GEORGE TOWN: Pengerusi DAP Karpal Singh berkata perlembagaan persekutuan perlu dipinda bagi memasuhkan Dewan Negara.
"Tiada perlu Dewan Negara. Ia adalah perbelanjaan yang tidak perlu untuk ditanggung rakyat. Tidak ada gunanya. "Ia hanya menggalakkan orang yang telah ditolak oleh rakyat atau orang lain untuk dibawa ke Parlimen dari pintu belakang melalui Dewan Negara memandangkan dalam undang-undang Parlimen juga termasuk Dewan Negara," katanya kepada pemberita.
Beliau berkata Parlimen yang merupakan dewan perundangan yang tunggal, seperti juga kedudukannya di Singapura, merupakan yang paling sesuai demi kepentingan awam. Karpal yang juga anggota Parlimen Bukit Gelugor berkata kemasukan beberapa personaliti dalam barisan Kabinet tidak sepatutnya dilakukan.
"Mana-mana ahli Kabinet yang dikatakan cukup berwibawa semestinya termasuk individu yang berintegriti dengan reputasi yang dipandang tinggi oleh masyarakat dan bahwa penilaian itu hanya boleh dibuat secara langsung melalui pilihan raya oleh rakyat dan bukan melalui pelantikan, katanya. -BERNAMA
Sebarkan!
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/05/19/pentagon-26-000-kejahatan-seks-terjadi-di-militer-as-tahun-lalu-70-kasus-per-hari.html#sthash.GYx7oMLK.dpuf
On
July 31, 2006 Marines from 3D Marine Aircraft Wing (3D MAW) listen to a
brief as they begin training as part of the Lioness Team in Camp Korean
Village, Iraq. 3D MAW is deployed with First Marine Expeditionary Force
(Forward) in support of Operation Iraqi Freedom in the al Anbar
Province of Iraq (Multi National Force West), to develop the Iraqi
Security Forces, facilitate the development of Official rule of law
through democratic government reforms, and continue the development of a
market based economy centered on Iraqi reconstruction. (U.S. Marine
Corps photo by Sergeant Jennifer L. Jones) (RELEASED)
- See more
at:
http://www.arrahmah.com/news/2013/05/19/pentagon-26-000-kejahatan-seks-terjadi-di-militer-as-tahun-lalu-70-kasus-per-hari.html#sthash.GYx7oMLK.dpuf
Pentagon:
26.000 kejahatan seks terjadi di militer AS tahun lalu, 70 kasus per
hari - See more at:
http://www.arrahmah.com/news/2013/05/19/pentagon-26-000-kejahatan-seks-terjadi-di-militer-as-tahun-lalu-70-kasus-per-hari.html#sthash.GYx7oMLK.dpuf
(Arrahmah.com)
– Sebuah laporan baru dari Departemen Pertahanan AS, Pentagon, pada
pekan awal bulan ini mengatakan bahwa hingga 70 kejahatan seksual
(pemerkosaan) terjadi di dalam militer AS setiap harinya, demikian Democracy Now melaporkan.
Laporan memperkirakan bahwa ada 26.000 kejahatan seks yang dilakukan tahun 2012, meningkat 37 persen sejak 2010.
Sebagian besar kasus tidak pernah dilaporkan. Pengamatan ini dirilis dua hari setelah kepala unit penanggulangan kekerasan seksual Angkatan Udara AS, Lt. Kol. Jeffrey Krusinksi, ditangkap karena melakukan kekerasan seksual.
Anuradha Bhagwati, eksekutif direktur dan salah satu pendiri Service Women’s Action Network, mengatakan dalam wawancara dengan Democracy Now, “Jumlahnya memalukan, dan Saya pikir kami telah mencapai titik kritis.”
“Rakyat Amerika sangat marah,” tambahnya.
