Wednesday, March 06, 2013

Siapa 'Penjahat' Dalam Konflik Lahat Datu Ini?

Pasukan Malaysia mengepung desa di Sabah yang dikuasai Kesultanan Sulu
Komen Dari Indonesia..
'Konflik Sulu di Sabah Kian Meluas'

KONFLIK bersenjata antara pasukan Kesultanan Sulu dan tentara Malaysia terus terjadi hingga Minggu malam lalu. Puluhan korban dilaporkan tewas, warga setempat dan tentara Malaysia mewaspadai masuknya orang-orang Kesultanan Sulu ke berbagai daerah di Sabah.

Konflik yang awalnya terisolir di Lahad Datu, kini meluas hingga ke wilayah Semporna yang jaraknya terpaut 300 kilometer. Konflik itu menambah panjang daftar korban tewas dari kedua kubu. Menurut Minda News, sebuah kantor berita di Mindanao, korban telah mencapai 27 orang. Sebanyak 14 di antaranya adalah orang Sulu, tujuh tentara Malaysia, seorang pemilik rumah tempat Agbimuddin tinggal di desa Tanduo, dan Imam Maas dan keempat putranya.

Korban terakhir tewas di desa pesisir Simunul, Semporna, pada Sabtu lalu. Tidak ada media Malaysia yang memberitakan perihal kematian imam Maas dan keempat putranya. Media di Filipina ABS-CBN News memberitakan, Imam Maas ditembak tentara Malaysia karena diduga membantu dua kerabat Kesultanan Sulu, yaitu Datu Alianapia Kiram, adik Sultan, dan Datu Amer Bahar Kiram, keponakan Sultan.

Menurut juru bicara Sulu, Abraham Idjirani, keduanya memang telah tinggal selama bertahun-tahun di Sabah dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan pendudukan Lahad Datu yang dipimpin Raja Muda Agbimuddin Kiram.

Idjirani mengatakan, untuk mencari anggota keluarga Kesultanan Sulu, kepolisian Malaysia menggunakan dalih pemeriksaan pendatang ilegal dari Filipina. Polisi Malaysia memasuki rumah-rumah warga dengan paksa dan sampai ke rumah imam Maas. Imam yang berasal dari Filipina ini mengaku melayani kedua Datu, nyawanya pun dihabisi.

Akibat pembunuhan ini, warga desa yang kebanyakan warga pendatang dari Filipina marah. Mereka menyerbu kantor polisi di Semporna pada Sabtu malam. The Star menuliskan, lima orang polisi Malaysia tewas saat memasuki desa tersebut. Idjirani mengatakan, seorang pejabat tinggi militer Malaysia, seorang anggota  polisi dan seorang pejabat sipil dilaporkan disandera.

Alim Hashim Mudjahab, ketua Komite Dewan Islam Front Pembebasan Islam Moro (MNLF) dilansir Inquirer membenarkan pernyataan Idjirani. Menurutnya, para pendukung Kesultanan Sulu menyerbu pos polisi dan membebaskan lebih dari 100 orang Muslim Filipina yang ditahan sejak konflik pecah Jumat
lalu.

Konflik meluas ke Tawau, daerah sekitar 84km dari Semporna. Mudjahab mengatakan bahwa orang-orang Kesultanan Sulu menyerang konvoi truk militer Malaysia dengan melemparkan dinamit yang biasa dipakai untuk memancing ikan.

"Ketika kita berbicara saat ini (Minggu), ketegangan tersebar hingga Sandakan dan ada laporan bahwa warga asal Tausug (Moro, Filipina) yang tinggal di Kota Kinabalu siap melawan tentara Malaysia," kata Mudjahab.

"Penjahat dalam konflik ini adalah pemerintah Malaysia. Bukan Kesultanan Sulu yang meningkatkan konflik, tapi pemerintah Malaysia. Jika saja polisi Malaysia menunjukkan toleransi, belas kasihan, mereka seharusnya tidak melakukan tindakan ini," ujar Idjirani.

Menanggapi banyaknya perlawanan dari masyarakat, Kesultanan Sulu berlepas diri. Idjirani mengatakan, kemarahan warga itu adalah karena penyerbuan tentara Malaysia ke desa mereka. Padahal, warga Filipina di tempat itu sama sekali tidak terlibat pendudukan di Lahad Datu.

