Tuesday, October 29, 2013

Terowongan Kami Lumpuh -Warga Gaza Palestin


Lumpuhnya terowongan kami
Terowongan Gaza. REUTERS

Kehidupan warga Gaza, Palestin, terasa kian berat belakangan ini. Pasalnya pasukan barang keperluan asas makin sukar di dapati. Hal itu sangat dirasakan Awad Ja'rour yang mengelola kilang buat  batu bata di Jalur Gaza. Dia baru saja menutup kilangnya dan memberhentikan semua pegawainya.

"Saya tidak menerima simen selama lebih dari tiga minggu," kata Ja'rour kepada surat khabar Xinhua, seperti dilapor neurope.eu, Isnin (28/10). "Proyek pembangunan banyak yang telah terhenti sama sekali," kata dia.

Sejak 30 Jun, ketika protes besar anti-presiden terguling Muhammad Mursi menenggelamkan Mesir, kegiatan penyelundupan melalui ratusan terowongan ke Jalur Gaza telah berkurang. Semakin memburuk situasi politik di Mesir membuat aktiviti keluar masuk barang dari dan ke Gaza melalui terowongan itu semakin sulit .

Belum lama ini penyelundupan nyaris terhenti total setelah militer Mesir menutup sebagian besar terowongan itu. Para pemilik terowongan di Kota Rafah, bahagian selatan Jalur Gaza, di perbatasan dengan Mesir, mengatakan lebih dari 90 persen terowongan tidak lagi beroperasi akibat aksi yang dilancarkan pihak keamanan Mesir.

"Bahkan terowongan yang masih beroperasi ... tidak beroperasi secara layak, sebab pemiliknya berhati-hati, dan tidak mau mengambil risiko ditangkap. Mereka menolak mengimport simen dan bahan bangunan lain," kata seorang pemilik terowongan.

Akhir bulan lalu Israel mengizinkan import semen dan bahan mentah bangunan dalam jumlah terbatas buat sektor swasta untuk pertama kali dalam enam tahun. Namun, itu tidak berlangsung lama. Israel segera membatalkan keputusannya setelah menemukan satu terowongan yang digali gerila Hamas dari Jalur Gaza ke dalam wilayah Israel.

Belum lama ini, pejabat di sektor bangunan di Jalur Gaza memperingatkan mengenai bencana ekonomi yang bisa membuat Gaza kembali ke masa paling sulit pada 2007 ketika Hamas menjadi penguasa Jalur Gaza.
Sejak itu Israel melakukan blokade terhadap daerah kantung tersebut.

"Melarang bahan bangunan menghalangi semua proyek penanaman modal di Jalur Gaza, dan sektor swasta menanggung beban paling berat," kata Nabil Abu Mo'eilek, pemimpin Perhimpunan Kontraktor Palestin di Jalur Gaza.
"Penutupan terowongan itu telah menimbulkan kerugian bagi sektor industri, perdagangan, pertanian, transportasi dan pembangunan." kata Hatem Oweida, wakil menteri ekonomi Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, seperti dilapor stasiun televissyen Aljazeera, Isnin (28/10).

Oweida juga menyatakan pertumbuhan GDP Jalur Gaza turun sampai tiga persen akibat peningkatan blokade yang dilakukan. Dia menambahkan sebanyak 35 ribu pekerja telah kehilangan pekerjaan sektor pembangunan dan industri. (IH)

Lihat lagi..
E-Buku IH-78: I Support Dr Mohamed Mursi (2)

No comments:

Post a Comment