PROBOLINGGO 1DIS 10: Kepulan asap Gunung Bromo Indonesia yang berwarna coklat kemerah-merahan dinilai Ketua Tim Tanggap Darurat Bromo, Gede Suantika berbahaya bagi kesehatan. Sebab, kepulan asap dari gunung yang kini jadi pusat perhatian banyak kalangan itu justru mengandung zat yang bisa membutakan mata.
Menurut Gede Suantika ada dua zat membahayakan kesehatan manusia yang terkandung dalam kepulan asap Bromo itu. Kedua zat berbahaya itu adalah abu dan gas belerang serta silikat, bahan yang berfungsi untuk bahan membuat kaca.
‘’Kalau abu dan gas belerang itu bisa membuat sesak, dan jika berlebihan bisa mematikan. Sedangkan zat silikat itu kalau berlebihan juga bisa membutakan mata,’’ kata Gede Suantika, di Posko Takis Tanggap Darurat Bromo, Cemorolawang, Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Rabu (1/12).
Makanya, Gede Suantika yang juga Kepala Bidang Pengamatan Gempa Bumi dan Gerakan Tanah dari PVMBG Bandung ini mengimbau masyarakat sekitar Bromo tidak hanya sekedar memakai masker. Namun, juga pakai pelindung mata. Sehingga, saat didera dan dihujani asap vulkanik dari Bromo tidak membahayakan kesehatannya.
Kendati kandungannya dinilai membahayakan, aktivitas Bromo itu dikatakan pejabat dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) ini ada kecendrungan mengalami penurunan. Secara visual ditunjukkan dengan ketinggian kepulan asap Bromo yang sore hari sudah cenderung menurun.
Tekanan ketinggian asap asap itu pada pagi sampai siang hari berkisar 200-300 meter. Namun, pada sore hari sudah menurun antara 150-200 meter. Kepulan asap tersebut mengikuti arah angin ke kawasan utara.
Penurunan aktivitas Bromo itu juga ditunjukkan peristiwa kegempaan yang terjadi di dalam kawah. Berdasarkan data yang terekam lewat sismograf hasil pantauan di Pos Pengamatan Cemorolawang, aktivitas Bromo sejak pukul 06:00-12:00 WIB telah trjadi gempa vulkanik dangkal sembilan kali selama 12-30 detik. Amplitudonya 10-14 mili meter. Sedangkan gempa tremor terjadi terus-menerus dengan amplitudo 2-5 milimeter.
Sementara itu editor Weblog Ibnu Hasyim, Dr Hj Mohd Hasyim sedang melawat pergununngan berhampiran, Gunung Kelud yang pernah meletus, kini melahirkan anak pula, semasa dihubungi beberapa hari lalu. Ianya dijadikan kawasan perlancongan sekarang. (AK)
Lihat di belakang 2 sahabat Ibnu Hasyim (Zul & pemandu jalan) anak gunung berapi Kelud yang baru muncul beberapa bulan lalu.. Sebelumnya ianya merupakan kawah berair selepas meletus. Begitulah diceritan.
Bawah: dari kiri, Ibnu Hasyim, Hj Ramli, Zul & rakan tempatan.
1 comment:
TUan,
Sudi paparkan lebih banyak gambar-gambar gunung berapi di pulau Jawa bagi tatapan pembaca.
Di Malaysia kita tidka mempunyai gunung berapi dan paparan tuan dapat membantu memahami suasana yang sedang melanda pulau di Indonesia.
Lebih tepat sebarang letupan besar seperti Pinatubo, Luzon 1991 akan memberi kesan besar kepada kita di Malaysia kelak.
Post a Comment