Friday, April 02, 2010

Bom Syahid Moskow, Doku Umarov Akui Kerjanya..

DOKU Umarov yang menyebut dirinya sebagai "Amir Emirat Kaukasus" menyatakan bertanggung jawab dalam rekaman video yang diposting di situs www.kavkazcenter.com, Rabu (31/3). Dalam rekaman tersebut, Umarov mengatakan bahwa dia sendiri yang memerintahkan serangan tersebut untuk membalas kematian orang awam oleh pegawai keamanan Rusia.

"Saya berjanji pada anda, perang akan tiba di jalan-jalan dan anda akan merasakannya dalam kehidupan dan pada kulit anda," kata Umarov.

Pernyataan Umarov dikuatkan oleh perwakilan "Emirat Kaukasus", Shamsuddin Botokayov. Pada Al-Jazeera ia mengatakan bahwa Amir (pimpinan) mereka sudah mengakui operasi itu dan serangn itu dilakukan untuk tentara-tentara Rusia yang membunuh orang awam tak berdosa.

"Rusia melakukan operasi yang sama di Checnya, rakyat Rusia hanya menyaksikan operasi itu di televisyen dan tidak melakukan apapun. Tetapi kami melihatnya sebagai sebuah realiti. Itulah sebabnya kami ingin mengobarkan perang di jalan-jalan dan di rumah-rumah di Rusia agar rakyat Rusia bisa merasakan apa yang rakyat kami alami," kata Botokayov.

"Pimpinan kami mengatakan, ia ingin rakyat Rusia membuka mata dan mengatakan pada Putin bahawa pemerintah mesti tinggalkan Kaukasus. Pimpinan kami juga mengatakan serangan itu bukan serangan terakhir, serangan selanjutnya akan jauh lebih besar," ancam Botokayov.

Laporan Al-Jazeera mengatakan, Umarov adalah sosok yang paling dicari oleh pemerintah Rusia. Pada bulan Februari, Umarov mengakui bertanggung jawab atas serangan bom di sebuah kereta yang sedang laju dari Moskow menuju St Petersburg. Serangan itu terjadi pada bulan November. Umarov ketika itu mengancam, "perang akan tiba di kota-kota Rusia" dan mereka "akan memperluas operasi militer ke wilayah Rusia."

Umarov juga dikatakan bertanggung jawab atas perisitiwa pengepungan sebuah sekolah di Beslan pada tahun 2004 dan sejumlah serangan lainnya di wilayah Rusia. Wilayah Kaukasus Utara menjadi zona perang bagi Checnya dan Rusia pasca runtuhnya Soviet Union pada tahun 1991. Sejak itu aksi-aksi kekerasan kerap terjadi mulai dari wilayah Checnya sampai ke wilayah tetangganya, Dagestan dan Ingushetia.

Sehari setelah serangan di Moskow, juga terjadi serangan bom serupa di Dagestan yang mengorbankan 12 orang. Dua insiden tersebut menyebabkan pihak berkuasa Ingushetia memperketat pengamanan.

UMAROV dilihat pada   laman web ketika mengaku bertanggungjawab    atas serangan bunuh diri di Moscow.

Sementara itu Reuters melaporkan..

DUBAI: Seramai 12 ulama mengutuk serangan bunuh diri di Russia dan Dagestan, sebagai ‘jenayah pengganas’ yang melanggar undang-undang agama sendiri.

Serangan itu berlaku di stesen kereta api bawah tanah Metro menyebabkan 50 orang maut dan 100 lagi cedera.“Islam mengutamakan kehidupan dan pengikutnya tidak sekali-kali boleh menggunakan alasan marah untuk membunuh,” kata mereka di sini.

Pemimpin pejuang Chechen, Doku Umarov, berkata dalam video www.kavkazventer.com, dia mengarahkan serangan dilakukan kerana membalas dendam dasar Vladimir Putin di Caucasus.Video itu disiarkan selepas 12 terbunuh dalam serangan kedua, awal semalam.

“Prinsip dan etika Islam melarang sepenuhnya perbuatan jahat itu,” kata Setiausaha Agung Persatuan Seruan Islam Sedunia, Muhammed Ahmed Sharif.
Sementara itu, di PARIS, sekumpulan ulama menolak tafsiran pelampau melakukan pembunuhan kerana bercanggah dengan dunia global yang menghormati fahaman dan hak awam.

Satu persidangan di Mardin, tenggara Turki, mengisytiharkan bahawa fatwa ulama kurun ke-14 Ibnu Tamiyya memisahkan ‘rumah Islam’ dan ‘rumah orang tidak percaya kepada tuhan’ tidak lagi dipraktikkan.
Osama bin Laden memetik fatwa Tamiyya berulang kali dalam gesaannya supaya umat Islam menggulingkan kerajaan Arab Saudi dan melancarkan jihad menentang Amerika Syarikat.

Merujuk kepada dokumen itu, ulama persidangan itu mengisytiharkan: “Sesiapa yang menggunakan fatwa ini untuk membunuh umat Islam dan bukan Islam tersilap dalam tafsirannya. Ia bukan kepada seseorang individu Islam atau sekumpulan Islam untuk mengumumkan dan mengisytiharkan perang atau terbabit dalam jihad perjuangan atas nama sendiri,” kata pengisytiharan itu yang dikeluarkan dalam bahasa Arab dan kemudian diterjemahkan ke bahasa Inggeris, kelmarin.

Deklarasi itu adalah cubaan terbaru oleh sekumpulan ulama menyangkal dakwaan pelampau. Mac lalu, sekumpulan ulama Pakistan mengeluarkan fatwa 600 muka surat menentang keganasan.

Persidangan Mardin itu mengumpulkan 15 ulama terkenal dari negara termasuk Arab Saudi, Turki, India, Senegal, Kuwait, Iran, Maghribi dan Indonesia.

Antara yang hadir ialah Mufti Besar Bosnia, Mustafa Ceric, Sheik Abdullah bin Bayyah dari Mauritius dan Sheik Habib Ali al-Jifri dari Yaman. -Reuters

Sebelum ini...




We'll not forget - we'll not forgive!

Chechnya: The struggle continues!

Emir of the Caucasus Dokka Abu Usman: "There are thousands of Mujahideen in the Caucasus!"

Feb. 5: A day of slaughter by Russian invaders in Chechen village of Novyye Aldy
AVI

Russia's Hidden War: Ingushetia!

Ingushetia: A second Chechnya!

No comments:

Post a Comment