JOM KREATIF
GADIS belia itu diam sejenak. Lalu menarik nafas. Tubuh tegak berdiri. Di depannya, sebuah mike berukuran besar sudah menunggu. Hari itu, dia memakai hijab kuning. Kemeja hitam lengan panjang. Sebuah earphone besar mengatup telinga. Orang-orang sudah menunggu.
Lalu dia menundukan kepala. Sorot matanya fokus. Menatap sebuah Alquran kecil yang sudah terbuka. Kitab Suci itu dia letakkan di kedua tangan. Gadis itu melantunkan Surat Al-Imran ayat 190-194. Dan sungguh mengejutkan. Suaranya begitu merdu, seperti sedang mengirim kesejukan ke dalam jiwa para pendengar.
Jika sudah mendengar, berterima kasihlah kepada Maghfirah M Husain. Itu nama lengkap gadis belia itu. Berasal dari ujung barat Indonesia. Bumi Serambi Mekah. Nangroe Aceh Darusslam. Pada video itu, dia membacakan beberapa surat Alquran. Berdurasi 11 menit, video itu baru diunggah tiga bulan lalu. Sudah dibanjiri ratusan sanjungan.
Qariah
Maghfirah sudah lama menjadi pembaca Alquran. Dikenal dengan sebutan qariah. Dia lahir di Simpang Mamplam, Samalanga 31 Desember 1996. Sebuah tempat yang sohor disebut sebagai Kota Santri di Bireuen.
GADIS belia itu diam sejenak. Lalu menarik nafas. Tubuh tegak berdiri. Di depannya, sebuah mike berukuran besar sudah menunggu. Hari itu, dia memakai hijab kuning. Kemeja hitam lengan panjang. Sebuah earphone besar mengatup telinga. Orang-orang sudah menunggu.
Lalu dia menundukan kepala. Sorot matanya fokus. Menatap sebuah Alquran kecil yang sudah terbuka. Kitab Suci itu dia letakkan di kedua tangan. Gadis itu melantunkan Surat Al-Imran ayat 190-194. Dan sungguh mengejutkan. Suaranya begitu merdu, seperti sedang mengirim kesejukan ke dalam jiwa para pendengar.
Cubalah anda dengar sendiri. Carilah dengan judul ini: Inilah Suara Merdu Bacaan Quran Gadis Aceh Indonesia yang Mengguncang Dunia Maya.
Jika sudah mendengar, berterima kasihlah kepada Maghfirah M Husain. Itu nama lengkap gadis belia itu. Berasal dari ujung barat Indonesia. Bumi Serambi Mekah. Nangroe Aceh Darusslam. Pada video itu, dia membacakan beberapa surat Alquran. Berdurasi 11 menit, video itu baru diunggah tiga bulan lalu. Sudah dibanjiri ratusan sanjungan.
Qariah
Maghfirah sudah lama menjadi pembaca Alquran. Dikenal dengan sebutan qariah. Dia lahir di Simpang Mamplam, Samalanga 31 Desember 1996. Sebuah tempat yang sohor disebut sebagai Kota Santri di Bireuen.
Dalam kumpulan video yang diunggah Ystudio Recording milik kakak, Yacob Samalanga, suara Maghfirah memang terdengar merdu. Indah dan sejukan jiwa. Tak hairan dikagumi orang.
Seorang netizen memberi komentar: "Masya Allah, suaranya merdu dan adem didengar. Tak terasa air mataku menetes. Ratusan orang lain memberi kesaksian yang sama. "
Khamis 7 Mei 2015 lalu, Maghfirah baru saja selesai kuliah. Dia mengisahkan panjang lebar awal mula mempelajari Al Quran. Mempelajari cara membacanya agar indah didengar. Dan jika kemudian dia berhasil, itu kerana dia bertekun semenjak usia 6 tahun.
Ilmu dan bakat itu diwarisi dari ayahnya, yang juga seorang Qari. Dan Maghfirah mengaku sangat beruntung.
"Ayah juga qari. Biasanya kami membaca Al Quran itu setelah shalat subuh hingga jam 6.30 pagi. Kalau untuk iramanya, saya pelajari sendiri dari kaset. Saya sering mendengarkan kaset-kaset qari dan qariah," kisahnya.
Lahir dari keluarga yang taat beragama, Maghfirah tentu disokong penuh. Mengasah kemampuan melantunkan ayat-ayat suci Al Quran dengan irama indah ini. Dia sempat berniat mengikuti ajang Indonesia Idol. Suara merdu itu jadi modal. Tapi ayah melarang.. anaknya tunduk.
