"Seluruh kader harus menjawab pada masyarakat bahwa syariat Islam bukan beban atau ancaman sehingga menakutkan melainkan berkah," kata Wakil Ketua DPW PKS Aceh, Moharriadi Syafari, hari ini.
Ia menyatakan, kekeliruan persepsi terhadap syariat Islam bukan hanya pada masyarakat luar daerah Aceh, melainkan banyak kalangan masyarakat Aceh juga terkesan sama. Hal itu, dilihat dari masih banyaknya masyarakat di daerah julukan Serambi Mekkah itu enggan menjalankan ketentuan sesuai ajaran syariat.
Dipihak lain, Bupati Aceh Barat, Ramli M S, juga menepis anggapan miring sebagian masyarakat terhadap program syariat islam yang dicanangkan, mengarah pada kemunduran daerah sehingga dirasakan hanya jargon menutupi kekurangan dalam pembangunan.
Dikatakannya, penegakan syariat Islam selama periodenya baru sebatas penertiban berbusana khususnya bagi wanita, seiring upaya memberikan pemahaman pada masyarakat akan syariat dengan dibentuknya Lembaga Kajian Tingkat Tinggi Islam (LKTTI), serta Majelis Taklim yang dibentuk di 12 Kecamatan.
Sementara itu, di Banda Aceh, salah satu kendala investor tidak berani berinvestasi di Provinsi Aceh karena adanya pencitraan yang dibangun sejumlah media terkait dengan penyebutan "teroris Aceh", kata Gubernur Irwandi Yusuf.
"Peristiwa terorisme yang sempat terjadi di Aceh, kemudian oleh sejumlah media menyebutnya berulang-ulang sebagai 'teroris Aceh' menyebabkan orang melihat Aceh sebagai daerah tidak kondusif, termasuk untuk berinvestasi," katanya di Banda Aceh, malam ini.
Selain itu, katanya, isu pelaksanaan Syariat Islam yang hanya menonjolkan sisi pemberitaan tentang hukum cambuk yang akan diberlakukan di Aceh seakan-akan tidak beradab.
"Yang tidak sebenarnya juga ada media luar yang memberitakan pelaksanaan hukum jinayat di Aceh lengkap dengan foto/visualisasi perempuan yang dicambuk," kata Gubernur.
Menurut Irwandi, foto-foto yang beredar itu tidak jelas, bisa saja gambar wanita yang dihukum cambuk dari Pakistan atau Afganistan. Karenanya, Gubernur mengharapkan semua pihak berperan untuk memberikan informasi yang benar tentang pelaksanaan Syariat Islam, agar pihak luar tidak salah paham terhadap Aceh.
"Saya berharap peran tokoh-tokoh Aceh di Jakarta untuk membantu menjelaskan secara benar perspektif pelaksanaan Syariat Islam di Aceh. Syariat Islam dilaksanakan di Aceh yang humanis dan tidak mengabaikan nilai-nilai universal," katanya.
Dalam pelaksanaasn Syariat Islam di Aceh, pemerintah telah membangun komunikasi dengan kalangan ulama.
"Tidak ada perdebatan soal pelaksanaasn Syariat Islam di Aceh dan semua pihak sudah sepakat. Tapi semua itu dilakukan dengan cara gradual yang diawali dengan peningkatan kesejahteraan rakyat," katanya menambahkan.
Karena bila rakyat tidak sejahtera, maka dikhawatirkan Syariat Islam akan dijadikan momok."Syariat Islam di Aceh harus dilaksanakan secara bermartabat dan berwibawa," kata Irwandi Yusuf.(IH/Waspada)
No comments:
Post a Comment