Medan: Ratusan
pelarian suku Rohingya asal Myanmar turut merayakan hari raya Idul
Fitri di rumah penampungan, yang berlokasi di Jalan Jamin Ginting,
Medan. Mereka mengikuti Salat Id di Masjid Nurul Yaqi, tak jauh dari
tempat pengungsian.
Ahmad Zakir, salah satu pengungsi, mengaku merasakan kekhusukan Idul Fitri meskipun tak bersama keluarganya, yang masih berada di Myanmar. "Kami senang dapat merayakan Lebaran dengan tenang. Semuanya berjalan lancar," katanya saat berbincang dengan VIVAnews, Minggu 19 Ogos 2012.
Meski begitu, dia bersama pengungsi lainnya tak dapat menutupi kesedihan lantaran tidak dapat merayakan Idul Fitri bersama keluarga, yang berada di desa Buthie Dong. "Sudah dua tahun kami tidak dapat merayakan lebaran bersama keluarga. Bahkan kami kesulitan untuk mendapatkan khabar mereka di sana," Zakir menuturkan.
Ahmad Zakir mengaku menjadi orang yang beruntung dibandingkan ratusan pengungsi lainnya. Dia sempat berkomunikasi dengan saudara lelakinya di Myanmar melalui sambungan telefon untuk bersilaturahim. Namun sayang, dia belum sempat berbicara dengan kedua orang tuanya. Sambungan telepon dengan kakaknya hanya berlangsung sekitar dua minit. Tiba-tiba terputus dan tak dapat dihubungi kembali.
Sebagian besar pengungsi juga masih banyak yang belum berhasil mengontak keluarganya meskipun sudah mencoba menghubungi berkali-kali. "Tapi aku beruntung, teman lain masih banyak yang belum dapat menghubungi keluarganya," ucapnya.
Pengungsi Rohingya akan menikmati liburan lebaran ke beberapa tempat di kota Medan, ada pula yang menghabiskan waktu untuk beristirahat di penampungan. Sebagian besar memilih untuk bersilaturahmi dengan sesama suku Rohingya di tempat penampungan lainya di Medan.
(IH)
Ahmad Zakir, salah satu pengungsi, mengaku merasakan kekhusukan Idul Fitri meskipun tak bersama keluarganya, yang masih berada di Myanmar. "Kami senang dapat merayakan Lebaran dengan tenang. Semuanya berjalan lancar," katanya saat berbincang dengan VIVAnews, Minggu 19 Ogos 2012.
Meski begitu, dia bersama pengungsi lainnya tak dapat menutupi kesedihan lantaran tidak dapat merayakan Idul Fitri bersama keluarga, yang berada di desa Buthie Dong. "Sudah dua tahun kami tidak dapat merayakan lebaran bersama keluarga. Bahkan kami kesulitan untuk mendapatkan khabar mereka di sana," Zakir menuturkan.
Ahmad Zakir mengaku menjadi orang yang beruntung dibandingkan ratusan pengungsi lainnya. Dia sempat berkomunikasi dengan saudara lelakinya di Myanmar melalui sambungan telefon untuk bersilaturahim. Namun sayang, dia belum sempat berbicara dengan kedua orang tuanya. Sambungan telepon dengan kakaknya hanya berlangsung sekitar dua minit. Tiba-tiba terputus dan tak dapat dihubungi kembali.
Sebagian besar pengungsi juga masih banyak yang belum berhasil mengontak keluarganya meskipun sudah mencoba menghubungi berkali-kali. "Tapi aku beruntung, teman lain masih banyak yang belum dapat menghubungi keluarganya," ucapnya.
Pengungsi Rohingya akan menikmati liburan lebaran ke beberapa tempat di kota Medan, ada pula yang menghabiskan waktu untuk beristirahat di penampungan. Sebagian besar memilih untuk bersilaturahmi dengan sesama suku Rohingya di tempat penampungan lainya di Medan.
No comments:
Post a Comment