RNW: Mabuk Pakai Kopi Kuda
Di diskotik-diskotik di Jakarta kini beredar kopi yang dicampur kethamin, bahan penenang binatang, khususnya kuda. Harganya tidak tanggung-tanggung, sebungkus kopi dengan berat 600 gram mencapai satu juta rupiah. (Satu juta rupiah lebih kurang RM350 - ke RM400)
Pengedar makin sering menyelundupkan berbagai narkoba yang dicampur dengan bahan lain. Bagaimana usaha polisi meringkus mereka? Ikuti keterangan Sumirat Dwiyanto humas Badan Narkotika Nasional:
Sumirat: "Dengan gencarnya penangkapan di Indonesia terhadap kasus-kasus narkoba, mengakibatkan adanya bentuk-bentuk narkoba yang dikamuflase. Bentuk itu sengaja diciptakan agar tidak dicurigai oleh para petugas di lapangan."
"Sekarang ini banyak contohnya. Salah satunya bentuk yang beredar di masyarakat dalam bentuk makanan, kopi. Bahkan mereka juga memasukkan ke Indonesia dalam bentuk-bentuk lainnya, seperti dimasukkan ke dalam botol shampo atau parfum. Itu adalah untuk mengelabui petugas lapangan agar tidak terdeksi."
Harga Mahal
Harga narkoba memang mahal. Jika dijual di tempat lain harganya akan lebih murah. Tapi karena dijual di diskotik maka harganya bisa melambung. "Di tempat tersebut orang tidak akan lagi berpikir dua kali untuk mengeluarkan uangnya, karena itu adalah tempat hiburan."
Petugas Badan Narkotika Nasional dan petugas polisi memiliki teknik tersendiri untuk menangkap para pengedar narkoba. Sebagian besar bergantung pada laporan masyarakat. Karena, masyarakat pasti akan mencurigai jika di lingkungan mereka terjadi sesuatu yang aneh atau tidak seperti biasanya.
Misalnya kopi atau makanan yang harganya jauh melampaui harga di pasaran. Setelahnya akan dilakukan penelitian laboratorium apakah dalam bahan makanan tersebut ada kandungan narkobanya.
Para pemasok narkoba itu mengambil dampak obat penenang yang biasanya diterapkan untuk binatang misalnya kethamin untuk kuda. Mereka menerapkan unsur tersebut kepada manusia dicampur dengan kafein yang ada dalam kopi. (AK)Sebelum ini..
No comments:
Post a Comment