Baghwati juga mengatakan, “Kekerasan seksual militer adalah masalah yang sangat personal bagi saya. Selama masa lima tahun saya sebagai perwira Marinir, Saya mengalami diskriminasi dan pelecehan seksual setiap hari. Saya terkena budaya yang sarat dengan seksisme, lelucon perkosaan, pornografi dan tersebar luasnya eksploitasi seksual komersial wanita dan anak gadis, baik di Amerika Serikat dan luar negeri.”
Baghwati juga mengungkapkan bahwa kasus kejahatan seksual di kemiliteran AS selalu berusaha diutup-tutupi, bahkan tak jarang korban dituduh berbohong.
“Pengalaman saya mencapai puncaknya ketika Saya berada di Sekolah Infanteri di Kamp Lejeune, North Carolina, dari 2002 hingga 2004, di mana Saya menyaksikan laporan perkosaan, kekerasan seksual dan pelecehan seksual disembunyikan oleh segelintir perwira lapangan berkelas. Para pelaku kejahatan itu dipertimbangkan atau ditransfer ke unit lainnya tanpa hukuman, sementara para korban dituduh berbohong atau melebih-lebihkan klaim mereka untuk merusak reputasi laki-laki,” tuturnya. (siraaj/arrahmah.com)
Laporan memperkirakan bahwa ada 26.000 kejahatan seks yang dilakukan tahun 2012, meningkat 37 persen sejak 2010.
Sebagian besar kasus tidak pernah dilaporkan. Pengamatan ini dirilis dua hari setelah kepala unit penanggulangan kekerasan seksual Angkatan Udara AS, Lt. Kol. Jeffrey Krusinksi, ditangkap karena melakukan kekerasan seksual.
Anuradha Bhagwati, eksekutif direktur dan salah satu pendiri Service Women’s Action Network, mengatakan dalam wawancara dengan Democracy Now, “Jumlahnya memalukan, dan Saya pikir kami telah mencapai titik kritis.”
“Rakyat Amerika sangat marah,” tambahnya.
Baghwati juga mengatakan, “Kekerasan seksual militer adalah masalah yang sangat personal bagi saya. Selama masa lima tahun saya sebagai perwira Marinir, Saya mengalami diskriminasi dan pelecehan seksual setiap hari. Saya terkena budaya yang sarat dengan seksisme, lelucon perkosaan, pornografi dan tersebar luasnya eksploitasi seksual komersial wanita dan anak gadis, baik di Amerika Serikat dan luar negeri.”
Baghwati juga mengungkapkan bahwa kasus kejahatan seksual di kemiliteran AS selalu berusaha diutup-tutupi, bahkan tak jarang korban dituduh berbohong.
“Pengalaman saya mencapai puncaknya ketika Saya berada di Sekolah Infanteri di Kamp Lejeune, North Carolina, dari 2002 hingga 2004, di mana Saya menyaksikan laporan perkosaan, kekerasan seksual dan pelecehan seksual disembunyikan oleh segelintir perwira lapangan berkelas. Para pelaku kejahatan itu dipertimbangkan atau ditransfer ke unit lainnya tanpa hukuman, sementara para korban dituduh berbohong atau melebih-lebihkan klaim mereka untuk merusak reputasi laki-laki,” tuturnya. (siraaj/arrahmah.com)
(Arrahmah.com)
– Sebuah laporan baru dari Departemen Pertahanan AS, Pentagon, pada
pekan awal bulan ini mengatakan bahwa hingga 70 kejahatan seksual
(pemerkosaan) terjadi di dalam militer AS setiap harinya, demikian Democracy Now melaporkan.
Laporan memperkirakan bahwa ada 26.000 kejahatan seks yang dilakukan tahun 2012, meningkat 37 persen sejak 2010.
Sebagian besar kasus tidak pernah dilaporkan. Pengamatan ini dirilis dua hari setelah kepala unit penanggulangan kekerasan seksual Angkatan Udara AS, Lt. Kol. Jeffrey Krusinksi, ditangkap karena melakukan kekerasan seksual.
Anuradha Bhagwati, eksekutif direktur dan salah satu pendiri Service Women’s Action Network, mengatakan dalam wawancara dengan Democracy Now, “Jumlahnya memalukan, dan Saya pikir kami telah mencapai titik kritis.”
