JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle Syahganda Nainggolan, memandang aneh sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang tak menyinggung lemahnya peran delegasi Indonesia yang dipimpin Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa pada perundingan antarmenlu di Kinabalu, pada 6 September lalu, sehingga hasilnya merugikan Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Syahganda di Jakarta, Kamis (9/9/2010) malam , menanggapi pernyataan Presiden SBY dalam pertemuan dengan pemimpin redaksi media massa di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/9/2010).
" SBY banyak menguraikan permasalahan yang dihadapi pemerintah untuk segera mendapat perhatian serta perbaikan, tapi sayang tak satu pun soal tentang Malaysia, khususnya mengenai hasil perundingan RI-Malaysia di Kinabalu yang tidak sesuai harapan publik," ujarnya.
Buruknya hasil perundingan itu, semestinya juga membuat presiden paling tidak memperlihat sikap kecewa, kalau tidak mampu meradang serta menampilkan wujud kemarahan, baik ditujukan terhadap Malaysia maupun delegasi Indonesia, akibat pencederaan makna perundingan yang menyulitkan Indonesia.
"Kita juga tak berhasil membuat agenda penyelidikan yang tuntas dalam kasus tersebut guna pencitraan Indonesia di mata dunia, di samping tidak mau memaksa Malaysia untuk menghormati kedaulatan negara kita," katanya.
Padahal, katanya, Presiden SBY saat berpidato di Mabes TNI, Rabu (1/9/2010) justru meminta dilakukannya upaya diplomasi yang benar dan bermartabat, sekaligus penyelidikan hukum atas adanya peristiwa penangkapan tiga petugas KKP oleh pihak Malaysia. (AK)
No comments:
Post a Comment