ISNIN 8Mac Era Muslim melaporkan, Militer AS sedang melatih pasukan khas wanita yang akan diterjunkan langsung ke medan pertempuran di Afghanistan. Pasukan itu akan melakukan patroli dan pendekatan mesra dengan wanita tempatan di Afghanistan.
Pembentukan unit khas itu adalah sebagai salah satu strategi baru Komandan pasukan AS di Afghanistan Jenderal Stanley McChrystal, untuk mendapatkan sokongan dari penduduk lokal di Afghanistan. Para pakar di kemiliteran AS yakin peranan wanita di daerah-daerah pedalaman Afghanistan lebih penting dibandingkan peranan komandan lelaki.
Kapten Matt Pottinger, agen intelejen militer AS di Kabul baru-baru ini menulis laporan bahawa ketika salah satu teamnya berkunjung ke sebuah desa di selatan Afghanistan, kaum wania di desa itu ternyata dapat menjadi sumber informasi penting bagi intelejen. Dalam beberapa kes, tulis Pottinger, wanita itu memberikan informasi tentang tokoh-tokoh militan tertentu dan siapa saja pembuat bom dari kelompok militan.
Kini ada empat sampai lima unit khas wanita yang siap ditugaskan di provinsi Helmand, daerah yang belakangan ini menjadi target operasi militer pasukan koalisi untuk memusnahkan kelompok militan Taliban. Salah seorang perwira eksekutif dan wakil komandan unit khas wanita itu ialah Emily Naslund, 26, anggota Marinir AS.
Naslund bersama 39 anggota Marinir wanita lainnya akan segera dihantar ke Afghanistan. Tugas mereka sebagai pasukan khas di Afghanistan adalah berkunjung ke rumah-rumah penduduk, berbicara dengan kaum perempuan setempat, memberikan mereka bantuan perlengkapan sekolah dan ubat-ubatan. Tetapi yang paling penting ialah menggali informasi tentang desa serta kesulitan-kesulitan mereka termasuk informasi tentang Taliban.
Unit khas wanita yang dikerahkan militer AS ke Afghanistan dibekali dengan pengetahuan tentang budaya dan pengetahuan tentang bagaimana berkomunikasi dengan penduduk desa Afghan. Mereka diminta untuk sensitif dengan adat istiadat lokal dan mengenakan tudung dibalik helm militer mereka atau ketika sedang tidak mengenakan helm.
Anggota marinir perempuan yang ikutserta dalam unit tindakan khas itu mengakui sangat antusias dengan tugas baru itu. "..pada setiap anggota Marinir yang ingin bertugas keluar," kata Kopral Michele Greco-Lucchina, anggota unit khas wanita di Afghanistan.
Korp Marinir AS memiliki perajurit perempuan yang jumlahnya meliputi enam persen dari total pasukan marinir AS. Tetapi perajurit waita dilarang diterjunkan ke zon pertempuran, tidak seperti prajurit infantri.
Komen Blog Ibnu Hasyim: Apakah ramai wanita-wanita Malaysia yang sudah lama diserang kini telah ditawan oleh ideologi ekstrem AS, terutama kepada yang tidak perpegang teguh kepada ajaran agama masing-masing? (AK)
No comments:
Post a Comment