“Rakyat Amerika sangat marah,” tambahnya.
Baghwati juga mengatakan, “Kekerasan seksual militer adalah masalah yang sangat personal bagi saya. Selama masa lima tahun saya sebagai perwira Marinir, Saya mengalami diskriminasi dan pelecehan seksual setiap hari. Saya terkena budaya yang sarat dengan seksisme, lelucon perkosaan, pornografi dan tersebar luasnya eksploitasi seksual komersial wanita dan anak gadis, baik di Amerika Serikat dan luar negeri.”
Baghwati juga mengungkapkan bahwa kasus kejahatan seksual di kemiliteran AS selalu berusaha diutup-tutupi, bahkan tak jarang korban dituduh berbohong.
“Pengalaman saya mencapai puncaknya ketika Saya berada di Sekolah Infanteri di Kamp Lejeune, North Carolina, dari 2002 hingga 2004, di mana Saya menyaksikan laporan perkosaan, kekerasan seksual dan pelecehan seksual disembunyikan oleh segelintir perwira lapangan berkelas. Para pelaku kejahatan itu dipertimbangkan atau ditransfer ke unit lainnya tanpa hukuman, sementara para korban dituduh berbohong atau melebih-lebihkan klaim mereka untuk merusak reputasi laki-laki,” tuturnya. (siraaj/arrahmah.com)
Laporan memperkirakan bahwa ada 26.000 kejahatan seks yang dilakukan tahun 2012, meningkat 37 persen sejak 2010.
Sebagian besar kasus tidak pernah dilaporkan. Pengamatan ini dirilis dua hari setelah kepala unit penanggulangan kekerasan seksual Angkatan Udara AS, Lt. Kol. Jeffrey Krusinksi, ditangkap karena melakukan kekerasan seksual.
Anuradha Bhagwati, eksekutif direktur dan salah satu pendiri Service Women’s Action Network, mengatakan dalam wawancara dengan Democracy Now, “Jumlahnya memalukan, dan Saya pikir kami telah mencapai titik kritis.”
“Rakyat Amerika sangat marah,” tambahnya.
Baghwati juga mengatakan, “Kekerasan seksual militer adalah masalah yang sangat personal bagi saya. Selama masa lima tahun saya sebagai perwira Marinir, Saya mengalami diskriminasi dan pelecehan seksual setiap hari. Saya terkena budaya yang sarat dengan seksisme, lelucon perkosaan, pornografi dan tersebar luasnya eksploitasi seksual komersial wanita dan anak gadis, baik di Amerika Serikat dan luar negeri.”
Baghwati juga mengungkapkan bahwa kasus kejahatan seksual di kemiliteran AS selalu berusaha diutup-tutupi, bahkan tak jarang korban dituduh berbohong.
“Pengalaman saya mencapai puncaknya ketika Saya berada di Sekolah Infanteri di Kamp Lejeune, North Carolina, dari 2002 hingga 2004, di mana Saya menyaksikan laporan perkosaan, kekerasan seksual dan pelecehan seksual disembunyikan oleh segelintir perwira lapangan berkelas. Para pelaku kejahatan itu dipertimbangkan atau ditransfer ke unit lainnya tanpa hukuman, sementara para korban dituduh berbohong atau melebih-lebihkan klaim mereka untuk merusak reputasi laki-laki,” tuturnya. (siraaj/arrahmah.com)
Pentagon: 26.000 kejahatan seks terjadi di militer AS tahun lalu, 70 kasus per hari
Ahad, 9 Rajab 1434 H / 19 Mei 2013 08:43
On
July 31, 2006 Marines from 3D Marine Aircraft Wing (3D MAW) listen to a
brief as they begin training as part of the Lioness Team in Camp Korean
Village, Iraq. 3D MAW is deployed with First Marine Expeditionary Force
(Forward) in support of Operation Iraqi Freedom in the al Anbar
Province of Iraq (Multi National Force West), to develop the Iraqi
Security Forces, facilitate the development of Official rule of law
through democratic government reforms, and continue the development of a
market based economy centered on Iraqi reconstruction. (U.S. Marine
Corps photo by Sergeant Jennifer L. Jones) (RELEASED)
(Arrahmah.com)
– Sebuah laporan baru dari Departemen Pertahanan AS, Pentagon, pada
pekan awal bulan ini mengatakan bahwa hingga 70 kejahatan seksual
(pemerkosaan) terjadi di dalam militer AS setiap harinya, demikian Democracy Now melaporkan.
