KL 13 Jan 11: Mantan Presiden Palestin, Yasser Arafat, dijangka terkorban kerana dibunuh Israel dengan menggunakan racun Thallium. Racun ini menyerang sistem aliran darah dalam tubuh dan menghancurkan organ dalam satu persatu.
"Bahan mematikan ini diambil dari rumput laut dan dibuat menjadi cairan yang tidak berwarna, berasa dan berbau," ujar Bassam Abu Sharif, mantan penasehat senior Yasser Arafat seperti disiarkan dari laman Berita Al Arabiya, Selasa 11 Januari 2011.
Sharif mengatakan, laporan ini berdasarkan hasil temuan pakar racun terkemuka dari England. Dia tidak memberikan nama pakar ini demi alasan keselamatan. Dia menambahkan, berdasarkan sifatnya, Thallium merupakan bahan yang sangat sukar dikesan. Salah satu karakteristik racun ini adalah ketika dicampurkan dengan makanan dan minuman, tidak akan merubah rasa, warna danbaunya. Racun ini disuntikkan terus ke pembuluh darah.
"Namun laporan menunjukkan bahwa cara paling efektif agar racun ini menyebar keseluruh tubuh adalah melalui lidah, jadi racun kemungkinan ditambahkan ke air, teh dan kopi, atau buah-buahan dan sayuran, boleh juga pada ubat," ujar Sharif.
Yasser Arafat meninggal setelah menderita penyakit misterius pada 11 November 2004. Awalnya, diduga dia menderita flu, kemudian berangsur-angsur kondisinya semakin memburuk. Kemudian dibawa ke hospital militer Percy di Perancis di bawah pengawasan team dokter dari Tunisia, Jordan dan Mesir. Dia akhirnya meninggal, dan dokter hanya menjelaskan dia menderita kelainan darah yang misterius.
Kematian Arafat tersebut persis seperti yang digambarkan Sharif mengenai cara kerja thallium pada tubuh, yaitu menyerang sistem produksi darah. Racun dapat membuat aliran darah terhenti dan tubuh tidak mampu lagi memproduksi darah. Jika ini terjadi, maka yang pertama terkena kerusakannya adalah hati, kemudian ginjal, paru-paru, lalu terakhir menghancurkan otak dan menyebabkan kematian.
Sharif mengatakan, teknik meracuni orang seperti ini adalah salah satu senjata unggulan Israel dalam membunuh targetnya. Dia mengatakan, target berikutnya mungkin adalah Presiden Palestin saat ini, Mahmoud Abbas.
"Saya telah memberitahu Abbas untuk waspada keran mungkin terdapat rencana serupa dari Israel untuk menyingkirkannya dan Perdana Menteri Salam Fayyad. Israel ingin agar posisi kepemimpinan di Palestin kosong," ujar Sharif. (Ibnu Hasyim)
▼
No comments:
Post a Comment