Ada juga satu tempat bernama Pantai Zandvoort, di Harlem Belanda. Yang namanya dipakai untuk Pantai Zandvoor di Jakarta, nama ini amat sulit bagi lidah orang Betawi kemudian nama ini dikenal ‘Pantai Sampur’. Di Pantai Sampur inilah berdiri Yatch Club. Wilayah Zandvoor sudah ada sejak 1720-an namun masih amat sepi, dulu hutan Ancol masih menjadi pantai yang banyak monyetnya.
Di wilayah Zandvoort inilah cetak biru kampung nelayan Volendam direncanakan. Dari Zandvoort juga terdapat hulu segala hulu kanal. Jakarta atau Batavia akan dibangun mirip Amsterdam dengan banyak kanal-kanalnya. Di tahun 1720-an untuk menuju wilayah Gambir dari Pantai tak naik kuda tapi lebih banyak naik kapal yang berlayar pada sebuah kanal. Kanal-kanal itu masih tersisa kini di Jalan Gadjah Mada dan Jalan Hayam Wuruk.
Pada tahun tahun 1964, Bung Karno memerintahkan Henk Ngantung membuat satu konsep kota Pantai yang mirip Copacabana di wilayah hutan monyet Ancol. Henk menyanggupi perintah Bung Karno, atas rekomendasi dari kawan Henk, Djumatidjin maka Henk memanggil salah seorang jurutera muda cerdas iaitu Tjiputra. Dari tangan Tjiputra inilah kemudian Ancol berkembang amat pesat.
Sampai sekarang Volendam adalah kota Nelayan terindah di dunia, menyedut ratusan ribu turis setiap tahun. Namun di Indonesia tak ada sama sekali kampung nelayan yang indah dan tertata, apakah anda pernah ke Muara Karang? disana pasar dan tempatnya amat semrawut dan bau. Padahal Muara Karang boleh dibangun seperti Volendam yang rapi dan bersih. (IH)
No comments:
Post a Comment