PERKAHWINAN awalnya diharapkan indah tetapi kemudiannya makin dingin, jarang
intim. Masalah demi masalah muncul, hingga di ambang perceraian Sebuah
pengakuan mengejutkan terlontar dari mulut isteri. Ia mengaku
dihantui masa lalunya, pernah diperkosa semasa remaja.
Suami, yang tidak disebut namanya demi alasan perundangan, memaksa isterinya menyebutkan pelaku. Maka terlontarlah nama seorang lelaki bernama Andrew Mars. Dalam perbicaraan, yang terdakwa ialah Mars. Mangsa mengaku menyebut nama terdakwa atas paksaan suaminya.
"Saya tidak mahu memberi tahu nama pelaku, bimbang apa yang akan suami saya lakukan padanya," kata perempuan yang diperkosa, tidak disebut namanya itu di depan juri di Mahkamah Maidstone Crown.
Benar, suaminya yang tidak dapat terima perlakuan itu, lalu menggerodek situs jejaring sosial Facebook, menghubungi teman-teman lama isterinya itu. Setelah beberapa lama, menghubungi sejumlah nama, dia akhirnya dapat juga nombor telefon Mars.
Setelah dapat hubungi Mars, lelaki emosional itu datang ke rumah Mars. "Lalu memukul terdakwa," kata jaksa Isobel Ascherson.
Tertdakwa dilaporkan kepada polis atas tuduhan pemerkosaan. Memang mangsa perkosa itu mengaku awalnya tidak mahu melapor, tetapi suaminya memaksa.
"Suami saya kata, saya perlu lapor polis, jika tidak ia akan dituntut dalam kes serangan," demikian pengakuan mangsa dalam sidang mahkamah.
Mars, dari Bockenham House, The Fairway, Rochester, membantah tuduhan perkosaan dan perbuatan tidak senonoh yang dilakukan antara Februari dan Mac 2001, lebih 10 tahun lalu. Terungkap di mahkamah, masa itu Mars membuka sebuah kedai di Chatham High Street, yang sering dikunjungi pelajar-pelajar sekolah.
Masa itu Mars berusia 27 tahun dan sudah berkahwin, digambarkan sebagai sosok yang "bersahabat, ramah dan kacak." Jaksa Ascherson mengatakan, hubungan Mars dan mangsa waktu itu masih remaja, makin jauh, dengan pelukan dan ciuman bibir.
"Merekapun makin sering bertemu, kerana Mars selalu menjemput remaja itu masa turun dari bus sekolah," kata Isobel Ascherson.
Tidak lama sebelum ulang tahun mangsa, Mars dituduh mengajak perempuan itu ke sebuah lorong mati di Brook, merapat ke dinding dan memperkosa atau merogolnya. Mangsa yang takut-takut pulang ke rumah tidak memberi tahu siapa, tentang peristiwa mengerikan itu. Hingga tahun lalu, akhirnya dia mengaku di depan suaminya.
Facebook
Menggunakan Facebook dan jejaring sosial lain untuk membongkar pelaku kejahatan, terutama kejahatan seksual, adalah berita yang jarang didengar. Kebanyakan yang terjadi, mangsa pemerkosaan dan pelecehan, adalah kerana terjerat.
Seperti dimuat Daily Mail 4 Oktober 2012, pihak polis di Amerika Syarikat mengeluarkan peringatan soal keamanan internet pasca penangkapan seorang lelaki19 tahun didakwa memperkosa seorang gadis berusia 13 tahun yang ditemuinya di Facebook. Penyelidik di North Carolina, AS, menangkap Robert Weaver pada Selasa pagi.
Penyelidikan mengungkap, Weaver punya 1,200 teman di Facebook, majoriti remaja puteri. Facebook dan situs jejaring sosial juga adalah lahan empuk atau tanah subur bagi para pedofil.
“Jutaan pengguna mendaftar ke situs media sosial seperti Facebook setiap hari,” kata Jaksa Agung South Carolina, Alan Wilson.
Dengan wajah terpampang di jejaring sosial melekat setiap nama, itu menjadi syurga bagi predator.
“Facebook, ibarat gergaji, dapat menjadi alat berguna di tangan orang yang tepat," kata Wilson. “Tapi, di tangan orang yang tidak memahami kekuatannya, itu menjadi senjata yang mematikan.” (Sumber: IH/Mirror.co.uk, Telegraph)
Lihat sebelum ini..
