CATATAN PERJALANAN: Kalimantan siri 16
BAS yang ku tumpangi, kini sudah sampai di pekan kecil Badau. Hari sudah hampir senja. Aku turun dan singgah di sebuah warung untuk kutip maklumat perjalanan. Minum-minum ringan join dengan beberapa pemuda di situ.
"Mahu ke mana pak?" Ada yang tanya aku. Bunyinya, macam orang keturunan Jawa.
"Jalan-jalan aja. Dari Putussibau tadi..."
"Di sini, nginapnya di mana?"
"Itulah.. Mahu cari penginapan murah..."
"Oh.. sebelah ini ada penginapan.." sambil jarinya menunjuk di sebelah warung ini, ".. Ongkosnya satu hari 20,000Rp (kira-kira RM7)."
Aku mengangguk-angguk, tanda boleh, "Ayuh, kita lihat dulu!" Aku pun pergi ke penginapan atau hotel itu.
Aku melangkah menaiki tangga hotel kayu itu dua tingkat. Tiba-tiba kakiku tergelincir, terlipat, lalu terjatuh. Bukan jatuh dari tangga, tetapi jatuh terjelipuk di atas tangga. Penghuni-penghuni hotel yang melihat itu mulai terperanjat riuh. "Tolong bapak itu! Tolong bapak itu!!"
"Rileks.. rileks.. tak apa-apa." Jawabku, sambil cuba bangun perlahan-lahan. Ku gagahi macam tak apa-apa, tapi ternyata jalanku sudah mulai terhencot-hencot. Terasa sakit macam terseliuh.
"Ah!" Fikirku. "Kalau sakit ini berterusan, aku terpaksa ubah rencanaku. Terpaksa pulang ke Malaysia segera. Tidak jadi pergi ke Kalimantan Timur, tak jadi lawat sana lawat sini lagi.."
Aku akhirnya, dibawa tidur di sebuah hotel berhampiran yang lebih selesa sedikit, ada aircon, termahal di situ berharga 1,000Rp (RM35). Okey la tu.
Gambar bawah: Bila hujan lebat, beginilah jadinya di Badau.
Indahnya panorama (gambar bawah): Gunung Tajam terletak di Kecamatan Badau iaitu di Dusun Air Pegantungan Desa ...
Indahnya panorama (gambar bawah): Gunung Tajam terletak di Kecamatan Badau iaitu di Dusun Air Pegantungan Desa ...
Malamnya selepas solat Isyak, aku sempat bertandang di sebuah kedai makan, walaupun jalanku masih terhencot-hencot.
"Oh, bapak salah urat setelah terjatuh rupanya." Kata seorang wanita penjual di kedai makan itu, setelah kami kenal mengenal.
"Di sini, ada sebuah pusat pengubatan. Siangnya aku jual nasi di sana. Ratusan orang tiap hari datang berubat di situ. Berbaris menunggu giliran, sejak subuh sampai hampir senja. Pak Dukun terkenal, bisa mengubati segala penyakit. Ada yang datang dari Jakarta, Pontianak dan seluruh Kalimanan, seata-mata untuk berubat.
"Kalau sakit gaya bapak ini, sekali sembur air jampi, baik terus.. tidak terjengkot-jengkot lagi. Aku yakin 100%, baik!" Jelasnya dengan yakin sungguh-sungguh.
"Sakit apa lagi, yang ramai orang berubat di situ?" Aku tanya.
"Itu, wanita separuh umur itu.." Ditunjuki seorang wanita sedang berjalan di luar kedainya, "Dia datang dari Jakarta. Sebelum itu kakinya bengkak.. besar. Lihat sekarang sudah biasa dan bisa berjalan, tidak tersangkut-sangkut lagi!"
Aku mula yakin sikit-sikit. Rasanya mahu cuba berubat di situ besok pagi.
Dia menyambung kata, "Ada yang sakit lumpuh, bisa baik. Ada yang kesurupan, bisa baik. Bahkan dikatakan, ada yang bisu bisa bercakap semula, di situ juga. Bahkan yang pekak pun bisa mendengar..." Jelasnya lagi.
Di sini, hatiku berbisik, "..kempen yang berlebihan, membuat aku tidak yakin dan kurang percaya lagi."
Besok, tak jadi aku berubat di situ. Aku ambil keputusan untuk pulang.. Ku tinjau-tinjau, baru ku tahu, nun di balik sana gunung tinggi itu, rupanya di sana bumi Sarawak, Lubuk Antu berada di sebelah sana.
Tapi, bagaimana, khabarnya tidak ada jalan rasmi pintas ke sana..
"Oh, bapak salah urat setelah terjatuh rupanya." Kata seorang wanita penjual di kedai makan itu, setelah kami kenal mengenal.
"Di sini, ada sebuah pusat pengubatan. Siangnya aku jual nasi di sana. Ratusan orang tiap hari datang berubat di situ. Berbaris menunggu giliran, sejak subuh sampai hampir senja. Pak Dukun terkenal, bisa mengubati segala penyakit. Ada yang datang dari Jakarta, Pontianak dan seluruh Kalimanan, seata-mata untuk berubat.
"Kalau sakit gaya bapak ini, sekali sembur air jampi, baik terus.. tidak terjengkot-jengkot lagi. Aku yakin 100%, baik!" Jelasnya dengan yakin sungguh-sungguh.
"Sakit apa lagi, yang ramai orang berubat di situ?" Aku tanya.
"Itu, wanita separuh umur itu.." Ditunjuki seorang wanita sedang berjalan di luar kedainya, "Dia datang dari Jakarta. Sebelum itu kakinya bengkak.. besar. Lihat sekarang sudah biasa dan bisa berjalan, tidak tersangkut-sangkut lagi!"
Aku mula yakin sikit-sikit. Rasanya mahu cuba berubat di situ besok pagi.
Dia menyambung kata, "Ada yang sakit lumpuh, bisa baik. Ada yang kesurupan, bisa baik. Bahkan dikatakan, ada yang bisu bisa bercakap semula, di situ juga. Bahkan yang pekak pun bisa mendengar..." Jelasnya lagi.
Di sini, hatiku berbisik, "..kempen yang berlebihan, membuat aku tidak yakin dan kurang percaya lagi."
Besok, tak jadi aku berubat di situ. Aku ambil keputusan untuk pulang.. Ku tinjau-tinjau, baru ku tahu, nun di balik sana gunung tinggi itu, rupanya di sana bumi Sarawak, Lubuk Antu berada di sebelah sana.
Tapi, bagaimana, khabarnya tidak ada jalan rasmi pintas ke sana..
No comments:
Post a Comment