Monday, March 31, 2014

Muslim Tatar Tuntut Daerah Autonomi Di Crimea

Muslim Tatar menginginkan daerah otonomi di Krimea
Mustafa Asaba. ©the Moscow Times

Pemimpin Tatar Crimea semalam mencadangkan muslim minoriti Tatar yang terdiri daripada 300,000 jiwa agar mengusahakan autonomi di wilayah Semenanjung Laut Hitam yang dijajah Rusia dari Ukraine itu .
" Dalam kehidupan setiap negeri akan ada waktu ketika kita harus membuat keputusan yang akan menentukan masa depan , " kata Refat Chubarov , pemimpin Mejelis Bangsa Tatar Crimea , kepada lebih dari 200 delegasi berkumpul untuk majlis tertinggi Tatar Crimea , seperti yang dilaporkan oleh akhbar Dawn , Ahad ( 30 / 3 ) .
" Saya meminta anda untuk meluluskan , awal dari prosedur politik dan undang-undang yang bertujuan untuk mewujudkan autonomi wilayah dan etnik dari bangsa Tatar Crimea berkaitan wilayah bersejarah di Crimea , " ujar dia .
Namun , Chubarov tidak menjelaskan sama ada dia ingin wilayah itu , jika memperoleh autonomi , akan menjadi sebahagian dari Rusia atau Ukraine . Bangsa Tatar Crimea melakukan pertemuan di ibukota bersejarah mereka di Bakhchisaray untuk memutuskan sama ada akan mengadakan referendum untuk menentukan masa depan mereka .
Pungutan suara tersebut akan menjadi sebuah cabaran untuk Presiden Rusia Vladimir Putin yang memasukkan wilayah itu ke Rusia , selepas warga Crimea memilih untuk memisahkan diri dari Ukraine mengikuti penggulingan presiden Ukraine pro - Rusia pada Februari lalu . Warga Tatar Crimea sebahagian besar memboikot referendum di Crimea , yang dianggap Barat tidak sah .
" Tidak ada yang meminta kami , bangsa Tatar Crimea , dalam keadaan apa kita ingin hidup , " ucap Chubarov .
Tatar , sebuah penduduk asal Turki , diusir dari Crimea ke Asia Tengah pada 1944 di bawah pemimpinan Kesatuan Soviet Josef Stalin yang ingin menghukum masyarakat itu atas kes kolaborasi mereka dengan Nazi Jerman . Mereka mula kembali dari pembuangan sekitar dua dekad lalu .
Kerana hidup penuh penderitaan di bawah Kesatuan Soviet , banyak dari antara mereka saat ini sangat menentang kembali jatuh di bawah kawalan Moscow . (IH/fas)
 

No comments:

Post a Comment