Sejarah letusan Gunung Kelud memang panjang . Gunung dengan tinggi 1,731 meter di atas permukaan laut , itu tercatat beberapa kali meletus dan menelan korban jiwa tak sedikit . Bahkan , diramalkan sudah puluhan kali gunung yang berada di sempadan tiga daerah ; Kediri , Blitar dan Malang itu meletus selama 10 abad ini .
Kelud juga tergolong sebagai gunung berapi aktif jenis A dengan letusan letupan . Hanya pada 2007 saja gunung itu tercatat efusif , hanya membentuk kubah lava saja . Sepanjang sejarahnya , Gunung Kelud sudah beberapa kali meletus , pada 1586 , 1919 , 1951 , 1966 , 1990 , 2007 , terakhir 2014 .Letusan Gunung Kelud paling banyak menelan korban jiwa berlaku pada 1586 dengan jumlah korban meninggal mencapai 10.000 jiwa . Kebanyakan korban tewas itu kerana terseret lahar letusan gunung. Kemudian letusan pada 1919 yang mengorbankan kira-kira 5,000 orang lebih .
Solo penuh debu.
Berdasar catatan bencana gunung meletus di Indonesia , jumlah korban jiwa akibat letusan Gunung Kelud pada 1586 itu merupakan rekod jumlah korban jiwa terbesar ketiga , selepas letusan Gunung Tambora di Sumbawa pada 10 hingga 12 April 1815 , dan Krakatau di Selat Sunda pada 26 hingga 28 Ogos 1883 .
Dalam buku: Gunung Meletus ( siri bencana alam Indonesia ) , melansir data jumlah korban jiwa gunung - gunung meletus yang pernah terjadi di Indonesia . Pada 1815 , ketika Gunung Tambora memusnahkan bumi Sumbawa , sebanyak 90,000 orang tercatat tewas . Sementara pada 1883 , ketika Krakatau meletus , jumlah korban jiwa mencapai 36.417 jiwa .
Namun demikian , ada catatan lain letusan gunung berapi dahsyat pada 1006 , ketika Gunung Merapi di Yogyakarta , meletus . Hingga kini , tak ada catatan pasti jumlah korban jiwa akibat letusan Gunung Merapi pada tahun itu . Dalam catatan , hanya disebutkan gunung itu menanam Kerajaan Mataram dengan Raja Dharmawangsa bersama bala tentera dan pengikutnya .(IH)
No comments:
Post a Comment