Wajar, PM Serbia Aleksandar Vucic (tengah berkacamata) dilempari batu. © 2015 Merdeka.com
PERDANA Menteri Serbia Aleksandar Vucic dilemparbatu oleh warga Bosnia-Herzegovina yang menghadiri Peringatan 20 Tahun Tragedi Srebrenica di Monumen Dist Potocari kelmarin siang hari waktu setempat, amatlah wajar.
Pemimpin Serbia itu awalnya berniat mengukuti tabur bunga dan bertemu janda perang yang kehilangan suami atau anaknya. BBC melaporkan, Sabtu (11/7), keluarga korban Srebrenica, majoriti muslim, emosi melihat Vucic yang dianggap terlibat dalam pembantaian keji tersebut hadir. Terdengar kerumunan meneriakkan kata-kata seperti 'Allahu Akbar', 'mana tanggung jawabmu', serta 'mati saja kau pembunuh'.
Team pengaman perdana menteri Serbia itu kelimpungan, kerana ratusan orang melempari mereka dengan batu serta pecahan botol. Belasan orang ditahan polis Bosnia setelah dianggap berupaya melakukan serangan serius kepada Vucic. PM Serbia berhasil dilarikan, walau kacamatanya pecah akibat lemparan batu.
Sebelum hadir di acara itu, Vucic mengirim surat terbuka kepada media-media Bosnia. Dia mengaku mengecam tindakan milisi pro-Serbia di masa lalu yang telah "...melakukan kejahatan keji ini. Saya menjamin kejadian serupa tidak terjadi di masa mendatang."
Namun warga muslim Bosnia menilai pernyataan pemimpin Serbia itu cakap kosong. Kenyataannya, awal minggu lalu Vucic meminta sekutunya, Rusia, agar memveto resolusi PBB yang menyebut tragedi Srebrenica sebagai pemusnahan etnis alias genosida.
"Apakah (Vucic) tidak malu datang ke sini lalu menyebut keluarga kami bukan korban genosida?" kata Hamida Dzanovic, warga Srebrenica yang kehilangan suaminya dalam insiden dua dasawarsa lalu. Insiden Srebrenica terjadi pada 11-13 Julai 1995. Ketika itu dianggarkan 23 ribu pengungsi muslim Bosnia merapat ke Potocari yang dinilai aman kerana dijaga Pasukan Perdamaian PBB.
Tetapi yang nyatanya, milisi pro-Serbia mengepung wilayah netral itu, lalu mengangkut hamper semua lelaki berusia 12 hingga 77 tahun. Semua lelaki itu dibantai. Total korban dianggarkan lebih dari 8 ribu, belum semua kuburannya ditemukan sampai sekarang.
Selama Perang Bosnia, Vucic menjabat sebagai salah satu pemimpin sayap pemuda radikal Serbia. Organisasi ini dituding melatih milisi lokal Bosnia yang berdarah Serbia untuk membunuh warga muslim. Vucic disebut-sebut dekat dengan mendiang Pemimpin Serbia Slobodan Milosevic yang terbukti melakukan kejahatan kemanusiaan selama Perang Bosnia.
Srebrenica adalah titik terburuk perang Bosnia-Herzegovina lawan Serbia, lantaran menjadi pembantaian massal paling parah di Eropah sejak Perang Dunia II. Perang dua etnik ini awalnya pecah pada 1993 selepas warga Kristian berdarah Serbia ingin wilayah bekas Yugoslavia itu bergabung dengan negara leluhurnya.
Sementara warga Bosnia yang majoriti muslim menuntut merdeka.
Akibat pembantaian ini, Mahkamah Internasional masih mengadili 14 pemimpin tinggi militer Serbia yang diduga kuat memerintahkan genosida.
Setibanya di Ibu Kota Belgrade malam tadi waktu setempat, Vucic mengaku tidak sakit hati walaupun usaha berdamai dengan muslim Bosnia berakhir tragis. "Saya akan terus mengusahakan perdamaian dua negara Balkan ini." (IH)
No comments:
Post a Comment