Wednesday, September 24, 2014
Pendatang Haram Manfaatkan Agama Lintas Ke Australia
Letak geografi Indonesia yang strategik untuk melintas ke Australia serta lemahnya keselamatan dan pengawasan sempadan Indonesia menjadi faktor utama penarik pendatang haram ke Indonesia. Pendatang yang sebahagian besar berasal dari Iran, Iraq, Pakistan, dan India menetap sementara di Indonesia untuk kemudian mengajukan suaka ke Australia.
Kenyataan tersebut diungkapkan Ketua pejabat Imigresen Jakarta Barat Bambang Satrio dalam acara sosialisi pemilik dan pengurus hotel dalam pengawasan orang asing, khususnya di wilayah Jakarta Barat. Sosialisasi tersebut juga dihadiri wakil Polrestro Jakrta Barat dan Kejaksaan Negeri Jakarta Barat.
Selain itu, majoriti masyarakat Indonesia yang beragama Islam juga dimanfaatkan oleh pendatang tersebut. "Kultur masyarakat Indonesia terkesan boleh menerima pendatang baru yang majoriti pendatang tersebut adalah muslim," kata Bambang Satrio, di Hotel Ibis, Minggu (21/9).
Bambang menjelaskan, laluan yang digunakan pendatang haram yang datang dari Malaysia tersebut masuk ke Indonesia melalui Sumatera. Mereka kemudian memohon status pelarian ke UNHCR yang berada di Jakarta.
Dia menambah, sesuai dengan Pasal 4 tentang Peraturan Ketua Pengarah Imigresen No. IMI-1489.UM.08.05 Tahun 2010 tentang Pengendalian Pendatang Haram berkata, pendatang haram yang ditolak permohonan suakanya oleh UNHCR wajib dilaporkan ke Dijenim.
Untuk menangangi kes pendatang gelap, lanjut Bambang, penyelesaian jangka pendek yang boleh dilakukan Imigresen dan UNHCR adalah memindahkan, memulangkan mereka ke negara asal. Sementara untuk penyelesaian jangka panjang Imigresen akan membentuk Tim Pengkaji Pengendalian Pendatang Haram.
"Tugas Tim Pengkaji Pengendalian Pendatang Haram salah satunya adalah menjalin koordinasi dengan instansi terkait seperti Kementerian Luar Negeri, Menko Polhukam, Depsos, Polri, BIN, TNI AL, UNHCR dan wakil negara asing," ujar Bambang.
Jelas pendatang haram memanfaatkan agama melintas ke Australia melalui Indonesia dan Malaysia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment