Jakarta: MENGHADAPI musim kemarau sekaligus bencana asap, kerajaan merancang mengadakan sembahyang Istisqa untuk meminta hujan. Salat tersebut rencananya akan diumumkan usai salat Jumaat besok.
Berkaitan rencana tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyarankan agar pihak Istana menangguhkan pelaksanaan salat Istisqa itu kepada hari Minggu. Ini kerana pelaksanaan salat di hari Jumaat dinilai terlalu cepat.
"Pelaksanaan salat Istisqa harus tulus benar-benar taubat dari kesalahan. Salat Istisqa biasanya diawali dengan puasa tiga hari. Jadi kalau dilaksanakan hari Jumaat itu, terlampau cepat," ujar Wakil Ketua Umum MUI Yunahar Ilyas, Selasa, 27 Oktober 2015.
Yunahar berkata pelaksanaan salat Istisqa yang diumum kerajaan seharusnya juga dilakukan lapangan, bukan di masjid kompleks Istana. Menurutnya, dengan dilakukan di lapangan, masyarakat dan lapisan organisasi masyarakat dapat turut serta.
"MUI sebetulnya sudah menyarankan kerajaan untuk mengadakan sembahyang Istisqa di Lapangan Parkir Timur Senayan. Tapi, sepertinya lebih memilih mengumumkan salat Istisqa di Masjid Baiturrahman, Istana Merdeka usai salat Jumaat," jelas beliau.
Sembahyang Istisqa ini diisytiharkan sebagai usaha kerajaan dan masyarakat meminta kepada Allah SWT untuk menurunkan hujan. Usaha ini menjadi salah satu cara untuk mengatasi bencana kebakaran hutan dan kabut asap.
Sementara itu, kelmarin salat yang ditubuhkan oleh sejumlah pelajar Sekolah Menengah Tanah Merah di Riau seperti mendapatkan berkah. Hujan deras terus mengguyur jemaah yang sedang khusyuk memanjatkan doa kepada Khalik.
Gambar ini terakam dalam kamera milik seorang pengguna Facebook Icoet Manessa. Usai dimuat naik, foto-foto tersebut mendapat respon dari pelbagai netizen.
No comments:
Post a Comment