Laporan memperkirakan bahwa ada 26.000 kejahatan seks yang dilakukan tahun 2012, meningkat 37 persen sejak 2010.
Sebagian besar kasus tidak pernah dilaporkan. Pengamatan ini dirilis dua hari setelah kepala unit penanggulangan kekerasan seksual Angkatan Udara AS, Lt. Kol. Jeffrey Krusinksi, ditangkap karena melakukan kekerasan seksual.
Anuradha Bhagwati, eksekutif direktur dan salah satu pendiri Service Women’s Action Network, mengatakan dalam wawancara dengan Democracy Now, “Jumlahnya memalukan, dan Saya pikir kami telah mencapai titik kritis.”
“Rakyat Amerika sangat marah,” tambahnya.
Baghwati juga mengatakan, “Kekerasan seksual militer adalah masalah yang sangat personal bagi saya. Selama masa lima tahun saya sebagai perwira Marinir, Saya mengalami diskriminasi dan pelecehan seksual setiap hari. Saya terkena budaya yang sarat dengan seksisme, lelucon perkosaan, pornografi dan tersebar luasnya eksploitasi seksual komersial wanita dan anak gadis, baik di Amerika Serikat dan luar negeri.”
Baghwati juga mengungkapkan bahwa kasus kejahatan seksual di kemiliteran AS selalu berusaha diutup-tutupi, bahkan tak jarang korban dituduh berbohong.
“Pengalaman saya mencapai puncaknya ketika Saya berada di Sekolah Infanteri di Kamp Lejeune, North Carolina, dari 2002 hingga 2004, di mana Saya menyaksikan laporan perkosaan, kekerasan seksual dan pelecehan seksual disembunyikan oleh segelintir perwira lapangan berkelas. Para pelaku kejahatan itu dipertimbangkan atau ditransfer ke unit lainnya tanpa hukuman, sementara para korban dituduh berbohong atau melebih-lebihkan klaim mereka untuk merusak reputasi laki-laki,” tuturnya. (siraaj/arrahmah.com)
Laporan memperkirakan bahwa ada 26.000 kejahatan seks yang dilakukan tahun 2012, meningkat 37 persen sejak 2010.
Sebagian besar kasus tidak pernah dilaporkan. Pengamatan ini dirilis dua hari setelah kepala unit penanggulangan kekerasan seksual Angkatan Udara AS, Lt. Kol. Jeffrey Krusinksi, ditangkap karena melakukan kekerasan seksual.
Anuradha Bhagwati, eksekutif direktur dan salah satu pendiri Service Women’s Action Network, mengatakan dalam wawancara dengan Democracy Now, “Jumlahnya memalukan, dan Saya pikir kami telah mencapai titik kritis.”
“Rakyat Amerika sangat marah,” tambahnya.
Baghwati juga mengatakan, “Kekerasan seksual militer adalah masalah yang sangat personal bagi saya. Selama masa lima tahun saya sebagai perwira Marinir, Saya mengalami diskriminasi dan pelecehan seksual setiap hari. Saya terkena budaya yang sarat dengan seksisme, lelucon perkosaan, pornografi dan tersebar luasnya eksploitasi seksual komersial wanita dan anak gadis, baik di Amerika Serikat dan luar negeri.”
Baghwati juga mengungkapkan bahwa kasus kejahatan seksual di kemiliteran AS selalu berusaha diutup-tutupi, bahkan tak jarang korban dituduh berbohong.
