"Sebelum insiden itu, kantor polisi provinsi Sulu (PPO Sulu) dan Marinir Filipina memperoleh informasi bahwa gereja-gereja Katolik akan dibom," kata sebuah laporan yang diklaim sampai ke markas Kepolisian Nasional Filipina (PNP).
Kapel Asturias, yang terletak di dalam Kamp Asturias --markas besar kepolisian provinsi Sulu-- dibom saat diselenggarakan misa Natal, dan mengakibatkan 11 orang luka-luka, termasuk sang pendeta.
"Ini akan dilakukan oleh anggota Kelompok Abu Sayyaf (ASG) yang diidentifikasi sebagai Sali Said, Najib Magdal, Alhabsi Misaya, Kahil Kadih, alias Alal dan alias Khan," tambah laporan itu.
Namun, itu tidak jelas apakah setelah polisi mengklaim telah menerima informasi tersebut, aparat kepolisian langsung melakukan tindakan atau tidak.
PNP mengatakan sebelumnya bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui kemungkinan penyimpangan yang dilakukan oleh polisi yang menyebabkan ledakan itu. (althaf/arrahmah.comIH)
Berita Sebelum ini...
ZAMBOANGA--MICOM: Sebanyak enam orang cedera ketika bom meledak di gereja saat missa Natal di pulau di Filipina Selatan yang dikenal sebagai daerah gerilyawan, Sabtu (25/12).
Para pejabat militer belum bisa menetapkan tersangka dalam ledakan di Pulau Jolo, tapi pulau tersebut dikenal sebagai kubu Abu Sayyaf, kelompok yang memiliki kaitan dengan jaringan Al-Qaida.
"Ledakan terjadi sekitar pukul 07:15 sewaktu kebaktian berlangsung. Enam orang menderita luka ringan dalam ledakan itu," kata jurubicara militer Letnan Randolph Cabangbang.
Di antara korban cedera adalah pemimpin missa, katanya.
Penyelidik polisi sedang memeriksa lokasi untuk menemukan petunjuk mengenai siapa yang mungkin bertanggung jawab, katanya.
Abu Sayyaf, gerombolan gerilyawan yang didirikan pada 1990-an dengan uang dari jaringan Osama bin Laden, telah lama menggunakan pulau yang mayoritas warganya beragama Islam, Jolo, sebagai pangkalan, dan melancarkan penculikan serta pemboman.
Kelompok tersebut diduga telah melancarkan serangan teror paling buruk dalam sejarah Filipina termasuk pemboman satu feri penumpang di Teluk Manila, yang menewaskan lebih dari 100 orang pada 2004.
Abu Sayyaf juga telah menculik banyak orang asing dan orang Filipina, menyembunyikan mereka di hutan Pulau Jolo serta pulau lain di Filipina selatan.
Pasukan AS telah dikerahkan di Filipina selatan sejak 2002 untuk melatih tentara setempat dalam memburu anggota Abu Sayyaf.
Satu bom pinggir jalan yang diduga dipasang oleh anggota Abu Sayyaf menewaskan dua prajurit AS di Jolo pada September tahun lalu.
Abu Sayyaf adalah salah satu kelompok separatis terkecil dan mungkin paling berbahaya di Mindanao. Beberapa anggotanya pernah belajar atau bekerja di Arab Saudi dan mengembangkan hubungan dengan mujahidin ketika bertempur dan berlatih di Afganistan dan Pakistan. (Media Indonesia.com)
No comments:
Post a Comment