Tertuduh kes terorisme Abu Bakar Baasyir menyapa penyokongnya di ruang sidang PN Cilacap, Jawa Tengah, (12/1/2016). Sebelumnya, PN Jakarta Selatan menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara kepada Abu Bakar Ba'asyir. (REUTERS/Darren Whiteside)
Bogor, Indonesia: Kerajaan Indonesia menepati janjinya. Tertuduh pengganas Abu Bakar Baasyir boleh melakukan salat Jumaat berjamaah dengan banduan lain di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.
Semasa ditahan di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Amir Jamaah Anshorut Tauhid itu dilarang salat berjamaah di masjid.
"Atas izin Dirjen Lapas, Baasyir sekarang dibenarkan salat Jumaat berjamaah di masjid," kata Kepala Lapas Gunung Sindur, Gumilar Budimulya di Bogor, Jumaat (22/4/2016).
Pada masa menjalani salat Jumaat bersama banduan lain, pemimpin Majelis Mujahidin Indonesiaitu menduduki saf terdepan dengan dikawal dua petugas lapas.
"Dia menduduki saf pertama diapit oleh 2 pegawai kami," ujar Gumelar.
Pengasas Pondok Pesantren Islam al'Mumin tersebut melaksanakan ibadah seperti banduan pada umumnya yang ada di Lapas Gunung Sindur.
"Setelah selesai salat semua banduan termasuk Baasyir terus masuk ke bilik tahanan," kata Gumelar.
Sebelumnya, Baasyir dipindahkan dari Lapas Pasir Putih, Nusakambangan ke Lapas Gunung Sindur pada Sabtu 16 April 2016. Saat di Lapas Pasir Putih, Baasyir dilarang salat berjamaah, bahkan diasingkan. Keluarga dan pasukan peguam pun protes.
Namun setelah dipindah di Lapas Gunung Sindur dan atas permintaan keluarga, Baasyir dibenarkan salat Jumat berjamaah. Bahkan di Lapas tersebut, Baasyir menduduki satu bilik dengan Natsiruddin, tertuduh kes terorisme yang membantunya dalam melakukan kegiatan sehari-hari. (IH/L6)
No comments:
Post a Comment