“Pengalaman saya mencapai puncaknya ketika Saya berada di Sekolah Infanteri di Kamp Lejeune, North Carolina, dari 2002 hingga 2004, di mana Saya menyaksikan laporan perkosaan, kekerasan seksual dan pelecehan seksual disembunyikan oleh segelintir perwira lapangan berkelas. Para pelaku kejahatan itu dipertimbangkan atau ditransfer ke unit lainnya tanpa hukuman, sementara para korban dituduh berbohong atau melebih-lebihkan klaim mereka untuk merusak reputasi laki-laki,” tuturnya. (siraaj/arrahmah.com)
Pentagon: 26.000 kejahatan seks terjadi di militer AS tahun lalu, 70 kasus per hari
Ahad, 9 Rajab 1434 H / 19 Mei 2013 08:43
On
July 31, 2006 Marines from 3D Marine Aircraft Wing (3D MAW) listen to a
brief as they begin training as part of the Lioness Team in Camp Korean
Village, Iraq. 3D MAW is deployed with First Marine Expeditionary Force
(Forward) in support of Operation Iraqi Freedom in the al Anbar
Province of Iraq (Multi National Force West), to develop the Iraqi
Security Forces, facilitate the development of Official rule of law
through democratic government reforms, and continue the development of a
market based economy centered on Iraqi reconstruction. (U.S. Marine
Corps photo by Sergeant Jennifer L. Jones) (RELEASED)
(Arrahmah.com)
– Sebuah laporan baru dari Departemen Pertahanan AS, Pentagon, pada
pekan awal bulan ini mengatakan bahwa hingga 70 kejahatan seksual
(pemerkosaan) terjadi di dalam militer AS setiap harinya, demikian Democracy Now melaporkan.
Laporan memperkirakan bahwa ada 26.000 kejahatan seks yang dilakukan tahun 2012, meningkat 37 persen sejak 2010.
Sebagian besar kasus tidak pernah dilaporkan. Pengamatan ini dirilis dua hari setelah kepala unit penanggulangan kekerasan seksual Angkatan Udara AS, Lt. Kol. Jeffrey Krusinksi, ditangkap karena melakukan kekerasan seksual.
Anuradha Bhagwati, eksekutif direktur dan salah satu pendiri Service Women’s Action Network, mengatakan dalam wawancara dengan Democracy Now, “Jumlahnya memalukan, dan Saya pikir kami telah mencapai titik kritis.”
“Rakyat Amerika sangat marah,” tambahnya.
Baghwati juga mengatakan, “Kekerasan seksual militer adalah masalah yang sangat personal bagi saya. Selama masa lima tahun saya sebagai perwira Marinir, Saya mengalami diskriminasi dan pelecehan seksual setiap hari. Saya terkena budaya yang sarat dengan seksisme, lelucon perkosaan, pornografi dan tersebar luasnya eksploitasi seksual komersial wanita dan anak gadis, baik di Amerika Serikat dan luar negeri.”
Baghwati juga mengungkapkan bahwa kasus kejahatan seksual di kemiliteran AS selalu berusaha diutup-tutupi, bahkan tak jarang korban dituduh berbohong.
“Pengalaman saya mencapai puncaknya ketika Saya berada di Sekolah Infanteri di Kamp Lejeune, North Carolina, dari 2002 hingga 2004, di mana Saya menyaksikan laporan perkosaan, kekerasan seksual dan pelecehan seksual disembunyikan oleh segelintir perwira lapangan berkelas. Para pelaku kejahatan itu dipertimbangkan atau ditransfer ke unit lainnya tanpa hukuman, sementara para korban dituduh berbohong atau melebih-lebihkan klaim mereka untuk merusak reputasi laki-laki,” tuturnya. (siraaj/arrahmah.com)
Laporan memperkirakan bahwa ada 26.000 kejahatan seks yang dilakukan tahun 2012, meningkat 37 persen sejak 2010.
Sebagian besar kasus tidak pernah dilaporkan. Pengamatan ini dirilis dua hari setelah kepala unit penanggulangan kekerasan seksual Angkatan Udara AS, Lt. Kol. Jeffrey Krusinksi, ditangkap karena melakukan kekerasan seksual.
