Muslimah Finland
HELSINSKI: Finland mulai
menerima keberagaman dalam masyarakat. Sikap itu membuat Finland menjadi syurga bagi
para imigran Muslim. Harian Mesir dalam tajuknya menulis, imigran
Muslim kini berbondong-bondong menuju Finland.
Dorongan itu berawal dari kisah sukses imigran Muslim yang menetap di Finland. Kini, dianggarkan populasi Muslim di Finland mencapai 60 ribu jiwa. Mereka berasal dari Afghanistan, Aljazair, Cina, Mesir, Kosovo, India, Irak, Iran, Maroko, Arab Saudi, Syria, Tunisia, Turki, Pakistan, Somalia dan Sub-Sahara Afrika. "Imigran dari Somalia sendiri meningkat dua kali lipat dalam dua tahun terakhir," tulis harian Mesir.
Sayangnya, fenomena itu diiringi dengan isu tidak sedap, sekitar kedatangan Muslim. Sejumlah media massa Finland menyatakan kedatangan imigran Muslim merupakan indikasi tumbuhnya kelompok radikal di negara mereka.
Akhbar Finland, Halsingin Sanomat melaporkan sebahagian besar imigran Somalia yang datang merupakan buta huruf. Ada dugaan dari mereka merupakan anggota kelompok Al-Shabab. Mereka sengaja datang ke Finland untuk merekrut para pemuda bagi berperang melawan pemerintah Somalia.
"Beberapa imigran Muslim di Finland bepergian ke Pakistan atau Somalia untuk menghadiri kamp pelatihan jihad. Pemerintah Finland telah mengakui bahawa Somalia menyalahgunakan prosedur penyatuan keluarga untuk memfasilitasi perdagangan manusia," tulis akhbar itu.
Menanggapi isu tersebut, Kementerian Dalam Negeri Finlandia pada Desember 2010 menyatakan bahawa individu yang ketahuan melakukan tindakan teroris akan dipenjarakan. Polis Keamanan Finland (Supo) juga meminta parlemen Finland untuk mencairkan dana € 1.7 juta yang digunakan untuk mencegah perkembangan kelompok radikal di Finland.
Sebenarnya tidak mudah bagi imigram Muslim untuk segera berintegrasi dengan masyarakat Finland. Kondisi itu tidak terlepas dengan latar belakang imigran. Sebagai contoh saja, anak-anak Muslim di sekolah Finland dilarang untuk ambil bahagian dalam kegiatan seperti menyanyi dan menari lantaran aktiviti itu tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Kes lain misalnya, Tuija Rinne, seorang muallaf Finland yang mengajar di sebuah sekolah di Helsinki, terpaksa berhenti mengajar tentang Islam setelah orang tua Muslim menuduhnya tidak cukup Islam..
Komen weblog Ibnu Hasyim: Kalau Finkland boleh jadi syuarga umat Islam, mengapa negara-negara umat Islam lain yang kaya terutamanya, tidak jadi begitu. Apakah negara bukan Islam lebih baik layanannya dari negara yang mengaku Islam? (IH/ROL)
Dorongan itu berawal dari kisah sukses imigran Muslim yang menetap di Finland. Kini, dianggarkan populasi Muslim di Finland mencapai 60 ribu jiwa. Mereka berasal dari Afghanistan, Aljazair, Cina, Mesir, Kosovo, India, Irak, Iran, Maroko, Arab Saudi, Syria, Tunisia, Turki, Pakistan, Somalia dan Sub-Sahara Afrika. "Imigran dari Somalia sendiri meningkat dua kali lipat dalam dua tahun terakhir," tulis harian Mesir.
Sayangnya, fenomena itu diiringi dengan isu tidak sedap, sekitar kedatangan Muslim. Sejumlah media massa Finland menyatakan kedatangan imigran Muslim merupakan indikasi tumbuhnya kelompok radikal di negara mereka.
Akhbar Finland, Halsingin Sanomat melaporkan sebahagian besar imigran Somalia yang datang merupakan buta huruf. Ada dugaan dari mereka merupakan anggota kelompok Al-Shabab. Mereka sengaja datang ke Finland untuk merekrut para pemuda bagi berperang melawan pemerintah Somalia.
"Beberapa imigran Muslim di Finland bepergian ke Pakistan atau Somalia untuk menghadiri kamp pelatihan jihad. Pemerintah Finland telah mengakui bahawa Somalia menyalahgunakan prosedur penyatuan keluarga untuk memfasilitasi perdagangan manusia," tulis akhbar itu.
Menanggapi isu tersebut, Kementerian Dalam Negeri Finlandia pada Desember 2010 menyatakan bahawa individu yang ketahuan melakukan tindakan teroris akan dipenjarakan. Polis Keamanan Finland (Supo) juga meminta parlemen Finland untuk mencairkan dana € 1.7 juta yang digunakan untuk mencegah perkembangan kelompok radikal di Finland.
Sebenarnya tidak mudah bagi imigram Muslim untuk segera berintegrasi dengan masyarakat Finland. Kondisi itu tidak terlepas dengan latar belakang imigran. Sebagai contoh saja, anak-anak Muslim di sekolah Finland dilarang untuk ambil bahagian dalam kegiatan seperti menyanyi dan menari lantaran aktiviti itu tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Kes lain misalnya, Tuija Rinne, seorang muallaf Finland yang mengajar di sebuah sekolah di Helsinki, terpaksa berhenti mengajar tentang Islam setelah orang tua Muslim menuduhnya tidak cukup Islam..
Komen weblog Ibnu Hasyim: Kalau Finkland boleh jadi syuarga umat Islam, mengapa negara-negara umat Islam lain yang kaya terutamanya, tidak jadi begitu. Apakah negara bukan Islam lebih baik layanannya dari negara yang mengaku Islam? (IH/ROL)
No comments:
Post a Comment