"Ini adalah upaya tidak terorganisir dari rakyat, yang tidak bisa lagi terima perlakuan pemerintah Malaysia terhadap mereka sejak tahun 1982," kata Idjirani.

Pemerintah Malaysia enggan disalahkan. Menurut versi mereka, lima orang polisi Malaysia terbunuh saat mencari sekelompok pasukan Sulu bersenjata yang masuk wilayah itu.

Menurut laporan polisi Malaysia ada sekitar 10 orang bersenjata dari Sulu yang terlihat berkeliaran di wilayah Kunak pada Sabtu malam lalu. Sebanyak 10 orang ini diketahui memasuki desa Long Malor dan desa Dasar Lama di Kunak.

Menurut Zulkifeli, pasukan Sulu ini datang menggunakan perahu kecil dari pulau Sibutu, sekitar 25 menit dari Semporna, beberapa minggu lalu. Itulah mengapa pasukan Malaysia sulit mendeteksi kedatangan mereka ini.

"Mereka datang menggunakan pakaian sipil, masuk ke Sabah, berkumpul dan mengganti ke seragam militer mereka. Kami menemukan dua tas berisi pakaian sipil," kata dia.

Malaysia siaga


Idjirani mengatakan bahwa saat ini banyak orang Sulu yang berangkat dari Basilan, Sulu, Tawi-tawi dan Semenanjung Samboanga telah masuk ke Malaysia. Mereka, kata dia, telah berada di Sabah dan ikut menyaksikan pemakaman para pengikut Agbimuddin yang tewas.

Masuknya para pengikut Kesultanan Sulu ini juga tercium oleh tentara Malaysia yang langsung menambah pasukannya di Sabah. Dua batalion dikirimkan ke Semporna dan Kunak.

Warga di Sabah juga meningkatkan kewaspadaan mereka. Pemerintah Sabah meminta seluruh wilayah untuk menerapkan siskamling dan mencurigai setiap orang yang tidak dikenal. Di antara yang menerapkan kesiagaan penuh adalah kota Marudu, Pitas dan Kudat di sebelah utara Sabah.

Bahkan di Pitas dan Kudat, polisi-polisi tidak diperbolehkan mengambil cuti atau liburan untuk ikut mengamankan desa. Selama 24 jam sehari, kota-kota di Sabah akan dijaga dengan ketat oleh warga dan polisi.

Situs berita Free Malaysia Today menuliskan bahwa beberapa pesawat tempur Malaysia terlihat diluncurkan dari Bandara Internasional Kota Kinabalu sepekan terakhir ini.

Kehadiran polisi dan militer di beberapa wilayah tidak juga mampu meredam ketakutan warga Sabah. Rumah-rumah di Semporna kosong setelah bentrokan Sabtu. Warga memilih mengungsi ke tempat aman. Warga yang memilih tinggal, tidak berani menyalakan lampu malam-malam. 


"Sekarang warga desa mematikan lampu lebih dini, khawatir nyala lampu malah mengundang orang asing dari laut ke rumah mereka," kata seorang warga Kinabalu, Siti, yang memiliki orangtua di Semporna.

Warga tidak ingin kecolongan. Sebelumnya, dengan percaya diri, tentara Malaysia mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Namun yang terjadi sebaliknya, bentrokan pecah Jumat lalu dan menewaskan beberapa orang. Warga semakin kaget mendengar laporan orang-orang Sulu berada di beberapa tempat, tidak hanya di Lahad Datu.

Berbicara di Manila, Sultan Jamalul Kiram III mengatakan bahwa ada sekitar 400 orang mereka di Sabah. Ini jauh sekali dari pernyataan Malaysia yang mengatakan bahwa hanya ada 130 orang Sulu, pria dan wanita di Tanduo.

Seruan perdamaian
 
 
Takbirr : Gambar Terbaik dari YDP PAS Semporna..  
{Kes Lahad Datu} Berani Tanggung Risiko..Takbir
Pimpinan PAS Semporna berani tanggung risiko turun ke kawasan kejadian untuk mengetahui lebih dekat lagi keadaan semasa [3 gambar]

YDP PAS Semporna menyampaikan sedikit sumbangan sebagai tanda berterima kasih kepada Pasukan Keselamatan yang sedang bertugas menjaga keselamatan di Semporna

Bahaya tiada dalam kamus hidup pejuang PAS

Pemerintah Filipina Sabtu pekan lalu kembali mendesak Kesultanan Sulu menarik pasukannya di Sabah. "Menyerah sekarang, tanpa syarat," kata Presiden Benigno Aquino.