Rencana terjun ke dunia tarik suara itu sempat meletik lagi setelah ayahnya wafat. Hendak ikut ajang Talent Aceh, tapi ibu pula melarang. Didikan keluarga yang baiklah, yang membuat Maghfirah patuh pada orang tua.
Youtube.
Allah memberikan jalan lain bagi Maghfirah demi menyalurkan suara emasnya. Melantunkan bacaan Al Quran. Melalui Ystudio milik kakaknya, rekamannya saat membaca ayat-ayat Al-quran diunggah ke Youtube. Ia pun langsung mendapat sorotan dari netizen. Juga media massa. Maghfirah meraih banyak sokongan melalui berbagai media sosial dan laman Youtube.
Puluhan wartawan juga secara bergantian mewawancarainya. Terutama setelah video mengajinya populer di Youtube. Pada zaman yang serba gegas ini, idola baru memang datang secara tidak terduga. Mereka datang dari panggung media sosial. Laman berbagi video. Microblog yang menjamur hingga ke sudut negeri itu, dengan cepat melambungkan seseorang menjadi bintang.
Jika buntu di media massa konvensional, cubalah pakai sejumlah media baru itu. Dari jejaring perkawanan di Facebook, hingga zon berbagi video di Youtube. Kita jadi sohor dalam sekali pencet. Asal aksi itu mematut dibenak publik. Bakat mengagumkan di media Youtube boleh berubah jadi pintu ketenaran.
Bacalah pengakuan Pew Research Center soal media sosial. Media unjuk diri seperti Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest, Youtube dan lainnya telah jadi alat menggapai populariti di kalangan generasi muda.
Bayangkan saja, 52 persen orang dewasa di Amerika Syarikat AS) menggunakan aneka media sosial. Siapa pintar meraih hati penonton, bersiaplah melayang ke angkasa ketenaran.
Sementara Youtube telah berubah menjadi stasyen tv percuma. Mereka yang tak punya duit masuk dapur rekaman, berbondong-bondong masuk Youtube. Berharap suara atau bakatnya ditonton jutaan pengakses Youtube.
Youtube, mengutip data Alexa 2011, telah menjadi situs paling populer di dunia. Di belakang Google dan Facebook. Tak kurang dari 100 juta klip video ditonton setiap hari.
Sebuah survei terbaru dari Android Digital bahkan menyebut Youtube lebih populer dibandingkan tv. Dari dari 2,000 penduduk AS berusia di atas 18 tahun, sebanyak 68 persen menjadikan Youtube sebagai alat mengonsumsi video. Hanya 51 persen yang masih menjadikan tv sebagai tontonan.
Di kalangan anak muda, teknologi seolah telah menjadi keperluan utama. Lebih dari 76 persen dari 600 orang dewasa di Aalto University, sudah menjadikan Youtube untuk mendengar muzik kesukaan.
“Popularitas Youtube mendapat sambutan positif. Hampir semua orang menggunakannya untuk mendengarkan muzik,” kata Lassi A Liikkanen, seorang peneliti.
Liikkanen boleh saja beranggapan begitu. Tapi sebahagian orang memang menganggap Youtube hanya situs amatiran yang membuat video berkualiti buruk. Apapun kontroversi, situs video Youtube telah menjelma menjadi pintu menuju populariti. Youtube menyediakan cara singkat plus murah untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Ketiga hijaber itu membuktikan bahwa bakat, ketekunan mengasah, bisa menaklukan banyak orang. Maghfirah adalah contoh bagaimana mengirim kesejukan ke dalam jiwa pada jaman yang serba gaduh ini. Seperti kesaksian salah seorang netizen ini,
“Subhanallah. Merinding aku mendengar suara bacaan ayat suci Alquran ini.” Atau seorang penonton yang lain, yang menitis air matanya demi mendengar suara itu. (IH)
Lihat sebelum ini..
Seorang netizen memberi komentar: "Masya Allah, suaranya merdu dan adem didengar. Tak terasa air mataku menetes. Ratusan orang lain memberi kesaksian yang sama. "
Khamis 7 Mei 2015 lalu, Maghfirah baru saja selesai kuliah. Dia mengisahkan panjang lebar awal mula mempelajari Al Quran. Mempelajari cara membacanya agar indah didengar. Dan jika kemudian dia berhasil, itu kerana dia bertekun semenjak usia 6 tahun.
Ilmu dan bakat itu diwarisi dari ayahnya, yang juga seorang Qari. Dan Maghfirah mengaku sangat beruntung.