Anuradha Bhagwati, eksekutif direktur dan salah satu pendiri Service Women’s Action Network, mengatakan dalam wawancara dengan Democracy Now, “Jumlahnya memalukan, dan Saya pikir kami telah mencapai titik kritis.”
“Rakyat Amerika sangat marah,” tambahnya.
Baghwati juga mengatakan, “Kekerasan seksual militer adalah masalah yang sangat personal bagi saya. Selama masa lima tahun saya sebagai perwira Marinir, Saya mengalami diskriminasi dan pelecehan seksual setiap hari. Saya terkena budaya yang sarat dengan seksisme, lelucon perkosaan, pornografi dan tersebar luasnya eksploitasi seksual komersial wanita dan anak gadis, baik di Amerika Serikat dan luar negeri.”
Baghwati juga mengungkapkan bahwa kasus kejahatan seksual di kemiliteran AS selalu berusaha diutup-tutupi, bahkan tak jarang korban dituduh berbohong.
“Pengalaman saya mencapai puncaknya ketika Saya berada di Sekolah Infanteri di Kamp Lejeune, North Carolina, dari 2002 hingga 2004, di mana Saya menyaksikan laporan perkosaan, kekerasan seksual dan pelecehan seksual disembunyikan oleh segelintir perwira lapangan berkelas. Para pelaku kejahatan itu dipertimbangkan atau ditransfer ke unit lainnya tanpa hukuman, sementara para korban dituduh berbohong atau melebih-lebihkan klaim mereka untuk merusak reputasi laki-laki,” tuturnya. (siraaj/arrahmah.com)
ntagon: 26.000 kejahatan seks terjadi di militer AS tahun lalu, 70 kasus per hari
Ahad, 9 Rajab 1434 H / 19 Mei 2013 08:43
On
July 31, 2006 Marines from 3D Marine Aircraft Wing (3D MAW) listen to a
brief as they begin training as part of the Lioness Team in Camp Korean
Village, Iraq. 3D MAW is deployed with First Marine Expeditionary Force
(Forward) in support of Operation Iraqi Freedom in the al Anbar
Province of Iraq (Multi National Force West), to develop the Iraqi
Security Forces, facilitate the development of Official rule of law
through democratic government reforms, and continue the development of a
market based economy centered on Iraqi reconstruction. (U.S. Marine
Corps photo by Sergeant Jennifer L. Jones) (RELEASED)
(Arrahmah.com)
– Sebuah laporan baru dari Departemen Pertahanan AS, Pentagon, pada
pekan awal bulan ini mengatakan bahwa hingga 70 kejahatan seksual
(pemerkosaan) terjadi di dalam militer AS setiap harinya, demikian Democracy Now melaporkan.
Laporan memperkirakan bahwa ada 26.000 kejahatan seks yang dilakukan tahun 2012, meningkat 37 persen sejak 2010.
Sebagian besar kasus tidak pernah dilaporkan. Pengamatan ini dirilis dua hari setelah kepala unit penanggulangan kekerasan seksual Angkatan Udara AS, Lt. Kol. Jeffrey Krusinksi, ditangkap karena melakukan kekerasan seksual.
Anuradha Bhagwati, eksekutif direktur dan salah satu pendiri Service Women’s Action Network, mengatakan dalam wawancara dengan Democracy Now, “Jumlahnya memalukan, dan Saya pikir kami telah mencapai titik kritis.”
“Rakyat Amerika sangat marah,” tambahnya.
Baghwati juga mengatakan, “Kekerasan seksual militer adalah masalah yang sangat personal bagi saya. Selama masa lima tahun saya sebagai perwira Marinir, Saya mengalami diskriminasi dan pelecehan seksual setiap hari. Saya terkena budaya yang sarat dengan seksisme, lelucon perkosaan, pornografi dan tersebar luasnya eksploitasi seksual komersial wanita dan anak gadis, baik di Amerika Serikat dan luar negeri.”