Filipina menegaskan bahwa permasalahan ini harus diselesaikan dengan negosiasi di tanah air. Pemerintahan Aquino juga menekankan bahwa mereka tidak mengabaikan klaim Kesultanan Sulu atas Sabah.

"Tidak pernah sekalipun kami mengabaikan klaim mereka. Kami tahu bahwa keluarga Kiram mengklaim Sabah dan kami tidak merendahkannya," kata Sekretaris Komunikasi Strategis Istana Malacanang Ricky Carandang kepada Radyo Inquirer kemarin.

Seruan untuk berdamai juga datang dari berbagai organisasi Muslim di Filipina. Salah satunya adalah Komisi Nasional Warga Muslim Filipina (NCMF) yang menyerukan seluruh pihak di Filipina dan Malaysia untuk menahan diri dan melakukan langkah diplomatis tanpa kekerasan.

Ketua Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), Nur Misuari, mengatakan bahwa kedua pihak harus berkepala dingin dan segera menyudahi pertumpahan darah. Dia juga menyerukan pada Perdana Menteri Malaysia Najib Razak untuk berhenti mengirimkan pasukannya dan merendahkan suaranya dalam menghadapi masalah ini.

Untuk Sultan Sulu, Misuari menghimbau untuk tidak membuat situasi bertambah parah dengan komentar-komentarnya. "Kita harus berbicara seperti layaknya saudara," kata dia.

Institut Al Qalam untuk Identitas Islam dan Dialog di Asia Tenggara, sebuah organisasi di Universitas Davao, menyerukan dihentikannya kekerasan di Sabah. Institusi ini mengingatkan bahwa hidup dalam Islam berarti hidup damai.

"Wujud paling tinggi dari jihad adalah jihad melawan diri kita sendiri dan keinginan-keinginan kita. Sekarang waktunya untuk berbicara perdamaian. Jika kita tidak melakukan ini, maka kita akan mengulang kesalahan yang sama," tulis pernyataan Al Qalam.(
IH/Denny Armandhanu)

Tambahan   
Rentetan Serangan Ke Atas Pencerobohan Lahad Datu  
Penceroboh berjaya ditewaskan, kata sumber polis
Pasukan keselamatan telah melancarkan serangan ke atas kumpulan penceroboh bersenjata di Kampung Tanduo, Lahad Datu pada jam 7 pagi ini.

LAPORAN LANGSUNG

11.35am: The Star yang memetik sumber polis melaporkan, kumpulan penceroboh bersenja di Kampung Tanduo berjaya ditewaskan sepenuhnya. Ia tidak melibatkan sebarang kemalangan jiwa pasukan kita, lapor laman itu.

1125am: Satu-satunya stesen minyak di kawasan Felda Sabahabt kehabisan petrol. Kawasan itu terletak kira-kira 15km dari Kampung Tanduo yang menjadi medan pertempuran.

11.10am: Bercakap dalam satu akhbar, Ketua Polis Negara, Tan Sri Ismail Omar berkata operasi masih berjalan dan pihak keselamatan yang terdiri daripada anggota PDRM dan tentera mendapat tentangan dalam bentuk beberapa das tembakan yang dilepaskan oleh pihak musuh.

Katanya, ketika ini pasukan keselamatan sedang menjalankan pengeledahan terhadap beberapa buah rumah di kampung tersebut. Ketika sidang akhbar itu diadakan, beliau berkata, setakat ini tidak ada kehilangan nyawa di pihak keselamatan di pihak PDRM dan tentera.

11.02am: Pekerja ladang kelapa sawit dilihat berkumpul di bawah satu pondok sementara. Mereka diminta menangguhkan tugas sementara polis memperluaskan kawalan di sekeliling ladang tersebut yang terletak hampir dengan kawasan pertempuran

Turut bersama pekerja tersebut ialah seorang penduduk, Sabri Abdullah, 49, yang tidak dapat pulang disebabkan kawalan polis.

"Saya menunggu untuk pulang sejak pagi ini. Saya lapar dan tidak ada makanan," katanya kepada Malaysiakini. Tambahnya, mereka orang miskin dan tidak mempunyai wang dan terpaksa menyediakan makanan sendiri.

11am: Datuk Seri Najib Razak berkata operasi besar-besaran hari ini bermula dengan serangan udara menggunakan pesawat TUDM, serangan mortar dan diikuti serangan oleh pasukan tentera darat dan polis.

"Kita bermula dengan serangan udara melalui pesawat TUDM diikuti dengan kekuatan mortar dan pada saat saya sedang berucap ini, pasukan tentera darat dan anggota polis, dalam kereta dengan anggota yang mengikuti dibelakang sedang melakukan tindakan untuk memberkas, menumpas pasukan yang telah melanggar kedaulatan negara,"katanya.

Menurutnya, tindak tanduk "yang berhemah" tersebut, pada awalnya tidak ada niat lain melainkan untuk tidak membenarkan setitik darah tertumpah di bumi Sabah, sama ada rakyat Malaysia atau kumpulan yang menceroboh.

"Namun umat dukacita, niat murni kita telah dibalas dengan tembakan dengan sangat kejam yang dilakukan kepada pasukan polis kita," katanya dalam satu majlis di Bukit Jalil.

Beliau juga menyelar golongan yang tergamak mengatakan bahawa kejadian pencerobohan oleh kumpulan bersenjata di Lahad Datu sebagai “sandiwara”.

Tanpa menamakan individu berkenaan, Najib berkata tindakan itu merupakan "perbuatan yang keji" oleh orang yang “tak ada isi perut”.

"Ada orang yang tergamak bahawa ini satu sandiwara. Saya tak tahu nak kata apa kepada manusia yang tergamak cakap begitu.
"Tak ada isi perut. Ini satu perbuatan yang keji... Kita perlu tolak orang seperti ini," kata Najib

10.57am: Polis memperluaskan kawalan dari kawasan konflik ke kawasan luar dan menutup semua pintu masuk ke Kampung Tanduo.

Anggota polis dengan raifal dilihat mengambil kedudukan di kawasan ladang sawit sebagai persediaan untuk menghadapi penceroboh yang lolos.

10.45am: Media Filipina melaporkan jurucakap presiden negara itu Benigno Aquino berkata Manila melakukan apa yang termampu untuk mengelakkan situasi di Sabah berakhir dengan keganasan.

“Kami melakukan semua yang kami mampu untuk mengelakkannya, namun akhirnya orang (Jamalul) Kiram memilih jalan ini,” kata Setiausaha Ricky Carandang.

10.43am: Kedutaan Filipina di Kuala Lumpur mendedahkan satu pertemuan diadakan pada malam tadi di antara setiausaha luar negaranya Albert F del Rosario, menteri luar Malaysia Datuk Seri Anifah Aman dan menteri pertahanan Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi.

Pertemuan di Kuala Lumpur itu bagi membincangkan langkah untuk penyelesaian aman berhubung situasi di Lahad Datu.

10.17am: Memetik laporan dari ANC News Channel, InterAksyon.com melaporkan bahawa bom telah digugurkan kira-kira satu kilometer jauhnya dari kubu Azzimudie Kiram dan orang-orangnya.

Azzimudie berkata pihaknya tidak pasti sama ada bom tersebut mensasarkan mereka atau pengikut mereka, tetapi mereka kekal selamat dan bersedia untuk bertempur. Sementara itu di Manila, sekumpulan penunjuk perasaan tiba di kedutaan Malaysia untuk mengutuk serangan itu.

10.15am: Azzimudie Kiram, pemimpin penceroboh, meluahkan kemarahannya terhadap kerajaan Filipina, dalam temubual radio dengan InterAksyon.com - portal berita dalam talian saluran TV Filipina TV5.

"Kerajaan mengarahkan penangkapan sahabat kita walaupun kita tidak melakukan apa-apa yang buruk," katanya. "Ia seperti kita bulan rakyat Filipina."

Sementara itu, Abraham Idjarani, jurucakap kesultanan, memberitahu stesen radio dzBB bahawa Azzimudie telah menelefon untuk memberitahu mereka tentang serangan tersebut.

"Tidak ada apa yang dapat dilakukan tentang itu sekarang," kata Idjirani dalam satu wawancara berasingan dengan AFP.

Beliau mengulangi pengumuman awal Azzimudie bahawa mereka akan berjuang hingga ke akhir ayat.

"Kami bukan penceroboh. Mereka (rakyat Malaysia) adalah orang yang menduduki tanah nenek moyang kami," katanya.

10.09am: Pihak polis telah menubuhkan pusat pemeriksaan di jalan utama di Tanjung Labian, iaitu kira-kira 5km dari medan pertempuran. Tiada siapa dibenarkan masuk ke kawasan itu. Bunyi letupan telah berhenti sejak sejam yang lalu. Tidak jelas sama ada tentera darat telah dikerah masuk ke Kampung Tanduo.

10.05am: Di Manila, pasukan polis dan wartawan berkumpul di luar kedutaan Malaysia. Mereka menjangka satu kumpulan penunjuk perasaan akan tiba di sana.

9.55am: Azzimudie Kiram mengesah dalam temubual dengan radio dzMM ABS-CBN bahawa pasukan Malaysia menggunakan jet pejuang dalam serangan terbaru itu ke atas kedudukan mereka di Lahad Datu.

Pemimpin tentera diraja itu juga melahirkan kekecewaan terhadap pendirian Presiden Filipina Benigno Aquino berhubung krisis tersebut. Beliau berkata kerajaan Malaysia dan Filipina jelas telah berhenti mendengar gesaan mereka untuk menyelesaikan krisis tersebut secara aman.

9.45am: Menurut ABS-CBNnews, sebelum serangan, pagi ini Azzimudie Kiram, yang mengetuai kumpulan bersenjata di Kampung Tanduo, memberitahu radio dzMM bahawa dia tidak risau dengan rancangan kerajaan Malaysia untuk membawa lebih ramai tentera ke Sabah untuk membanteras mereka.

Azzimudie berkata dia dan tenteranya akan tidak akan berganjak walaupun kerajaan Malaysia dan Filipina telah berulangkali menggesa mereka supaya menamatkan pencerobohan tersebut.

"Ini adalah masa. Kami perlu komited untuk memperjuangkan hak kami. Saya meminta mereka (Filipina) melakukan sesuatu untuk menyokong kami.
"Mereka tidak boleh menakutkan kami kerana kami berjuang untuk hak kita - hak Bangsa Sulu dan secara umum, rakyat Filipina. Iaitu, jika kerajaan Filipina masih menganggap kami adalah rakyat Filipina," katanya.

9.41am: Stesen radio Filipina dzBB melaporkan bahawa Abraham Idjarani, jurucakap kesultanan Sulu, berkata Azzimudie Kiram, adik sultan yang mengetuai pencerobohan itu, mengesahkan jet pejuang telah menggugurkan sekurang-kurangnya dua butir bom.

Bagaimanapun, Idjirani mendakwa bom mengenai kedudukan penduduk Malaysia dan bukan kumpulan Azzimudie. Stesen radio itu juga berkata pertempuran itu berlaku 107 tahun selepas bermulanya Perang Bud Dajo di Sula pada 1906 . Dalam pertempuran itu 1,000 Tausug, termasuk wanita dan kanak-kanak, telah dibunuh oleh tentera Amerika juga dikendali sebagai Pembunuhan Bud Dajo.

9.37am: Menurut sati sumber tentera, operasi yang terlibat jet pejuang, meriam serta askar berjalan kaki.

9.15am: Di bandar Lahad Datu, kira-kira 120km dari medan pertempuran, persediaan sedang dibuat di hospital utama bagi menerima mangsa serangan tersebut.

9.11am: Difahamkan tujuh batalion tentera dikerahkan ke kawasan tersebut untuk mengukuhkan pasukan polis.

8.54am: Seorang pegawai Felda tiba dan memberitahu ketua kampung untuk membuat kiraan jumlah penduduk dan mendaftarkan mereka. Seluruh penduduk kampung sekitar 300 orang beredar dari tempat itu menuju ke jalan kebun kelapa sawit.

8.45am: Penduduk Kampung Sungai Merah meninggalkan kediaman mereka dengan menaiki lori, dengan hampir seratus orang memenuhi setiap kenderaan. Ketua kampung, Bani Rauf berkata mereka telah cuba ke Kampung Embara Budi tetapi tidak dibenarkan masuk.

"Pengawal kata mereka tidak akan benarkan kami masuk, jadi kami datang ke sini," katanya. Mereka berhimpun di di jalan utama dari Kampung Tandou menunggu apa yang perlu dilakukan selepas ini.

8.19am Pasukan keselamatan telah melancarkan serangan ke atas kumpulan penceroboh bersenjata di Kampung Tanduo, Lahad Datu pada jam 7 pagi ini, kata Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak dalam satu kenyataan hari ini.

Gerakan ke atas penceroboh dimulakan kira-kira pukul 7 pagi dengan serangan udara. Pada awalnya kedengaran bunyi jet mengisi ruang udara kampung itu diikuti dengan bunyi tiga letupan setengah jam kemudian.

Serangan ofensif udara dilakukan jet pejuang F18 dan Hawk diikuti mortar dan gerakan di darat oleh anggota tentera. Pasukan komando di barisan hadapan yang mengepung kawasan itu dilihat merapati kawasan perkampungan diikuti dengan Pasukan Gerakan Am.

Di Felda 16, kira-kira 20 kilometer dari Kampung Tanduo dilaporkan letupan ketiga paling kuat sehingga menggegarkan cermin kafe Residental Felda Sahabat tempat wartawan menginap. Dua helikopter Nuri kelihatan melalui ruang udara kawasan itu.

Penduduk Kampung Labian dan Kampung Batu berhampiran Kampung Tanduo dipindahkan malam tadi dan polis dijadual mengadakan sidang akhbar pada pukul 10 pagi.

azlan8:18am: Letupan kedengaran berhampiran Kampung Tandou yang diduduki sekumpulan penceroboh asing, pada kira-kira jam 7:30 pagi ini, menyebabkan 100 penduduk kampung melarikan diri.

"Mereka telah mula mengebom kawasan itu. Kami nampak jet pejuang di udara, mereka mengebom tempat itu empat kali," kata seorang penduduk kampung, Nasir Asrama, 38.

Penduduk kampung tersebut adalah dari Kampung Sungai Merah, sebuah kampung jiran dengan Kampung Tandou di mana kira-kira 100 penceroboh bersenjara dari Filipina berkubu. Kampung Tandou terletak di antara Tanjung Labian dan Kampung Sungai Merah, masing-masing dalam 5km dan 2km.

http://www.malaysiakini.com/news/222912

14 comments:

  1. jangan percaya sangat tentang laporan akhbar terutama media luar ,dibimbangi di tokok tambah atau ada unsur unsur rekaan..hanya menginggatkan sahaja,sesungguhnya hanya Allah dan penduduk setempat sahaja yang lbh mengetahui

    ReplyDelete
  2. muzium padi gunung kheyangMarch 5, 2013 at 5:38 PM

    bangsat sulu harus di hapuskan!

    ReplyDelete
  3. http://www.jainworld.com/literature/story25.htm

    ReplyDelete
  4. Entah ke ye entahkan tidak....ini media luar jadi penyibuk jer....kasi tong sampahkan jer cerita sebegini

    ReplyDelete
  5. Cuba tanya Kerajaan dan Polis, siapakah orang "tertentu" yang cuba ingin mereka jumpa setiba mereka Lahad Datu??? Penceroboh enggan meninggalkan Lahad Datu sehingga mereka telah berjumpa dengan orang "Tertentu" ini. Namun perkara ini tidak menjadi dan "Orang Tertentu" yang diminta oleh penceroboh untuk berjumpa tu dirahsiakan namanya oleh polis? Siapakah orang tersebut??? Kenapa nama orang "Tertentu" itu dilindungi oleh Kerajaan daripada didedahkan kepada umum???? Fikir2kan.....

    ReplyDelete
  6. rencana ini tidak beretika. Plagiat,
    Daripada lndonesia, hampas.Palsu.

    ReplyDelete
  7. sorrylah kalau media INDOG memang x dapat dipercayai maklumlah mereka pun ada masalah ngan MALAYSIA..
    kepada ni kalilah pula kerajaan kurang bukti untuk mengaitkan 'org2 tertentu' dengan penceroboh... jadi kerajaan terpaksa tdk mendedahkan kepada umum... maklumlah raja saman malaysia nanti saman kerajaan pulak satu hal lak nanti...
    apa2 pun blogger pro PR ni memang tak guna langsung!!! tau tulis je dan tak kisah langsung apa yang berlaku nanti!!!

    ReplyDelete
  8. Ada antara kita mempersoalkan mengapa polis pula yg hulok kepala merela sehingga mengorbankan 6-9orang dari unit komandao mereka. Kita juga ada dengar penjelasan dari Jeneral ATM yg kata mereka terikat dgn Geneva Convention, itu pasal polis kena dulu. Saya cabar ATM jelaskan artikel mana dalam convention itu yg melarang tentera bertindak jika ada pencerobohan seperti itu. Menteri undang-undang kata ini bukan peperangan tapi pencerobohan itu sebab polis kena dulu. Menteri ni pun saya cabar artikel mana dalm convention tu yg tentera tak boleh bertindak. Dua orang ni mesti faham sekurang-kurangnya makna'declared war' dan 'police action' sebelum nak jawab cabaran saya. Saya pasti penasihat undang-undang faham, tapi saja dua orang ni cuba nak kelirukan rakyat. Ha, jawablah!

    ReplyDelete
  9. Pakcu Rantau PanjangMarch 6, 2013 at 12:55 AM

    Pakcu nak kata satu saja bila nyalanya api maka panas dan bahannya akan membakar. Begitu juga dengan "pertempuran yang berlaku" bila bermula maka pastinya ramai yang terkorban.

    Sebelum ini ramai juga yang berkata guna saja kekuatan yang ada maka segala konflik akan berakhir. Bila ianya berpanjangan dan menular ketemapt-tempat lain maka pusing pula kata-kata keadaan makin parah maka siapa yang jahat??

    Manusia memang pandai bermain dengan kata-kata hingga lidah berputar-putar akhirnya yang benar dilihat salah dan yang salah dilihat benar..apalagi jika yang ingin dijatuhkan adalah seteru mutlaknya yang tak pernah menilai dan melihat setitik kebaikan yang bergunung dicurahkan....walahualam

    ReplyDelete
  10. Ada plak malaysia yag salah? Dah sapa suruh dorg tetamu xdiundang tu cr pasal? Sbb merekalah ramai yg terbunuh...bodoh punya lanun! Sbb merekalah kerajaan dan rakyat curiga kepada seluruh org filipina.....jgn kata sabah..kami kat semenanjung ni pon dah mula curiga dgn orgfilipn..sebelum ni kami xkisah pon..mereka dtg dgn aman cr keje..xde pasport pon ramai....ada rakyat kami eksian dgn mereka bg juga keja....tolong lagi...tp kemudian ada segelintir yg xtau berterima kasih.... Dtg buat hal....mengaku islam tp buat perkara sama maca yahudi!

    ReplyDelete
  11. Cara terbaik menilai diri adalah melalui mata orang lain. Jadi jangan salahkan media, apalagi sampai menghina negara JIRAN, karena ada diantara mereka yang berjuang dngn memakai baju PDRM / ATM ada Darah INDONESIA (jawa/bugis) FILIPIN (sulu)
    PEACE INDONESIA
    PEACE FILIPINA
    PEACE MALAYSIA

    ReplyDelete
  12. tak yah nak cabar2..
    puak mu gak kata sandiwara..
    nk lg bg jawapan..
    semua benda asyik kelirukan rakyat.
    hang tu yg keliru..

    ReplyDelete
  13. entah hape2 tak blog nie.

    ReplyDelete
  14. kepada saudara ibnu hisyam, buktikan tulisan anda dengan petikan petikan yang sahih yang diambil dari press conference dan juga ayat ayat keratan akhbar. jangan sesuka hati menuai tulisan yang hanya kosong dan layak digelarkan sebagai sampah. jalan cerita yang sangat sangat mengarut dan tak mampu lagi dihadam kenyataannya Terimalah kenyataan bahawasanya pengganas pengganas sulu yang mencetuskan peperangan bukannya malaysia.

    Salam dari malaysia

    ReplyDelete