INDONESIA, negara umat Islam terbesar di dunia, terus terkedepan lagi dalam projek pembanteras maksiat. Sudah lebih daripada 40 tahun beroperasi, kini penempatan pelacuran Tanjung Elmo di Jayapura, Papua ditutup pada minggu lalu.
Penutupan tersebut merupakan sebahagian daripada program kerajaan Indonehofifah Indar Parawansa Jumaat (21/8). Tidak hanya itu, mereka juga diberi bantuasia bersih dari pelacuran. Akibat daripada penutupan tersebut ratusan 'pekerja seks komersial (PSK) atau pelacur di hantar pulangkan ke kampung halamannya masing-masing.
Kepulangan mereka itu di'lepas langsung' oleh Menteri Sosial, dengan pemberian dana Rp 10 juta lebih, daripada kerajaan. Dana tersebut Rp 5.050.000 dari Kementerian Sosial dan Rp 5.000.000 dari pemerintah daerah Kangar.
Kerajaan berharap dana bantuan tersebut boleh digunakan mereka untuk membina perniagaan di kampungnya.
"Mereka akan dihantar pulang ke kawasan masing-masing, dan akan diberi bantuan usaha ekonomi produktif agar mereka boleh berdikari," kata Mensos.
Namun sayang, dari ratusan PSK yang dipulangkan malah ada sebahagian yang pindah ke tempat pelacuran di Sibu pula. Rupanya mereka masih enggan meninggalkan perniagaan lendir tersebut.
Ikuti selanjutnya.. bersambung.
Sebelum ini..
Kisah-kisah Di Papua..
Bab 1
- Pekan Kecil Papua, Tapi Bendera Israel Popular.
- Serangan Pengganas Kristian Atas Jamaah Solat Aidi...
- Lapor Langsung Dari Tolikara: Solat Jumaat Pertama...
- Rusuhan Agama Di Papua: Ibnu Hasyim Sokong Desak C...
- Interbiau Khas Dengan Imam Masjid Tolikara. Rusuha...
- Toleransi Islam Dibalas Pembakaran..
- Mengapa Presiden Jokowi Diam Semasa Teroris Kristi...
- NGO & Orang Kaya Malaysia, Jengok-jengoklah Ke Sin...
- Pengganas Gereja Injil Diundang Jokowi Ke Istana, ...
- Hati Kami Juga Luka, Larang Solat Di Negara U/Isla...
- Inikah Jokowi (Pres.Indonesia), Menurut Tayyip Erd...
- Jokowi Akan Bina Istana Presiden Saat Papua Dipenu...
- Awasi Satu Operasi Politik Israel Di Papua.. -K/Su...
- Islam Di Papua, Sejak 500 Tahun Lalu (Siri 1)
- Islam Di Papua, Sejak 500 Tahun Lalu (Siri 2)
No comments:
Post a Comment