Baghwati juga mengungkapkan bahwa kasus kejahatan seksual di kemiliteran AS selalu berusaha diutup-tutupi, bahkan tak jarang korban dituduh berbohong.
“Pengalaman saya mencapai puncaknya ketika Saya berada di Sekolah Infanteri di Kamp Lejeune, North Carolina, dari 2002 hingga 2004, di mana Saya menyaksikan laporan perkosaan, kekerasan seksual dan pelecehan seksual disembunyikan oleh segelintir perwira lapangan berkelas. Para pelaku kejahatan itu dipertimbangkan atau ditransfer ke unit lainnya tanpa hukuman, sementara para korban dituduh berbohong atau melebih-lebihkan klaim mereka untuk merusak reputasi laki-laki,” tuturnya. (siraaj/arrahmah.com)
Laporan memperkirakan bahwa ada 26.000 kejahatan seks yang dilakukan tahun 2012, meningkat 37 persen sejak 2010.
Sebagian besar kasus tidak pernah dilaporkan. Pengamatan ini dirilis dua hari setelah kepala unit penanggulangan kekerasan seksual Angkatan Udara AS, Lt. Kol. Jeffrey Krusinksi, ditangkap karena melakukan kekerasan seksual.
Anuradha Bhagwati, eksekutif direktur dan salah satu pendiri Service Women’s Action Network, mengatakan dalam wawancara dengan Democracy Now, “Jumlahnya memalukan, dan Saya pikir kami telah mencapai titik kritis.”
“Rakyat Amerika sangat marah,” tambahnya.
Baghwati juga mengatakan, “Kekerasan seksual militer adalah masalah yang sangat personal bagi saya. Selama masa lima tahun saya sebagai perwira Marinir, Saya mengalami diskriminasi dan pelecehan seksual setiap hari. Saya terkena budaya yang sarat dengan seksisme, lelucon perkosaan, pornografi dan tersebar luasnya eksploitasi seksual komersial wanita dan anak gadis, baik di Amerika Serikat dan luar negeri.”
Baghwati juga mengungkapkan bahwa kasus kejahatan seksual di kemiliteran AS selalu berusaha diutup-tutupi, bahkan tak jarang korban dituduh berbohong.
“Pengalaman saya mencapai puncaknya ketika Saya berada di Sekolah Infanteri di Kamp Lejeune, North Carolina, dari 2002 hingga 2004, di mana Saya menyaksikan laporan perkosaan, kekerasan seksual dan pelecehan seksual disembunyikan oleh segelintir perwira lapangan berkelas. Para pelaku kejahatan itu dipertimbangkan atau ditransfer ke unit lainnya tanpa hukuman, sementara para korban dituduh berbohong atau melebih-lebihkan klaim mereka untuk merusak reputasi laki-laki,” tuturnya. (siraaj/arrahmah.com)
ntagon: 26.000 kejahatan seks terjadi di militer AS tahun lalu, 70 kasus per hari
Ahad, 9 Rajab 1434 H / 19 Mei 2013 08:43
On
July 31, 2006 Marines from 3D Marine Aircraft Wing (3D MAW) listen to a
brief as they begin training as part of the Lioness Team in Camp Korean
Village, Iraq. 3D MAW is deployed with First Marine Expeditionary Force
(Forward) in support of Operation Iraqi Freedom in the al Anbar
Province of Iraq (Multi National Force West), to develop the Iraqi
Security Forces, facilitate the development of Official rule of law
through democratic government reforms, and continue the development of a
market based economy centered on Iraqi reconstruction. (U.S. Marine
Corps photo by Sergeant Jennifer L. Jones) (RELEASED)
(Arrahmah.com)
– Sebuah laporan baru dari Departemen Pertahanan AS, Pentagon, pada
pekan awal bulan ini mengatakan bahwa hingga 70 kejahatan seksual
(pemerkosaan) terjadi di dalam militer AS setiap harinya, demikian Democracy Now melaporkan.
