Tunis Jan 25 11: Akibat tingkah laku seorang isteri, dulunya seorang pemimpin negara di puja dan disembah-sembah, sekarang dicaci maki. Itulah yang harus ditanggung Presiden Tunisia, Zine El Abidine Ben Ali, dan keluarga. Kekuasaan Ben Ali berakhir secara tidak hormat saat dia dan keluarga lari ke Arab Saudi, Jumat 14 Januari 2011, setelah tidak mampu lagi mengendalikan kemarahan rakyat bermula dengan akibat krisis ekonomi.
Menurut berita Associated Press (AP), rakyat Tunisia tidak saja muak dengan Ben Ali yang memerintah selama 23 tahun, namun juga kepada isterinya, Leila Trabelsi. Mantan penata rambut itu berganti status menjadi Ibu bagi Negara atau wanita pertama masa suaminya menjadi presiden Tunisia, melalui kudeta tidak berdarah, pada 1987.
Di mata rakyat, Leila tidak jauh beda dengan suaminya, bersikap semena-mena dan arogan. Bahkan Leila dianggap sebagai simbol korupsi dan sifat tamak di Tunisia. Bersama sepuluh saudara kandungnya, perempuan berusia 53 tahun itu menjalani bisnis seperti jaringan mafia. Mereka menarik wang dari pemilik toko, menuntut saham di berbagai perusahaan dan berbagi konsesi atas projek-projek di Tunisia.
Semua usaha di Tunisia, baik bank, penerbangan, diler kereta, operator internet, stasyen televisyen dan lain-lain pasti dikuasai keluarga Leila dengan memanfaatkan keuasaan Ben Ali. Maka, saat Ben Ali dan Leila kabur, banyak properti dan tempat usaha milik keluarga Trabelsi jadi sasaran pembakaran dan kekacauan.
Menurut berita media setempat, seorang kerabat Trabelsi dibunuh oleh massa. Selain itu, seorang pilot menolak menerbangkan pesawat yang membawa lima anggota keluarga Trabelsi keluar negera. Pilot itu akhirnya disambut sebagai pahlawan.
"Mereka [keluarga Trabelsi] adalah pencuri, penipu, bahkan pembunuh," ujar Mantasser Ben Mabrouk, seorang warga Tunisia yang marah. "Tujuan mereka hanya untuk mencetak wang dengan berbagai cara," lanjut Ben Mabrouk kepada AP.
"Presiden berbuat banyak kebaikan, namun keluarganya juga berbuat banyak kejahatan bagi Tunisia," kata Mohamed Gaddahi. Kelompok Transparency International juga mencatat jaringan bisnis keluarga presiden yang dilakukan secara sewenang-wenang dengan memeras pengusaha lokal.
"Para investor Tunisia, kerana takut dengan jaringan "keluarga", akhirnya enggan melakukan investasi baru sehingga tingkat investasi domestik tetap rendah dan pengangguran jadi tinggi," demikian laporan Kedutaan Besar AS di Tunis pada Jun 2008 dengan bersumber dari TI, yang akhirnya bocor di laman WikiLeaks.
Penulis buku mengenai Leila Trabelsi, Catherine Graciet, mengungkapkan bahawa Leila dan kerabatnya memainkan peranan yang absolut bagi jatuhnya rezim Ben Ali. "Rakyat Tunisia sadar sudah muak dan tidak tahan lagi atas perilaku mereka," kata Graciet.
"Namun, kita tidak boleh menimpakan kesalahan sepenuhnya kepada keluarga Trabelsi, kerana Ben Ali yang membiarkan mereka bertindak demikian," lanjut Graciet.
Leila merupakan anak kelima dari keluarga pedagang buah kering dan memiliki sepuluh saudara. Sempat bekerja sebagai penata rambut dan gagal mempertahankan perkawinannya yang pertama, Leila menikah dengan Ben Ali pada 1992. Saat itu, Ben Ali sudah lima tahun berkuasa sebagai presiden melalui kudeta tidak berdarah, dengan menggantikan Habib Bourguiba yang sudah sakit-sakit. Dengan Leila, ini juga perkawinan kedua bagi Ben Ali.
Sebelum itu dati Paris menyebutkan, saudara mara bekas Presiden Tunisia yang digulingkan, Zine al Abidine Ben Ali dikatakan keluar dari negara itu dengan 1.5 tan emas, lapor akhbar Le Monde yang memetik sumber risikan Perancis. Emas seberat 1.5 tan dilaporkan mencapai nilai AS$65 juta (RM194.6 juta) dalam pasaran terbuka.
Pejabat Presiden Nicolas Sarkozy sudah diberikan taklimat oleh pasukan perisikan Perancis bahawa isteri kedua Ben Ali, Leila Trabelsi, mengeluarkan jongkong emas daripada bank pusat Tunisia minggu lalu. Gabenor bank menolak permintaannya tetapi terpaksa mengalah selepas mendapat tekanan dari Ben Ali sendiri, menurut laporan itu.
Komen Weblog Ibnu Hasyim: Siapa agaknya Leila Trabelsi di Malaysia? Lihat ciri-cirinya. (IH)
ciri2 kerajaan zalim rupanya sama saja...iaitu mengaut wang rakyat..
ReplyDelete