"Ayah juga qari. Biasanya kami membaca Al Quran itu setelah shalat subuh hingga jam 6.30 pagi. Kalau untuk iramanya, saya pelajari sendiri dari kaset. Saya sering mendengarkan kaset-kaset qari dan qariah," kisahnya.
Lahir dari keluarga yang taat beragama, Maghfirah tentu disokong penuh. Mengasah kemampuan melantunkan ayat-ayat suci Al Quran dengan irama indah ini. Dia sempat berniat mengikuti ajang Indonesia Idol. Suara merdu itu jadi modal. Tapi ayah melarang.. anaknya tunduk.
Rencana terjun ke dunia tarik suara itu sempat meletik lagi setelah ayahnya wafat. Hendak ikut ajang Talent Aceh, tapi ibu pula melarang. Didikan keluarga yang baiklah, yang membuat Maghfirah patuh pada orang tua.
Youtube.
Allah memberikan jalan lain bagi Maghfirah demi menyalurkan suara emasnya. Melantunkan bacaan Al Quran. Melalui Ystudio milik kakaknya, rekamannya saat membaca ayat-ayat Al-quran diunggah ke Youtube. Ia pun langsung mendapat sorotan dari netizen. Juga media massa. Maghfirah meraih banyak sokongan melalui berbagai media sosial dan laman Youtube.
Puluhan wartawan juga secara bergantian mewawancarainya. Terutama setelah video mengajinya populer di Youtube. Pada zaman yang serba gegas ini, idola baru memang datang secara tidak terduga. Mereka datang dari panggung media sosial. Laman berbagi video. Microblog yang menjamur hingga ke sudut negeri itu, dengan cepat melambungkan seseorang menjadi bintang.
Jika buntu di media massa konvensional, cubalah pakai sejumlah media baru itu. Dari jejaring perkawanan di Facebook, hingga zon berbagi video di Youtube. Kita jadi sohor dalam sekali pencet. Asal aksi itu mematut dibenak publik. Bakat mengagumkan di media Youtube boleh berubah jadi pintu ketenaran.
Bacalah pengakuan Pew Research Center soal media sosial. Media unjuk diri seperti Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest, Youtube dan lainnya telah jadi alat menggapai populariti di kalangan generasi muda.
Bayangkan saja, 52 persen orang dewasa di Amerika Syarikat AS) menggunakan aneka media sosial. Siapa pintar meraih hati penonton, bersiaplah melayang ke angkasa ketenaran.
Sementara Youtube telah berubah menjadi stasyen tv percuma. Mereka yang tak punya duit masuk dapur rekaman, berbondong-bondong masuk Youtube. Berharap suara atau bakatnya ditonton jutaan pengakses Youtube.
Youtube, mengutip data Alexa 2011, telah menjadi situs paling populer di dunia. Di belakang Google dan Facebook. Tak kurang dari 100 juta klip video ditonton setiap hari.
Sebuah survei terbaru dari Android Digital bahkan menyebut Youtube lebih populer dibandingkan tv. Dari dari 2,000 penduduk AS berusia di atas 18 tahun, sebanyak 68 persen menjadikan Youtube sebagai alat mengonsumsi video. Hanya 51 persen yang masih menjadikan tv sebagai tontonan.
Di kalangan anak muda, teknologi seolah telah menjadi keperluan utama. Lebih dari 76 persen dari 600 orang dewasa di Aalto University, sudah menjadikan Youtube untuk mendengar muzik kesukaan.
“Popularitas Youtube mendapat sambutan positif. Hampir semua orang menggunakannya untuk mendengarkan muzik,” kata Lassi A Liikkanen, seorang peneliti.
Liikkanen boleh saja beranggapan begitu. Tapi sebahagian orang memang menganggap Youtube hanya situs amatiran yang membuat video berkualiti buruk. Apapun kontroversi, situs video Youtube telah menjelma menjadi pintu menuju populariti. Youtube menyediakan cara singkat plus murah untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Ketiga hijaber itu membuktikan bahwa bakat, ketekunan mengasah, bisa menaklukan banyak orang. Maghfirah adalah contoh bagaimana mengirim kesejukan ke dalam jiwa pada jaman yang serba gaduh ini. Seperti kesaksian salah seorang netizen ini,
“Subhanallah. Merinding aku mendengar suara bacaan ayat suci Alquran ini.” Atau seorang penonton yang lain, yang menitis air matanya demi mendengar suara itu. (IH)
Lihat sebelum ini..
No comments:
Post a Comment