Laporan memperkirakan bahwa ada 26.000 kejahatan seks yang dilakukan tahun 2012, meningkat 37 persen sejak 2010.
Sebagian besar kasus tidak pernah dilaporkan. Pengamatan ini dirilis dua hari setelah kepala unit penanggulangan kekerasan seksual Angkatan Udara AS, Lt. Kol. Jeffrey Krusinksi, ditangkap karena melakukan kekerasan seksual.
Anuradha Bhagwati, eksekutif direktur dan salah satu pendiri Service Women’s Action Network, mengatakan dalam wawancara dengan Democracy Now, “Jumlahnya memalukan, dan Saya pikir kami telah mencapai titik kritis.”
“Rakyat Amerika sangat marah,” tambahnya.
Baghwati juga mengatakan, “Kekerasan seksual militer adalah masalah yang sangat personal bagi saya. Selama masa lima tahun saya sebagai perwira Marinir, Saya mengalami diskriminasi dan pelecehan seksual setiap hari. Saya terkena budaya yang sarat dengan seksisme, lelucon perkosaan, pornografi dan tersebar luasnya eksploitasi seksual komersial wanita dan anak gadis, baik di Amerika Serikat dan luar negeri.”
Baghwati juga mengungkapkan bahwa kasus kejahatan seksual di kemiliteran AS selalu berusaha diutup-tutupi, bahkan tak jarang korban dituduh berbohong.
“Pengalaman saya mencapai puncaknya ketika Saya berada di Sekolah Infanteri di Kamp Lejeune, North Carolina, dari 2002 hingga 2004, di mana Saya menyaksikan laporan perkosaan, kekerasan seksual dan pelecehan seksual disembunyikan oleh segelintir perwira lapangan berkelas. Para pelaku kejahatan itu dipertimbangkan atau ditransfer ke unit lainnya tanpa hukuman, sementara para korban dituduh berbohong atau melebih-lebihkan klaim mereka untuk merusak reputasi laki-laki,” tuturnya. (siraaj/arrahmah.com)
Laporan memperkirakan bahwa ada 26.000 kejahatan seks yang dilakukan tahun 2012, meningkat 37 persen sejak 2010.
Sebagian besar kasus tidak pernah dilaporkan. Pengamatan ini dirilis dua hari setelah kepala unit penanggulangan kekerasan seksual Angkatan Udara AS, Lt. Kol. Jeffrey Krusinksi, ditangkap karena melakukan kekerasan seksual.
Anuradha Bhagwati, eksekutif direktur dan salah satu pendiri Service Women’s Action Network, mengatakan dalam wawancara dengan Democracy Now, “Jumlahnya memalukan, dan Saya pikir kami telah mencapai titik kritis.”
“Rakyat Amerika sangat marah,” tambahnya.
Baghwati juga mengatakan, “Kekerasan seksual militer adalah masalah yang sangat personal bagi saya. Selama masa lima tahun saya sebagai perwira Marinir, Saya mengalami diskriminasi dan pelecehan seksual setiap hari. Saya terkena budaya yang sarat dengan seksisme, lelucon perkosaan, pornografi dan tersebar luasnya eksploitasi seksual komersial wanita dan anak gadis, baik di Amerika Serikat dan luar negeri.”
Baghwati juga mengungkapkan bahwa kasus kejahatan seksual di kemiliteran AS selalu berusaha diutup-tutupi, bahkan tak jarang korban dituduh berbohong.
“Pengalaman saya mencapai puncaknya ketika Saya berada di Sekolah Infanteri di Kamp Lejeune, North Carolina, dari 2002 hingga 2004, di mana Saya menyaksikan laporan perkosaan, kekerasan seksual dan pelecehan seksual disembunyikan oleh segelintir perwira lapangan berkelas. Para pelaku kejahatan itu dipertimbangkan atau ditransfer ke unit lainnya tanpa hukuman, sementara para korban dituduh berbohong atau melebih-lebihkan klaim mereka untuk merusak reputasi laki-laki,” tuturnya. (siraaj/arrahmah.com)
No comments:
Post a Comment