain' atau 'Orang hidup menghidupkan orang lain'. Baku beking pande.. dalam bahasa Minahasa.. secara harafiah berarti 'saling tambah pintar ..orang lain".
"Puan orang Minahasa?" Saya tanya.
"Ya." Dia mengangguk, lalu menyambung lagi.
"Menurut sejarah, pada abad 16 Kota Manado telah dikenal dan didatangi orang-orang luar. Nama "Manado" mula digunakan pada tahun 1623, menggantikan nama 'wenang'. Kata Manado sendiri berasal dari bahasa daerah Minahasa.. iaitu 'Mana rou' atau 'Mana dou' berarti 'di jauh'."
Menurutnya lagi, pada tahun itu juga, tanah Minahasa-Manado mulai dikenal dan populer di antara orang-orang Eropah dengan hasil buminya. Hal tersebut tercatat dalam dokumen-dokumen sejarah. Pada 1658, VOC membuat sebuah benteng di Manado.
Sejarah juga mencatat bahawa salah satu Pahlawan Nasional Indonesia, Pangeran Diponegoro, pernah diasingkan ke Manado-Makassar oleh pemerintah (penjajah) Belanda pada 1830. Ahli biologi Inggeris Alfred Wallace juga pernah berkunjung ke Manado pada pada 1850 dan memuji keindahan kota ini, menurutnya lagi.
Dia adalah anak pribumi Manado, yang kebanyakannya menempati di pergunungan sekitar kota itu.
"Tidak sempurna kalau melancung ke Menado tetapi tidak melawat kawasan pergunungan dingin yang indah permai itu!"
Bila dia tahu saya orang Malaysia, katanya "Saya suka Malaysia, walaupun masyarakatnya majmuk, namun tiada ribut-ribut.. seperti juga Manado..." Dia bangsa Minahasa berkahwin lelaki Cina dan memulakan perniagaan perhotelan di Manado, sambil menunjukkan gambar masa mudanya.
"Wah.. Cantik. Kata orang, gadis Manado cantik-cantik?" Saya sambut.
"Betulkah??" Tanya anak gadisnya, rupanya kata-kata saya itu sedang didengari. Dia menyampuk cakap saya dengan bangga.
"Ngak tahu.. Tapi itu kata seorang penyanyi Indonesia.. memuji kecantikan gadis Menado." Dan besoknya saya akan ke sana, insya Allah.
Ibnu Hasyim Catatan Perjalanan
(e-mail: ibnuhasyim@gmail.com)
Kampung Arab, Menado.
Mei 16, 2009.
Keterangan Gambar Di atas..
Monumen Yesus Memberkati Menado - Tertinggi ke-2 di dunia.
News date : 12.Jan.2008 Sumber : Harian komentar dot comMonumen “Yesus Memberkati’’ yang menjulang di kawasan perumahan elit, CitraLand Ma-nado (Winangun), Minggu (02/11) kemarin, dires-mikan Gubernur Sulut, Drs SH Sarundajang. Acara peresmian yang turut dirangkaikan dengan un CitraLand, dilaksanakan di Kawasan Royal Park–Royal Boulevard, pada pukpeng-ucapan syukur satu tahul 10.00 WITA.
Gubernur Sarundajang mem-beri respons positif atas kehadiran monumen religius ter-sebut. Dalam sambutannya, ia mengatakan, Monumen “Yesus Memberkati’’ ini akan dijadikan ikon religius, seka-ligus memberi dampak positif, sebagai daya tarik tersendiri untuk pelaksanaan WOC 2009 nanti.
Gubernur tak lupa pula menghaturkan rasa terima kasih kepada Direksi Citra-Land, dalam hal ini Ir Ciputra yang terinspirasi untuk mem-bangun monumen tersebut
“Monumen ini sangat indah, dan menjadi daya tarik baru Kota Manado. Apalagi Sulut akan melaksanakan iven internasional WOC pada 2009 nanti. Ini juga menjadi simbol religius daerah ini,” kata Sa-rundajang.
Monumen Yesus Memberkati, yang ‘mengang-kasa’ dengan ukuran 30x20 meter dan berada pada ke-tinggian 150 meter dari per-mukaan laut ini, diklaim se-bagai patung tertinggi di Asia.
Sedangkan untuk level dunia, monumen ini berada pada urutan dua, setelah Pa-tung Kristus Penebus di Rio de Janeiro, Brasil dengan panjang 38 meter.
Proses pembuatan monumen ini dilakukan selama dua tahun oleh seniman-seniman asal Yogyakarta, dan dilakukan langsung di halaman rumah Ir Ciputra di Jakarta. Se-dangkan proses perakitannya di Manado, dikerjakan selama delapan bulan.
Monumen dengan kemiring-an 20 derajat ini terbuat dari fiber dan memiliki rangka baja pada bagian dalamnya dan berdiri pada tanah seluas 500 meter persegi.
Menurut General Manager CitraLand, Davis Su-manti, monumen ini akan di-masukkan dalam Guinness Book of World Record, sebagai patung melayang tertinggi dunia. “Patung di Rio de Janeiro Brasil memang lebih tinggi sedikit dari patung ini. Tapi patung di Brasil itu dibangun dengan posisi tegak, sedangkan kita di sini berada dalam kemiringan 20 derajat.
Untuk itu, mo-numen ‘Yesus Memberkati’’ ini akan diusulkan dalam Guin-ness Book of World Record se-bagai patung melayang ter-tinggi dunia,” kata Sumanti.
Bos Ciputra Group, Ir Ci-putra ketika dimintai kete-rangannya mengaku sangat bersyukur dengan kehadiran monumen ini. Apalagi, kata-nya, monumen ini dapat di-terima oleh seluruh masyarakat daerah ini dan mendapat respons positif dari pemerintah.
“Sebenarnya saya tak memiliki inspirasi khusus untuk menghadirkan patung ini di Manado. Semuanya jadi dengan begitu saja. Ini terjadi atas arahan dan petunjuk dari Tuhan,” ucap Pak Ci, sapaan akrab pengusaha nasional yang dulunya mengecap bangku sekolah di Manado.
Awalnya, tanah lokasi berdirinya monumen tersebut akan diberikan Ciputra untuk sang istri untuk dibangun sebuah rumah. Namun, kare-na Ciputra ingin menghadir-kan sesuatu yang baru dan unik di kota ini, maka berdiri-lah Monumen Yesus Member-kati yang berbandrol Rp 5 miliar tersebut. Acara peres-mian monumen itu sendiri baru berakhir pada pukul 14.30 WITA di Kawasan Royal Park CitraLand Manado.(yha)
3 comments:
bestnya dapat jalan2 macam pak hasyim, saya ni memang teringin sangat nak mengembara ke tempat orang, cari pengalaman dan timba pengetahuan, tapi apakan daya, dana yang ada pada saya tidak setebal dana yang ada pada pak hasyim, keh keh keh..best baca blog camni. tq
yang paling penting adalah usaha dan kemahuan, bukan dana.
Di mana ada kemahuan, di situ ada jalan.
Salam Pak Hashim.
Seronoknya dapat lihat tempat orang..
Post a Comment