(REUTERS/Thomas Mukoya)
EMPAT hari berselang sejak pertama kali, apa yang disebut 'teroris al-Shabaab' menyerbu ke pusat beli-belah Westgate di Nairobi, Kenya. Namun, situasi masih terus mencekam hingga saat ini. Tentera pemerintah masih berupaya menumpas para penjahat, menyelamatkan tebusan yang masih tinggal..
Laporan terakhir, korban tewas telah mencapai 62 orang, lebih dari 170 lainnya terluka. Sembilan teroris dilaporkan tewas. Tiga orang pada Isnin, sementara enam lainnya kemarin, Selasa 24 September, seperti dilaporkan Reuters. Ledakan dan tembakan masih terus terdengar dari dalam mal mewah di pusat kota Nairobi tersebut. Beberapa orang penembak jitu alias sniper kelompok asal Somalia ini dilaporkan masih bertahan di tempat-tempat tersembunyi mal.
Belum diketahui dengan pasti jumlah para teroris, tawanan, mahupun korban tewas di dalamnya. Perkiraan awal, militan al-Shabaab di tempat itu ada sekitar 10-15 orang. Palang Merah Kenya mengatakan, masih ada 60 orang yang hilang, diduga tewas di dalam mal atau disandera.
Sementara itu, al-Shabaab terus berkokok di laman Twitter. Sebelumnya, akun mereka berkali-kali dihapus Twitter. Kali ini, mereka memakai nama @HSM_PR. Di media sosial buatan Amerika ini, al-Shabaab mengatakan bahawa masih banyak mayat lagi di dalam mal dan para mujahidin masih bertahan.
"Para sandera yang ditahan Mujahidin di dalam Westgate masih hidup, terlihat sedikit risau, tapi, masih hidup," tulis mereka.
Juru bicara operasi militer al-Shabaab, Sheikh Abulaziz Abu Muscab, dalam wawancara khusus dengan al-Jazeera mengatakan bahawa mal itu jadi target serangan mereka kerana penuh dengan orang-orang Amerika dan Yahudi.
"Tempat yang kami serang adalah mal Westgate. Ini tempat dimana pelancong dari seluruh dunia berbelanja, tempat diplomat berkumpul. Ini tempat pembuat-keputusan di Kenya bersantai dan berlibur. Westgate adalah tempat belanja orang Amerika dan Yahudi. Jadi kami harus menyerang mereka," kata Muscab.
Ditanya soal korban orang awam yang jatuh, dia mengatakan, "Soal kematian orang awam, pemerintah Kenya yang pertama kali perlu ditanya, mengapa mereka mengebom warga-warga Somalia yang tidak berdosa di kamp pengungsi, mengapa mereka mengebom orang tidak berdosa di wilayah Gedo dan Jubba. Tanya itu pada mereka dulu, baru saya."
Penyerangan al-Shabaab ke komplek ini tidak hanya dibalas serangan serupa oleh tentera Kenya. Pemerintah Kenya juga menggempur al-Shabaab di Somalia. Pemerintah Somalia memberi izin mereka untuk masuk sekitar 100 kilometer lebih dalam ke negara itu. Penyerangan di Somalia ini melibatkan tank dan serangan udara.
Komen Weblog Ibnu Hasyim: Benarkah Mereka 'Teroris Multinasional'?
Menteri Luar Negara Amina Mohamed kepada PBS dalam program Newshour mengatakan ada dua warga Amerika Serikat terlibat dalam penyerangan tersebut. Bersama dengan seorang asal Inggeris, ketiganya tewas dalam baku tembak dengan tentera Kenya. Hal ini sebelumnya telah disampaikan kelompok al-Shabaab. Dalam akun Twitternya, mereka menyatakan data para penyerang berusia antara 20 hingga 27 tahun. Mereka berasal dari AS, Inggeris, Kanada, Sweden, Finland, Syria dan Rusia. Semuanya dilatih di Somalia.
Beredar khabar, salah satu korban tewas adalah Samantha Lewthwaite, isteri pengebom di London, Germaine Lindsay. Dalam insiden masa itu, Lindsay adalah satu dari empat orang yang meledakkan diri di stasyen bawah tanah London pada 7 Julai 2005, menewaskan 56 orang dan melukai 700 lainnya.Samantha yang di kalangan militan disebut sebagai "janda putih" memang tidak dikenal sebagai petarung. Namun, intelijen mengatakan dia adalah fasilitator dan otak penyerangan granat di tempat ibadah non-Muslim dan serangan di sebuah bar di Mombasa semasa menonton Euro 2012.
Bergabung dengan al-Shabaab, mualaf yang mengganti namanya menjadi Sherafiyah Lewthwaite ini bermimpi mendirikan negara Islam di Somalia. Dalam tuntutannya, al-Shabaab mendesak Kenya menarik seluruh pasukan mereka di Somalia. Namun, berita Samantha tewas ini masih diragukan keabsahannya. Pasalnya, belum ada data resmi mengenai identiti korban di Westgate.
Samantha bukan orang pertama yang direkrut al-Shabaab. Meniru rekanan mereka, al-Qaeda, al-Shabaab meradikalisasi calon pengikutnya menggunakan propaganda melalui rekaman video dan ceramah. Dalam laporannya tahun 2011 lalu, Komite Pertahanan Dalam Negera Parlemen AS mengatakan, sedikitnya ada 40 orang atau lebih warga AS yang bergabung dengan kelompok ini. Sedikitnya 15 dari mereka tewas dalam pertempuran atau ledakan bom syahid. Tiga warga AS yang kembali di Somalia diadili.
"Setidaknya ada 21 atau lebih warga Amerika menjadi anggota al-Shabaab di luar negeri yang belum diidentifikasi dan menjadi ancaman bagi keamanan dalam negeri AS," tulis laporan tersebut.
Menanggapi kenyataan ini, Kepala Gabungan Angkatan Bersenjata Kenya, Jenderal Julius Karangi, meradang. "Kami sudah tahu siapa orang-orang ini dan jelas mereka adalah orang dari berbagai negara di seluruh dunia. Ini jelas bukan lagi masalah lokal. Kami sedang melawan terorisme global sekarang," kata Karangi, dikutip CNN.
Pemimpin senior Al-Qaidah Syaikh Ayman Al Zawahiri
Jurus al-Qaeda
Al-Shabaab menyatakan bergabung dengan al-Qaeda yang saat itu dipimpin Ayman al-Zawahiri. Sejak itu pula, kelompok ini mengadopsi berbagai taktik kelompok yang dulu dipimpin Osama bin Laden ini. CNN melaporkan, strategi penyerangan al-Shabaab kali ini sesuai dengan pesan dari Zawahiri, 13 September lalu.
Pesan pertama: Korban penyerangan sebaiknya, adalah orang Barat. Dia berpesan agar tidak menyerang negara non-Barat, kecuali jika negara itu adalah bahagian dari kekuatan Amerika. Sejak lama, Kenya menikmati bantuan finansial dan militer dari AS. Target pertama ini telah tercapai di mal Westgate dengan terkorbannya tiga warga Inggeris, dua warga Perancis dan dua warga Kanada.
Pesan kedua: Ambil tawanan sebanyak mungkin. Al-Zawahiri menyarankan untuk menawan warga-warga negara yang berpartisipasi menjajah negara Islam. Tawanan ini boleh ditukar dengan tahanan al-Qaeda atau militan lainnya di AS.
Pesan Terakhir: Hindari sedapat mungkin jatuh korban Muslim. Hal ini juga dituruti oleh al-Shabaab. Menurut kesaksian beberapa orang, 'para teroris' menanyakan agama pengunjung Westgate saat mulai menyerang pada Sabtu petang, 21 September 2013. Pengunjung Muslim diperbolehkan keluar.
Anggota Senat AS di Komite Keamanan Dalam Negera AS, Tom Coburn, kepada CBC mengatakan, penyerangan al-Shabaab ini adalah bukti semakin kuat dan berkembangnya al-Qaeda, tidak seperti yang dikatakan Barack Obama. (IH)
No comments:
Post a Comment