Satu sudut kota makkah
MAKKAH. Kota Suci Makkah telah berevolusi secara drastis dalam beberapa dekad terakhir. Yang mebgkhawatirkan ialah Masjidil Haram bakal tenggelam dalam mewahnya pencakar langit yang bertebaran di Makkah.Namun, Walikota Makkah membantah pembangunan yang kian pesat tanpa perhitungan. Sebaliknya, pengotoriti Makkah mempertimbangkan lebar jalan dan lokasi sehingga tidak sembarang bangunan pencakar langit dapat dibangun.
"Projek masa depan akan jauh dari Masjidil Haram, sekitar 300 meter. Bangunan sendiri akan memiliki ketinggian wajar antara 8 hingga 10 tingkat," ungkap Walikota Makkah, Osama Al-Bar, seperti dikutip Reuters, Rabu 9 Nov.
Dalam enam tahun, lanjut dia, pengotoriti Makkah berharap infrastruktur kota Makkah akan bertambah sehingga mempermudah umat Islam dari seluruh dunia menuju Masjidil Haram. "Kami akan membuat jalan, pedestrian, jembatan dan jalur untuk MRT," paparnya.
Al-Bar juga memastikan projek jangka panjang di sekitar masjid akan meliputi hotel, mal dan kafe. Pembangunan wilayah pinggiran kota, termasuk perumahan dan taman bagi warga, telah diselesaikan.
"Makkah dikenal sebagai sebuah kota tua, memiliki beberapa bangunan tua yang tidak tertata rapi. Projek pembangunan akan mengubah dan meningkatkan kapasiti dan layanan kota Makkah," kata Bar.
Pada tahun 2020, lanjut Al-Bar, penduduk Makkah dan para jamaah haji bakal melihat kejutan pembangunan. Meski bermaksud menata ulang tata ruang kota, sesetengah pihak melihat pembangunan itu meniadakan keaslian kota Makkah. Yang terjadi, nuansa kota ala peradaban barat lebih menonjol berbanding ciri-ciri khas kota Makkah.
Sebagai contoh, Menara jam Raja Abdulaziz. Bangunan ini dimaksudkan untuk menjadi patokan waktu dunia Islam. Namun, arsitekturnya tidak mencerminkan selayaknya peradaban Islam. Bahkan ada kecenderungan pembangunan ini lebih bernuansa kebarat-baratan.
"Apa yang tidak menyenangkan adalah dezain luar tidak mengikuti tradisional Arab. Bangunan ini nampak seperti bangunan di Australia, tidak memberikan nuansa Arab dan Makkah," kata Wafa Abbet, jamaah haji asal Australia. (IH)
No comments:
Post a Comment