YouTube/Daily Mail
Seorang pejalan kaki memeluk salah seorang mahasiswa yang mengadakan
kegiatan Blind Trust Protest yang mengajak warga Toronto, Kanada memeluk
seorang warga Muslim untuk mengatasi Islamofobia.
TORONTO: Di kota Toronto, Kanada, muncul
sebuah gerakan unik untuk menghapus Islamofobia atau ketakutan terhadap
Islam. Di salah satu sudut kota itu, seorang lelaki dengan mata ditutup
dan tangan terentang berdiri di antara dua papan berisi dua pernyataan.
Di papan pertama tertulis..
Di papan pertama tertulis..
- "Saya seorang Muslim, saya mendapat cap sebagai seorang teroris".
- "Saya memercayai anda, apakah anda memercayai saya? Beri saya satu pelukan".
Serangkaian foto dan video terkait gerakan ini tersebar luas di media sosial, dan dunia melihat lelaki tersebut mendapatkan banyak pelukan.
Gerakan yang merupakan sebahagian dari satu projek bernama Blind Trust Project itu merupakan inisiatif tiga mahasiswa Kanada. Ternyata, gerakan di Kanada itu menginspirasi aksi serupa di New York, Jerman, Sweden, dan Norway.
Di New York, seorang pengguna YouTube, Karim Metwaly, mencuba peruntungannya di tengah-tengah kota dengan penduduk super-sibuk itu. Semasa badannya mulai letih dan bergetar, akhirnya Karim mendapatkan hadiahnya, dan tidak hanya satu, tetapi banyak pelukan dari warga New York.
"Saya bahagia melihat seorang Yahudi memeluk seorang Muslim, sungguh mencerahkan hari saya! Video yang indah Karim, Tuhan memberkatimu," demikian salah satu komentar dalam akaun YouTube milik Karim.
Mahasiswa yang memotori projek ini mengatakan kepada The Huffington Post Kanada bahawa mereka tidak menyangka hasil positif yang mereka perolehi.
Maaz Khan, salah seorang mahasiswa yang mencetuskan idea itu bersama kedua kawannya, Mustafa Mawla dan Asoomii Jay, mengatakan bahawa idea untuk menutup mata Mawla dan meminta pelukan muncul saat mereka sedang membuat sebuah video.
"Siapa pun boleh memukul dia (Mawla), atau menyakitinya. (Oleh kerana itu) sangat menyenangkan ketika melihat orang-orang masih boleh berbuat baik," kata Khan.
Khan mengaku sangat gembira boleh mengirimkan sebuah pesan positif dalam suasana yang dihantui Islamofobia yang memicu banyak aksi vandalisme, seperti perosakan masjid di Alberta, Kanada; atau pembunuhan seorang imigran Irak di AS.
"Kami menutup matanya agar dia tak melihat siapa yang memeluknya. Itu menandakan kami terbuka untuk setiap orang," tambah Khan.
Demikian diangkat dari sumber Al-Arabia.
Di Malaysia boleh buat begitu?(IH)
No comments:
Post a Comment