Ungkap Rahsia Yang Maha Agung
PHOTOGRAPHER, Irina Kozorog, mengabadikan serangga lebah ini, semasa berusaha
mengambil sari buah raspberry dengan menggunakan kamera makro di
kebunnya. Kita pinjam gambarnya untuk dilihat kebesaran Allah SWT Penciptanya...
Jom kita renung serangga lebah ini dalam prespektif Al-Quran..
Dan Tuhan-mu mewahyukan kepada lebah... (QS. An Nahl: 68)
Kromosom Lebah
Jika
penentuan jenis kelamin (Sex Determination) pada manusia menggunakan
kromosom X dan Y, maka berbeda dengan lebah. Jenis kelamin lebah
ditentukan oleh jumlah kromosomnya. Genom lebah terdiri dari 16 kromosom
(
Gambar 1), lebah betina memiliki 16 kromosom (haploid=n) sedangkan
lebah jantan memiliki 32 kromosom (diploid=2n).
Gambar 1. Posisi 16 genom kromosom lebah (Sumber: Genomebiology).
Keajaiban yang nampak
adalah jumlah genom lebah tersebut menunjukkan nombor surat An Nahl
(Lebah) yang ada di dalam Al Qur'an. Surat ini memiliki 128 ayat yang
merupakan hasil perkalian divisible dari (16/2)X(32/2)=128. Selanjutnya,
lebah yang betina merupakan lebah pekerja yang mencari makan bagi
koloninya.
Dalam Al Qur'an surat 69 penggunaan kata ganti lebah
menggunakan kata ganti femina. Perhatikan ayat yang berwarna merah
berikut:
- ثُمَّ كُلى مِن كُلِّ الثَّمَرٰتِ فَاسلُكى سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخرُجُ مِن بُطونِها شَرابٌ مُختَلِفٌ أَلوٰنُهُ فيهِ شِفاءٌ لِلنّاسِ ۗ إِنَّ فى ذٰلِكَ لَءايَةً لِقَومٍ يَتَفَكَّرونَ
- Kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempulah jalan Tuhan-mu
yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnannya, di dalamnya terdapat ubat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
memikirkan (QS. An Nahl: 69)
Keunikan
lain dari genom lebah nampak dari panjang nukleotida DNA mitokondrianya
(mtDNA) yang berjumlah 16,343nt yang jika dibulatkan akan menjadi 16
(Gambar 2).
Gambar
2. Genom mitokondria lebah madu (Apis mellifera). Lingkaran merah
menunjukkan panjang nukleotida (nt) mitokondria lebah (Sumber: http://www.ncbi.nlm.nih.gov)
Tarian Lebah
Lebah perlukan nektar (cairan pada bunga sebelum menjadi madu) untuk
makananya. Setiap koloni memiliki lebah pemandu untuk mencari bunga.
Penentuan lokasi bunga perlukan tarian yang berfungsi untuk memanggil
lebah lainnya. Lebah pemandu mulai menari di tengah-tengah sarang
dengan menggoyangkan badannya. Sukar dipercaya, tapi gerakan dalam
tarian ini memberikan lebah-lebah lain informasi tentang lokasi sumber
bunga.
Misalnya, jika tarian berupa garis lurus ke arah bahagian atas
sarang, maka sumber makanan tepat mengarah ke arah matahari. Jika bunga
berada pada arah sebaliknya, lebah akan membuat garis ke arah tersebut.
Jika lebah menari ke arah kanan, maka ini menunjukkan sumber bunga
berada tepat sembilan puluh derajat ke arah kanan. Tetapi ada
satu pertanyaan, lebah menjelaskan arah tersebut berdasarkan posisi
matahari, padahal posisi matahari terus berubah.
Setiap empat minit
matahari bergeser satu derajat ke barat, faktor yang mungkin menurut
anggapan orang diabaikan lebah dalam penentuan arah ini. Tapi,
pengamatan menunjukkan lebah-lebah ini juga perhitungkan
pergerakan matahari. Ketika lebah pemandu memberitahu arah lokasi bunga,
dalam setiap empat minit, sudut yang mereka beritahukan juga bertambah
satu derajat ke barat. Berkat perhitungan yang luar biasa ini, para
lebah tidak pernah tersesat (Gambar 3).
