Friday, November 27, 2009

Hijab: Ada Damai Meresap Ke Lubuh Hati, Aku Pilih Islam -Latasha

PADA suatu malam, dia, Latasha secara tidak sengaja melihat laporan langsung dari Irak di CNN. Dalam tayangan itu, ia melihat seorang perempuan yang mengenakan pakaian berwarna hitam, pakaian yang biasa dikenakan oleh Muslimah di negara-negara Arab.

"Saya melihat perempuan itu sangat sederhana dan cantik. Saya tahu dia seorang Muslimah. Tetapi ketika itu saya tidak tahu agama apa yang mereka anut," kata Latasha.

Latasha dibesarkan di tengah keluarga Kristian yang taat. Sejak kecil ia biasa membaca dan mempelajari Alkitab dengan teratur. Tidak hairan ketika menginjak usia remaja, Latasha menjadi seorang penganut Kristian yang taat. Gereja sudah seperti rumahnya sendiri. Latasha menikmati kehidupan beragama, meski ia banyak menemui kesalahan-kesalahan dari Alkitab.

Banyak kisah-kisah dalam Alkitab yang menurutnya saling bertentangan. Biasanya, ia meluahkan ke tidaktentuan itu kepada neneknya atau pastor gereja. Tetapi ia tidak pernah mendapatkan jawaban memuaskan. Pada usia 20 tahun, Latasha ditunjuk untuk menjadi pastor atau paderi muda di gerejanya. Ia makin giat memdalami Alkitab dan mendaftarkan diri ke Akademi Alkitab, dengan harapan akan dapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang bersimpul di kepalanya.

Tetapi semuanya sia-sia. Dia memutuskan menarik diri dari menjadi pastor muda itu. "Saya rasa tidak boleh pimpin anak-anak muda itu lagi, kerana saya sendiri pun bingung dan merasa ragu. Sayalah yang perlukan seorang pemimpin. Hati saya menangis di tengah kebingunan itu.. kerana belum jumpa lagi, yang disebut kedamaian" ungkap Latasha.

Tetapi selepas melihat berita CNN itu, "Saya benar-benar tertarik dengan pakaian yang dikenakan, menimbulkan rasa ingintahu saya. Tiba-tiba saja saya merasa ingin jadi seperti perempuan yang saya saksikan di televisyen itu. Nampak alim dan rendah hati," sambung Latasha.

Sejak itulah pencariannya dimulai. Ia mulai mencari berbegai informasi dengan kata kunci "Muslim Woman Dress" dan "Muslim Woman Face Veil" di internet. "Dari situ saya menemukan kata 'hijab' dan 'niqab'," jelas Latasha lagi.

Kerana leganya dengan pakaian Muslimah yang serba hitam itu, Latasha mengganti nama onlinenya dengan "hijabi" atau "niqabi". Tetapi masih belum ambil tahu tentang agama Islam.

Hingga pada suatu petang..

Dia dan beberapa tetangganya ikut makan-makan di kebun. Latasha berbincang dengan salah seorang tetangganya dan kebetulan topiknya tentang agama. "Tetangga saya beritahu, 'Kamu tahu, kita ini orang-orang Kristian mungkin akan menghadapi masalah ketika menemui Tuhan?" Latasha ceritabalik kata-kata tetangganya itu, yang cuma dijawab dengan angguk saja.

"Lalu, dia kata lagi, Muslim solat lima kali sehari, sedangkan orang Kristian cuma berdoa satu kali sehari."

Mendengar kata-kata tetangga itu, Latasha terus pulang ke rumah, membuka komputer dan mula ambil tahu tentang Islam di internet. "Saya kagum dengan Islam, seolah-olah agama ini amat sesuai untuk saya," kata Latasha mengingat kembali saat pertama kali mengenal Islam.

Beberapa minggu setelah itu, Latasha memutuskan untuk datang ke masjid terdekat yang jaraknya sekitar 50 mil dari tempat tinggalnya dan bertanya banyak hal di masjid itu. Dia juga terus menggali informasi dari buku-buku dan internet. Dua bulan kemudian, Latasha memutuskan untuk memeluk Islam.

Dia kembali ke masjid dan mengucapkan dua kalimat syahadat. "Subhanallah, ada damai yang terus meresap ke lubuh hati dan jiwa saya. Rasa damai yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. " serah Latasha dengan penuh rasa syukur'

Selamat Hari Raya Aidil Adha. Subhanallah!

(Sumber: readislam/2MA)

Tambahan...

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails