IBARAT sebilah pisau, Internet dapat menjadi alat yang berguna di tangan orang
yang tepat. Tapi, boleh jadi sangat jahat kalau dimanfaatkan oleh orang yang
mempunyai tujuan tidak baik.
Di England, setiap hari ada 15 murid yang dikeluarkan dari sekolah kerana melakukan pelecehan seksual melalui Internet. Yang lebih mencengangkan, tindakan itu dilakukan oleh murid-murid sekolah rendah.
Data tersebut juga menunjukkan setiap tahun lebih dari 3,000 kanak-kanak mengalami pelanggaran seksual, seperti intimidasi, penyerangan, dan pelecehan seksual. Akibatnya, banyak dari korban merasa depresi dan ingin bunuh diri.
Meningkatnya aktiviti seksual di kalangan masyarakat, diduga kuat kerana sangat terbukanya akses pornografi di dunia maya. Terlebih lagi, banyak murid-murid sekolah yang hari ini memiliki ponsel cerdas, dan bebas menggunakan tanpa ada pengawasan.
Tingkat kekhawatiran semakin tinggi ketika aktiviti 'sexting' kirim-kirim pesan teks yang bermaksud untuk saling merangsang- dengan melampirkan gambar vulgar, sudah menjadi hal yang lumrah. Contohnya, seorang murid perempuan dan lelaki berusia 13 tahun diketahui saling bertukar gambar telanjang secara rutin.
"Selama seminggu, saya tiga kali bertukar gambar telanjang dengan teman lelaki." akui remaja perempuan tersebut.
Kelmarin, National Union of Teachers di Ingegris mengungkapkan, pada tahun 2010 sampai 2011, ada 200 kes bully seks di sekolah rendah. Hasilnya, 190 murid diskors dan 10 di antaranya dikeluarkan.
Komisaris Deputi Kanak-kanak Inggeris, Sue Berelowitz mengatakan kepada anggota parlimen Inggeris, bahawa ramai guru besar sekolah yang tidak mendedahkan eksploitasi seksual kanak-kanak di dalam sekolah.
"Guru besar sekolah takut nama sekolahnya tercemar dan hancur. Mereka tidak melihat fakta, jumlah intimidasi seksual pada kekanak semakin meningkat dan mengkhawatirkan," kata Berelowitz, dilaporkan Dailymail, 2 April 2013.
Sementara menurut Claire Perry, Penasihat Perdana Menteri Bidang Anak-anak, data statistik memperlihatkan bertambahnya jumlah murid sekolah yang dikeluarkan membuat para orang tua gelisah.
"Kini, kekanak sudah dalam budaya seksual yang 'tumpah' di dalam kelas," kata Perry. "Kita perlu sedar ha ini, dengan membuat filter Internet segera, termasuk memblok situs porno yang diakses di ponsel cerdas," tambahnya.
Untuk meminima perilaku seksual pada murid-murid sekolah, pemerintah dan guru besar sekolah didesak untuk menangani masalah ini dengan serius.
Di England, setiap hari ada 15 murid yang dikeluarkan dari sekolah kerana melakukan pelecehan seksual melalui Internet. Yang lebih mencengangkan, tindakan itu dilakukan oleh murid-murid sekolah rendah.
Data tersebut juga menunjukkan setiap tahun lebih dari 3,000 kanak-kanak mengalami pelanggaran seksual, seperti intimidasi, penyerangan, dan pelecehan seksual. Akibatnya, banyak dari korban merasa depresi dan ingin bunuh diri.
Meningkatnya aktiviti seksual di kalangan masyarakat, diduga kuat kerana sangat terbukanya akses pornografi di dunia maya. Terlebih lagi, banyak murid-murid sekolah yang hari ini memiliki ponsel cerdas, dan bebas menggunakan tanpa ada pengawasan.
Tingkat kekhawatiran semakin tinggi ketika aktiviti 'sexting' kirim-kirim pesan teks yang bermaksud untuk saling merangsang- dengan melampirkan gambar vulgar, sudah menjadi hal yang lumrah. Contohnya, seorang murid perempuan dan lelaki berusia 13 tahun diketahui saling bertukar gambar telanjang secara rutin.
"Selama seminggu, saya tiga kali bertukar gambar telanjang dengan teman lelaki." akui remaja perempuan tersebut.
Kelmarin, National Union of Teachers di Ingegris mengungkapkan, pada tahun 2010 sampai 2011, ada 200 kes bully seks di sekolah rendah. Hasilnya, 190 murid diskors dan 10 di antaranya dikeluarkan.
Komisaris Deputi Kanak-kanak Inggeris, Sue Berelowitz mengatakan kepada anggota parlimen Inggeris, bahawa ramai guru besar sekolah yang tidak mendedahkan eksploitasi seksual kanak-kanak di dalam sekolah.
"Guru besar sekolah takut nama sekolahnya tercemar dan hancur. Mereka tidak melihat fakta, jumlah intimidasi seksual pada kekanak semakin meningkat dan mengkhawatirkan," kata Berelowitz, dilaporkan Dailymail, 2 April 2013.
Sementara menurut Claire Perry, Penasihat Perdana Menteri Bidang Anak-anak, data statistik memperlihatkan bertambahnya jumlah murid sekolah yang dikeluarkan membuat para orang tua gelisah.
"Kini, kekanak sudah dalam budaya seksual yang 'tumpah' di dalam kelas," kata Perry. "Kita perlu sedar ha ini, dengan membuat filter Internet segera, termasuk memblok situs porno yang diakses di ponsel cerdas," tambahnya.
Untuk meminima perilaku seksual pada murid-murid sekolah, pemerintah dan guru besar sekolah didesak untuk menangani masalah ini dengan serius.
No comments:
Post a Comment