Monday, October 29, 2012

Jamaah Haji: Bolehkah Berdoa Di Maqam Baqi?


Jamaah haji di ruas Jalan Masjidil Haram, Makkah  
Jamaah haji di ruas Jalan Masjidil Haram, Makkah.

SESEORANG bertanya, semasa pergi haji bolehkah berdoa di makam Baqi?

Makam Rasulullah SAW, terdapat di sudut timur Masjid Nabawi dahulu pernah dinamakan Maqshurah. Setelah masjid itu diperluas, maka makam ini masuk di dalam bangunan Masjid Nabawi.  Pada bangunan ini terdapat empat buah pintu, iaitu pintu sebelah qiblat dinamai pintu At-taubah, pintu sebelah timur dinamai pintu Fatimah, pintu sebelah utara dinamai pintu Tahajjud, pintu sebelah barat ke Raudah, sekarang sudah ditutup.

Di dalam ruangan tui ada tiga makam, iaitu makam Rasulullah SAW, makam Abu Bakar As Shiddiq, dan makam Umar Ibnu Khattab RA. Jamaah haji akan kurang afdol kalau tidak berziarah ke pemakaman ini. Di sebelah timur masjid Nabawi, ada lokasi pemakaman yang dinamakan Makam Baqi. Ini adalah tanah kuburan untuk penduduk Madinah sejak zaman jahiliyah sampai sekarang. Jemaah haji yang meninggal di Madinah di makamkan di situ.
Di situ pula keluarga Rasulullah dimakamkan. Ummat Islam yang berhaji juga sering berziarah ke pemakaman ini. Sering disarankan, ketika hendak berziarah janganlah bertanya kepada petugas di sana, sebab mereka akan mengangkat bahu, seraya menjawab : Wallahu A`lam Bishawab…(hanya Allah yang tahu), sambil telunjuknya diacung-acungkan ke atas.

Di Baqi ini ada makam puteri Nabi SAW yakni Siti Fatimah, Imam Hassan, Imam Husein meski hanya kepala (cucu Nabi), Imam Ja`far Shadiq, Abbas bin Abdullah (paman Nabi), Halimatus Sa`diyah (ibu susu Nabi), serta seluruh isteri Nabi kecuali Siti Khadijah yang dimakamkan di Ma`la, Mekkah.

Putera dan puteri Nabi pun seluruhnya dimakamkan di sini. Mereka adalah Qasim, Abdullah, Ibrahim, Ruqayyah, Zainab, dan Umi Kaltsum. Umumnya para peziarah dari berbagai bangsa di dunia tidak yakin petugas pemakaman tidak tahu. Petugas pemakaman Baqi merupakan bahagian dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang menganut paham Wahabi, yang tidak mentoleransi dengan ziarah kubur. Mereka khawatir banyak Muslimin terjerumus jadi musyrik.

Ziarah kubur  sambil membaca doa-doa, apalagi disertai menangis, bagi paham Wahabi, termasuk bid’ah sehingga dilarang. Ini berbeda dengan kebiasaan peziarah dari Iran, Turki, India, Pakistan, Bangladesh dan Asia Tenggara. Ziarah kubur merupakan sebahagian dari kultur mereka.

Untuk menghindari ziarah itu pula, di belakang pintu masuk Baqi ada papan pengumuman dalam beberapa bahasa, mengingatkan agar para pengunjung tidak musyrik kerana memuja kubur. Misalnya memuja-muja kuburan, membawa tanah kuburan atau meminta-minta sesuatu kepada kuburan. Di tengah-tengah areal pemakaman yang terletak persis di sudut kanan Masjid Nabawi, petugas pemakaman senantiasa memperingatkan pengunjung agar tidak melakukan bid`ah. 

Kalau peziarah berkerumun di suatu kubur yang dianggap kuburan Siti Fatimah, misalnya, petugas segera menghalau. Apalagi kalau jamaah itu berdoa sambil menangis di kuburan. Yang menarik adalah peziarah asal Iran penganut Syiah. Mereka berdoa dengan cara khas, dengan suara kuat berdoa di sisi kuburan yang diyakini sebagai kuburan isteri-isteri Nabi SAW. 

Mereka seakan tidak peduli petugas pemakaman yang menghimbau agar tidak berkerumun di kuburan sambil berdoa. Alasan itulah yang membuat petugas tidak akan memberi petunjuk soal kuburan itu. Kerana itu, peziarah terutama jamaah haji sebaiknya meminta bantuan petugas bimbingan ibadah terlebih dahulu. (IH)

No comments:

Post a Comment