CATATAN SANTAI IBNU HASYIM
SIAP, menyongsong kedatangan Ramadhan.. Itu yang dilakukan Rasul SAW. Persiapan Rasul tersebut bukan hanya bersifat jasmani sahaja, melainkan paduan antara jasmani dan rohani.
Mengingatkan puasa sebagaimana ibadah lain adalah paduan ibadah jasmani dan rohani, di samping ibadah paling berat di antara ibadah wajib (fardu) lainnya, ia disyariatkan paling akhir di antara ibadah wajib lain. Persiapan jasmani tersebut dilakukan oleh Rasul SAW melalui puasa Isnin-Khamis dan puasa hari-hari putih (pada13,14 dan 15) setiap bulan sejak bulan Syawal hingga Sya’ban.
- Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW senantiasa puasa Isnin dan Khamis. Dikatakan kepada beliau, “Wahai Rasul, engkau senantiasa puasa Isnin dan Khamis.” Beliau menjawab, “Sesungguhnya pada setiap hari Isnin dan Khamis Allah SWT mengampuni dosa setiap Muslim, kecuali dua orang yang bermusuhan. Allah berfirman, ‘Tangguhkanlah keduanya sampai keduanya berdamai’.” (HR. Ibnu Majah).
- Dalam kaitannya dengan puasa tiga hari setiap bulan, Rasul SAW bersabda kepada Abu Dzar Al-Ghifari RA, “Wahai Abu Dzar, jika engkau ingin berpuasa setiap bulan, maka puasalah tanggal 13,14 dan 15.” (HR. Tirmidzi).
- Diriwayatkan oleh Aisyah RA yang bertanya kepada Rasul SAW mengenai pembiasaan ssalat tahajud, padahal dosa-dosa beliau telah diampuni oleh Allah SWT, Rasul SAW menjawab dengan nada yang sangat indah, “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang pandai bersyukur?”
Jika biasanya dalam sebulan Rasul SAW berpuasa rata-rata 11 hari, maka di bulan Sya’ban ini beliau berpuasa hampir sebulan penuh.
- Dikisahkan oleh Aisyah RA bahwasanya, “Rasulullah banyak berpuasa (di bulan Sya’ban) sehingga kita mengatakan, beliau tidak pernah berbuka dan aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali puasa Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah banyak berpuasa (di luar Ramadhan) melebihi Sya’ban.” (HR. Bukhari-Muslim).
- Dalam riwayat Usama bin Zayed RA dikatakan, “Aku bertanya kepada Rasul, ‘Wahai Rasulullah, Aku tidak melihatmu banyak berpuasa seperti di bulan Sya’ban?’ Beliau menjawab, ‘Sya’ban adalah bulan yang dilupakan manusia, letaknya antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan tersebut amal manusia diangkat (ke langit) oleh Allah SWT dan aku menyukai pada saat amal diangkat aku dalam keadaan berpuasa’.” (HR. An-Nasa’i).
Maka, hanya persiapan yang baiklah yang akan mendapat hasil yang baik, dan demikian pula sebaliknya. Semoga Allah SWT memberikan kesempatan kepada kita untuk mempersiapkan diri di bulan Sya’ban sehingga memperoleh hasil yang maksimal di akhir Ramadhan.
Itulah, antara songsongan Rasul dalam menyambut himbauan kedatangan Ramadhan yang dirindui..
Buktikan Rindu Dengan 10 Perkara:
Jadi, mari kita tanya diri kita, apa persiapan kita, sebagai bukti rindu kita pada Ramadhan ini?
Rata-rata dalam masyarakat kita, cara mempersiapkan diri menyambut kedatangan Ramadan, telah menyimpang dari hakikat puasa. Mereka menjadikannya sebagai musim untuk makan, minum, menghidangkan kueh-kueh, bertandang atau menonton tv yang tidak Islamik. Mereka persiapkan makanan jauh-jauh hari sebelum Ramadan dengan berbagai alasan. Mereka persiapkan waktu untuk menonton rangkaian tv, dan masa bertandang yang tiada kena mengena dengan seruan dan roh ibadat puasa.
Walau pun begitu, masih ada sebahagian lain yang sedar akan hakikat tuntutan puasa di bulan Ramadan. Di antara persiapan terpuji untuk menyambut bulan Ramadan ialah...
Satu: Bertaubat.
Taubat pada
dasarnya wajib setiap saat. Tetapi kerana menyambut kedatangan
bulan agung dan barokah ini, maka lebih tepat lagi jika seseorang kena bertaubat segera dari dosa-dosanya. Dari dosa-dosanya kepada Allah atau dosa kepada yang dizaliminya. Kadang-kadang dia tidak sedar dalam hartanya ada hak orang lain. Berkali-kali pergi haji dan umrah, sedangkan hak rakyat miskin padanya, tidak ditunaikan.
Allah ta’ala berfirman:
( وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ) سورة النور: 31
- “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31).
- Dan dari Al-Aghar bin Yasar RA dari Nabi SAW beliau bersabda: “Wahai manusia! Bertaubatlah kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat (kepada Allah) dalam sehari seratus kali” (HR. Muslim, no. 2702)
Dua:
Berdoa.
