Masjid Lautze di Sawah Besar, Jakarta
VIVAnews: Takbiran Ala Keturunan Tionghoa di Lautze
Muhamad Abdull A Hui yang aktif jadi pengurus Masjid Lautze, menuturkan bahwa takbir akan dikumandangan secara sederhana. "Speaker, toa dan bedug tetap kami gunakan," kata A Hui dalam perbincangan dengan VIVAnews, Kamis 9 September 2010.
Bedanya dengan masjid-masjid lainnya adalah kumandang takbir tidak dilakukan semalam suntuk. Masjid Lautze hanya ramai sejak maghrib sampai dengan pukul 10 malam.
Menurut A Hui, tidak ada larangan mengumandangkan takbir semalam suntuk. Hanya, pengurus masjid merasa harus toleransi terhadap warga sekitar yang ingin beristirahat.
Tidak ada yang istimewa dalam takbiran kali ini. Hanya sekitar 20 orang yang diperkirakan datang. Namun, warga keturunan yang datang berasal dari berbagai macam kota yang ingin silahturahmi, belajar dan bertemu muka. "Rata-rata dari Bekasi dan Tangerang," ujarnya.
Esok harinya, sekitar pukul 07.00, Masjid Lautze akan menjadi pusat salat Ied warga sekitar Kelurahan Karang Anyar. Imam dan khatib adalah Syarif Hidayatullah (Lauw Sin Hoat). Jumlahnya diprediksi sampai ratusan orang, karena yang salat bukan hanya warga keturunan muslim Tionghoa.
Masjid Lautze adalah tempat ibadah bagi umat muslim yang berlokasi di kawasan perdagangan Pasar Baru. Mayoritas jamaahnya adalah warga keturunan Tionghoa. "Tak hanya kami warga sekitar yang datang, banyak warga keturunan China lain yang datang dari berbagai daerah ketempat ini," ujar A Hui.
Masjid berlantai empat ini berdiri di antara pertokoan milik warga keturunan Tinghoa. Masjid ini diresmikan Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia BJ Habibie pada tahun 1994.
2 comments:
Bila masjid untuk kaum Tioghua akan didirikan di Malaysia?
Dah di bina di Kelantan, Di rantau Panjang. Khutbah pun dalam bahasa Mandarin tiong hua
Post a Comment