Gambar 3. Tarian lebah (Barth, 1982)
Lebah pemandu tidak hanya
menunjukkan arah sumber bunga, tetapi juga jarak ke tempat tersebut.
Lama waktu tarian dan jumlah getaran memberi petunjuk kepada lebah-lebah
lain tentang jarak ini secara akurat (Gambar 4). Mereka membawa
perbekalan sari-sari makanan yang sekedar cukup untuk menempuh jarak
ini, dan kemudian memulai perjalanan (Harun Yahya).
Gambar 4. Grafik korelasi antara kecepatan tarian lebah dengan jarak makanan (Sumber: NC State University).
Arkitek Ulung
Lebah
madu hidup sebagai koloni dalam sarang yang mereka bangun dengan sangat
teliti. Dalam tiap sarang terdapat ribuan kantung berbentuk heksagonal
atau segi enam yang dibuat untuk menyimpan madu. Tapi, pernahkah kita
berfikir, mengapa mereka membuat kantung-kantung dengan bentuk
heksagonal?
Para ahli matematik mencari jawaban atas pertanyaan
ini, dan setelah melakukan perhitungan yang panjang dihasilkanlah
jawaban yang menarik! Cara terbaik membangun gudang simpanan dengan
kapasiti terbesar dan menggunakan bahan bangunan sesedikit mungkin
adalah dengan membuat dinding berbentuk heksagonal.
Mari kita
bandingkan dengan bentuk-bentuk lain. Andaikan lebah membangun
kantung-kantung penyimpan tersebut dalam bentuk tabung, atau seperti
prisma segitiga, maka akan terbentuk celah kosong di antara kantung satu
dan lainnya, dan lebih sedikit madu tersimpan di dalamnya. Kantung madu
berbentuk segitiga atau persegi bisa saja dibuat tanpa meninggalkan
celah kosong.
Tapi di sini, ahli matematik menyedari satu hal
terpenting. Dari semua bentuk geometris tersebut, yang memiliki keliling
paling kecil adalah heksagonal. Kerana alasan inilah, walaupun
bentuk-bentuk tersebut menutupi luasan areal yang sama, material yang
diperlukan untuk membangun bentuk heksagonal lebih sedikit dibandingkan
dengan persegi atau segitiga.
Singkatnya, suatu kantung heksagonal
adalah bentuk terbaik untuk memperoleh kapasiti simpan terbesar, dengan
bahan baku lilin dalam jumlah paling sedikit.Hal lain yang
mengagumkan tentang lebah madu ini adalah kerjasama di antara mereka
dalam membangun kantung-kantung madu ini. Bila seseorang mengamati
sarang lebah yang telah jadi, mungkin ia berpikir bahawa rumah tersebut
terbangun sebagai blok tunggal.
Padahal sebenarnya, lebah-lebah memulai
membangun rumahnya dari titik yang berbeda-beda. Ratusan lebah menyusun
rumahnya dari tiga atau empat titik awal yang berbeda. Mereka
melanjutkan penyusunan bangunan tersebut sampai bertemu di
tengah-tengah. Tidak ada kesalahan sedikitpun pada tempat di mana mereka
bertemu.
Lebah juga menghitung besar sudut antara rongga satu
dengan lainnya pada saat membangunkan rumahnya. Suatu rongga dengan rongga
di belakangnya selalu dibangun dengan kemiringan tiga belas derajat dari
bidang datar. Dengan begitu, kedua sisi rongga berada pada posisi
miring ke atas. Kemiringan ini mencegah madu agar tidak mengalir keluar
dan tumpah
Melihat yang tercipta, barulah dapat mengenal kehebatan Pencipta. (IH/Harun Yahya, Dll.)
Liht sebelum ini...
E-Buku IH-22: Ungkap Rahsia Yang Maha Agung