Diriwayatkan dari sebahagian (ulama) salaf, bahawa mereka berdoa kepada Allah selama enam bulan agar dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa lagi lima bulan setelahnya semoga amalnya diterima. Seorang muslim hendaknya berdoa kepada Tuhannya agar mendapatkan bulan Ramadan dalam keadaan baik, dari sisi agama mahupun fizik. Juga dia perlu berdoa semoga dibantu dalam mentaatiNya dan berdoa semoga amalnya diterima.
Tiga: Gembira
Gembira dengan semakin dekatnya kedatangan
bulan yang agung ini. Dapatkan jumpa bulan Ramadan termasuk nikmat Allah bagi seorang hamba
yang Muslim. Kerana bulan Ramadan termasuk musim kebaikan. Pintu-pintu syurga
dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup. Ia adalah bulan Al-Qur’an serta bulan
terjadinya peperangan-peperangan penting yang menentukan sejarah agama
kita.
- Allah berfirman, “Katakanlah, 'Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (QS. Yunus: 58)
Empat: Qadha Puasa.
- Dari Abu Salamah, dia berkata, saya mendengar ‘Aisyah radhiallahu ’anha berkata: “Aku memiliki kewajiban berpuasa dari bulan Ramadan lalu, dan aku baru dapat mengqadanya pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, no. 1849, dan Muslim, no. 1146)
- Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Dari keseriusan beliau (mengqadha) pada bulan Sya’ban disimpulkan bahawa hal itu menunjukkan tidak diperkenankan mengakhirkan qadha sampai memasuki bulan Ramadan berikutnya.” (Fathul Bari, 4/191)
Lima: Cari Ilmu.
Membekali diri dengan ilmu agar dapat mengenal hukum-hukum puasa dan mengetahui keutamaan Ramadan.
Enam: Selesaikan Kerja.
Membekali diri dengan ilmu agar dapat mengenal hukum-hukum puasa dan mengetahui keutamaan Ramadan.
Enam: Selesaikan Kerja.
Segera menyelesaikan pekerjaan yang boleh jadi jika tidak segera diselesaikan dapat mengganggu kesibukan ibadah seorang Muslim di bulan Ramadan.
Tujuh: Berkumpul Bersama Keluarga.
Berkumpul bersama anggota keluarga, dengan isteri dan anak-anak untuk
menjelaskan hukum-hukum puasa dan melatih
si kecil untuk berpuasa
Lapan: Persiapkan Bacaan.
Jika perlu, persiapkan sejumlah buku yang layak untuk dibaca di rumah atau menghadiahnya kepada imam masjid agar di baca (di depan) jamaahnya pada bulan Ramadan.
Sembilan: Puasa Sya'ban.
Berpuasa pada bulan Sya’ban sebagai persiapan untuk berpuasa di bulan Ramadan.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ
: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى
نَقُولَ لا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لا يَصُومُ ، فَمَا رَأَيْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ
إِلا رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ .
(رواه البخاري،
رقم 1868، ومسلم، رقم 1156)
- Dari ‘Aisyah RA: “Rasulullah SAW berpuasa sampai kami mengatakan (mengira) dia tidak pernah berbuka. Dan (lain waktu) beliau tidak berpuasa sampai kami mengatakan (mengira) dia pernah berpuasa. Dan aku tidak melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa sebulan penuh selain di bulan Ramadan dan aku tidak melihat Rasulullah SAW memperbanyak berpuasa selain di bulan Sya’ban”. (HR. Bukhari, no. 1868, Muslim, no 1156)
- Dari Usamah bin Zaid RA, dia berkata: “Saya bertanya, Wahai Rasulullah saya tidak pernah melihat kamu berpuasa di antara bulan-bulan yang ada seperti engkau berpuasa pada bulan Sya’ban?” (Beliau) bersabda: “Itu adalah bulan yang sering diabaikan orang, antara Rajab dan Ramadan. Iaitu bulan yang di dalamnya diangkat amal (seorang hamba) kepada Tuhan seluruh alam. Dan aku senang saat amalanku diangkat, aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. Nasa’i, no. 2357, dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam shahih Nasa’i).
Sepuluh: Membaca Al-Qur’an.
- Salamah bin Kuhail berkata: Dahulu dikatakan, bulan Sya’ban adalah bulan bacaan (Al-Qur’an). Adalah Amr bin Qais apabila memasuki bulan Sya’ban, beliau menutup tokonya, lalu berkonsetrasi membaca Al-Qur’an.
- Abu Bakar Al-Balkhi berkata: “Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman dan bulan Ramadan adalah bulan menuai tanaman."
- Dia juga berkata: "Perumpamaan bulan Rajab bagaikan angin, sedangkan perumpamaan Sya’ban bagaikan mendung dan perumpamaan Ramadan bagaikan hujan. Barangsiapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiram pada bulan Sya’ban, bagaimana dia akan menuai di bulan Ramadan."
Kini bulan Rajab
telah berlalu, apa yang akan kita kerjakan pada bulan Sya’ban jika kita
ingin bertemu dengan bulan Ramadan? Begitulah keadaan Nabi dan
salaf (pendahulu) umat ini di bulan yang
barokah. Maka, dimana kita, saya dan anda dari amalan dan darjat tersebut?
Sekian, wallahul muwafiq
No comments:
Post a Comment