E-Buku IH-55: Bongkar Penipuan Dalam Internet
Suami, yang tidak disebut namanya demi alasan perundangan, memaksa isterinya menyebutkan pelaku. Maka terlontarlah nama seorang lelaki bernama Andrew Mars. Dalam perbicaraan, yang terdakwa ialah Mars. Mangsa mengaku menyebut nama terdakwa atas paksaan suaminya.
"Saya tidak mahu memberi tahu nama pelaku, bimbang apa yang akan suami saya lakukan padanya," kata perempuan yang diperkosa, tidak disebut namanya itu di depan juri di Mahkamah Maidstone Crown.
Benar, suaminya yang tidak dapat terima perlakuan itu, lalu menggerodek situs jejaring sosial Facebook, menghubungi teman-teman lama isterinya itu. Setelah beberapa lama, menghubungi sejumlah nama, dia akhirnya dapat juga nombor telefon Mars.
Setelah dapat hubungi Mars, lelaki emosional itu datang ke rumah Mars. "Lalu memukul terdakwa," kata jaksa Isobel Ascherson.
Tertdakwa dilaporkan kepada polis atas tuduhan pemerkosaan. Memang mangsa perkosa itu mengaku awalnya tidak mahu melapor, tetapi suaminya memaksa.
"Suami saya kata, saya perlu lapor polis, jika tidak ia akan dituntut dalam kes serangan," demikian pengakuan mangsa dalam sidang mahkamah.
Mars, dari Bockenham House, The Fairway, Rochester, membantah tuduhan perkosaan dan perbuatan tidak senonoh yang dilakukan antara Februari dan Mac 2001, lebih 10 tahun lalu. Terungkap di mahkamah, masa itu Mars membuka sebuah kedai di Chatham High Street, yang sering dikunjungi pelajar-pelajar sekolah.
Masa itu Mars berusia 27 tahun dan sudah berkahwin, digambarkan sebagai sosok yang "bersahabat, ramah dan kacak." Jaksa Ascherson mengatakan, hubungan Mars dan mangsa waktu itu masih remaja, makin jauh, dengan pelukan dan ciuman bibir.
"Merekapun makin sering bertemu, kerana Mars selalu menjemput remaja itu masa turun dari bus sekolah," kata Isobel Ascherson.
Tidak lama sebelum ulang tahun mangsa, Mars dituduh mengajak perempuan itu ke sebuah lorong mati di Brook, merapat ke dinding dan memperkosa atau merogolnya. Mangsa yang takut-takut pulang ke rumah tidak memberi tahu siapa, tentang peristiwa mengerikan itu. Hingga tahun lalu, akhirnya dia mengaku di depan suaminya.
Menggunakan Facebook dan jejaring sosial lain untuk membongkar pelaku kejahatan, terutama kejahatan seksual, adalah berita yang jarang didengar. Kebanyakan yang terjadi, mangsa pemerkosaan dan pelecehan, adalah kerana terjerat.
Seperti dimuat Daily Mail 4 Oktober 2012, pihak polis di Amerika Syarikat mengeluarkan peringatan soal keamanan internet pasca penangkapan seorang lelaki19 tahun didakwa memperkosa seorang gadis berusia 13 tahun yang ditemuinya di Facebook. Penyelidik di North Carolina, AS, menangkap Robert Weaver pada Selasa pagi.
Penyelidikan mengungkap, Weaver punya 1,200 teman di Facebook, majoriti remaja puteri. Facebook dan situs jejaring sosial juga adalah lahan empuk atau tanah subur bagi para pedofil.
“Jutaan pengguna mendaftar ke situs media sosial seperti Facebook setiap hari,” kata Jaksa Agung South Carolina, Alan Wilson.
Dengan wajah terpampang di jejaring sosial melekat setiap nama, itu menjadi syurga bagi predator.
“Facebook, ibarat gergaji, dapat menjadi alat berguna di tangan orang yang tepat," kata Wilson. “Tapi, di tangan orang yang tidak memahami kekuatannya, itu menjadi senjata yang mematikan.” (Sumber: IH/Mirror.co.uk, Telegraph)
Lihat sebelum ini..
E-Buku IH-55: Bongkar Penipuan Dalam Internet
No comments:
Post a Comment