Saturday, October 16, 2010

Misteri Belut Letrik

UNGKAP RAHSIA YANG MAHA AGUNG


BEBERAPA ratus species ikan memiliki organ penghasil kuasa letrik, namun hanya sedikit dapat menghasilkan daya letrik yang kuat. Organ penghasil letrik dimiliki oleh kebanyakan ikan tersusun dari sel saraf dan sel otot yang telah mengalami perubahan penting. Bentuk organ letrik seperti piringan kecil memproduksi lendir disebut elektrosit, tersusun dan menyatu di bahagian atas dari susunan lain yang sejajar.

Pada umumnya, semua piringan menghadap arah sama memuatkan 150 atau 200 piringan setiap susunannya. Misalnya, pada ikan torpedo terdapat 140 sampai 1000 piringan letrik pada setiap kolom. Pada ikan torpedo yang sangat besar, jumlah seluruh piringan sampai setengah juta. Prinsip kerja piringan letrik ini mirip dengan cara kerja beteri. Ketika ikan beristirahat, otot-otot yang tidak berhubungan belum aktif. Namun jika menerima pesan dari saraf, akan segera bekerja secara serentak untuk mengeluarkan daya letrik.

Pada saat itu, voltase semua piringan letrik atau elektrosit menyatu, sehingga mampu menghasilkan daya listrik sampai 220 volt pada ikan torpedo atau sampai 650 volt pada belut letrik. Pada umumnya semua spesies ikan tawar hanya bersifat letrik ringan, kecuali sembilang letrik dan belut letrik. Ikan letrik yang hidup di laut memiliki tenaga letrik yang lebih kuat dan berbahaya, kerana air laut mengandung garam membuat dirinya lebih tahan terhadap arus letrik. Posisi dan bentuk organ letrik ini bergantung pada jenis speciesnya.

Selain ikan yang dipersenjatai dengan muatan letrik potensial, ada jenis ikan lain pula yang menghasilkan sinyal bertegangan rendah dua hingga tiga volt. Jika ikan-ikan ini tidak menggunakan sinyal letrik lemah semacam ini untuk berburu atau mempertahankan diri, lalu untuk apa ia dianugerahkan oleh Yang Maha Agung? Ikan memanfaatkan sinyal lemah ini sebagai alat indera. Allah menciptakan sistem indera dalam tubuh ikan ini, yang menghantarkan dan menerima sinyal-sinyal tersebut.

Ikan ini menghasilkan pancaran letrik dalam suatu alat khusus di ekornya. Letrik ini dipancarkan melalui ribuan pori-pori di punggung makhluk ini dalam bentuk sinyal yang untuk sementara menciptakan medan letrik di sekitarnya. Benda apa pun dalam medan ini membiaskannya, sehingga ikan ini mengetahui ukuran, daya alir dan gerak dari benda tersebut. Pada tubuh ikan ini, ada pengindera letrik yang terus menentukan medan ini seperti halnya radar. Pendeknya, ikan ini memiliki radar memancarkan sinyal letrik dan menterjemahkan perubahan pada medan, disebabkan oleh benda yang menghambat sinyal-sinyal di sekitar tubuhnya.

Ketika kerumitan radar yang digunakan oleh manusia kita renungkan, penciptaan mengagumkan dalam tubuh ikan akan menjadi jelas. Mari kita bentuk tubuh belut letrik unik ini.. Hampir 7/8 bahagian tubuhnya berupa ekor. Di bahagian ekor inilah terdapat beteri-beteri kecil berupa lempengan-lempengan kecil horizontal dan vertikal. Jumlahnya sangat banyak, lebih dari 5,000 buah. Tegangan letrik tiap beteri kecil ini tidak besar, tetapi kalau semua beteri dihubungkan secara berderet, akan diperoleh tegangan letrik sekitar 600 volt (bandingkan dengan batu beteri yang hanya 1.5 volt).

Ujung ekor bertindak sebagai kutub positif beteri dan ujung kepala bertindak sebagai kutub negatif. Belut letrik dapat mengatur hubungan antara beteri kecil dalam tubuhnya itu untuk mendapat tegangan letrik kecil dan tegangan letrik besar. Untuk navigasi, belut letrik hanya memerlukan tegangan letrik yang kecil. Tetapi ketika bertemu musuh atau mangsanya, belut letrik akan memberikan tegangan semaksimal mungkin melalui kepala dan ekornya yang ditempelkan pada tubuh musuh atau mangsanya itu. Arus letrik sekitar 1 ampere ditimbulkan oleh tegangan letrik yang tinggi ini akan mengalir dan membunuh mereka. Haiwan lain tidak terganggu kerana mereka tidak bersentuhan langsung dengan ekor dan kepala belut.

Bila kita lihat indahnya hasil ciptaan, baru kita nampak keAgungan Penciptanya.

---------------------

Lihat sebelum ini siri UNGKAP RAHSIA YANG MAHA AGUNG...

-----------------------------------

No comments:

Post a Comment