Tidur Bawah Pokok Begini Sambut Puasa & Hari Raya? Mana Pemimpin Beriman?

DALAM gambar ini, kelihatan si bapa tidur di atas pangkin bersama anak perempuannya, manakala beg pakaian kelihatan bersusun di hadapan mereka.







Tidak dapat dipastikan apakah perkara sebenar yang telah menimpa dua beranak ini tetapi keadaan mereka amat menyedihkan terutama mengenang si anak yang masih terlalu mentah namun terpaksa jalani hidup demikian rupa.

Difahamkan, dua beranak ini sering kelihatan di Jalan Raja Chulan, Kuala Lumpur bersebelahan bangunan Olympia atau seberang bangunan BSKL.



Lokasi 2 beranak bergelandangan..

Menurut pengguna Facebook Shaifful Bin Z dia melihat dua beranak ini tidur di bawah pokok hampir setiap malam kerana tidak mampu menyewa rumah manakala Rein Mohd Yatim memaklumkan, pernah terlihat dua beranak ini di tepi sungai di belakang bangunan Sogo ketika memancing.

Apa pun alasannya, dua beranak ini berada dalam kesusahan dan diharapkan, ada pihak akan tampil membantu mereka selepas ini. Lapor Mynewshub.cc.

Tazkirah..

Sanggupkah kita melihat mereka menyambut puasa dan berhari raya dalam keadaan begini? Kata Nabi SAW, tidak sempurna iman seseorang itu sekiranya ia tidur dalam kekenyangan sedang jirannya dalam kelaparan. 

Mana pemimpin-pemimpin negara yang hidup dalam kemewahan sedang rakyatnya hidup dalam kesusahan dan kelaparan? 

Bukanlah orang yang beriman yang ia sendiri kenyang sedangkan tetangga (yang di sebelah)nya kelaparan..

Sudah menjadi harapan dan keinginan setiap manusia, khususnya muslim untuk selalu mendapat pertolongan dan bantuan dari Allah SWT.  Bantuan mendapatkan kesembuhan dan kesehatan dikala seseorang sedang sakit. Bantuan mendapatkan rizki cukup diwaktu ia ditimpa kefakiran dan kemiskinan. Bantuan mendapatkan ilmu dan pengetahuan dikala ia tidak tahu dan dalam kebodohan. Bantuan mendapatkan keamanan dan kenyamanan disaat ia dihinggapi rasa takut dan kekhawatiran, dan lain sebagainya.

Namun mendapat pertolongan dan bantuan dari Allah ta’ala itu tidak sesuai dengan kehendak manusia. Sebab Allah ta’ala dan Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah menetapkan terwujudnya pertolongan-Nya itu dengan suatu syarat yakni orang tersebut juga selalu bersedia menolong saudaranya.

Sebagaimana telah dijelaskan oleh Rosulullah SAW di dalam dalil hadits berikut, Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata, telah bersabda Rosulullah SAW 

وَ اللهُ فىِ عَوْنِ اْلعَبْدِ مَا كَانَ اْلعَبْدُ فىِ عَوْنِ أَخِيْهِ

• “Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”. [HR Muslim: 2699, at-Turmudziy: 1930, 1425, 2945, Abu Dawud: 4946, Ibnu Majah: 225 dan Ahmad: II/ 252, 296, 500, 514. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy Shahih]. [1] 

• Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy hafizhohullah, “Pemberian pertolongan seorang hamba terhadap saudaranya itu dapat menyebabkan pertolongan Allah kepada hamba tersebut”. [2] 

• Berkata asy-Syaikh Muhammad bi Shalih al-Utsaimin rahimahullah, “Bahwa Allah ta’ala menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya. Di dalam hadits ini terdapat motivasi untuk menolong saudaranya dari kaum muslimin di dalam segala yang perkara yang mereka butuh pertolongan. Sehingga dalam perkara mendahulukan kedua sandal bagi saudaranya tersebut, mempersilahkannya untuk naik kendaraan dan mendekatkan permadaninya untuknya dan selainnya. Namun motivasi menolong saudaramu yang muslim itu terikat dengan perbuatan baik dan ketakwaaan. Hal ini karena firman Allah ta’ala ((Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa. QS al-Maidah/ 5: 2)). [3]

[1] Mukhtashor Shahih Muslim: 1888, Shahih Sunan at-Turmudziy: 1151, 1574, 2348, Shahih Sunan Abi Dawud: 4137, Shahih Sunan Ibni Majah: 184, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 6577 dan Shahih at-Targhib wa at-Tarhib: 67, 899.
[2] Bahjah an-Nazhirin: I/ 333.
[3] Syar-h al-Arba’in an-Nawawiyah halaman 391
.
Jadi pertolongan itu Allah ta’ala itu akan diberikan kepada setiap hamba yang ringan tangan mengulurkan bantuan kepada saudaranya yang muslim dalam perkara-perkara yang mengandung kebaikan dan ketakwaan.

Faidah Hadits,

1). Allah Subhanahu wa ta’ala memiliki sifat menolong, [QS Ghafir/ 40: 51, Rum/ 30: 47 dan selainnya] dan Allah ta’ala adalah Sebaik-baik penolong.

2). Yang berhak mendapatkan pertolongan Allah Jalla wa Ala adalah setiap hamba yang suka menolong saudaranya.

3). Anjuran untuk senantiasa memberi pertolongan kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan dari kaum fakir, miskin, anak yatim dan selainnya.

4). Sabda Nabi SAW ini merupakan petunjuk bagi umatnya untuk selalu bersikap baik dan perhatian kepada saudara-saudaranya dalam berbagai hal.

5). Alqur’an yang mulia telah menetapkan bagi setiap muslim untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.

6). Jika ingin selalu mendapatkan pertolongan Allah ta’ala maka biasakanlah menolong orang lain dalam kebaikan dan dengan penuh keikhlasan.

7). Allah Azza wa Jalla pasti akan menunaikan janji-Nya karena Dia tidak pernah ingkar janji. [QS Rum/ 30: 6, az-Zumar/ 39: 20 dan selainnya].

Jika seorang hamba muslim sudah menunaikan kewajibannya dengan membantu saudaranya yang muslim dengan penuh kesungguhan dan seukuran kemampuannya maka Allah ta’ala akan memenuhi janjinya dengan bersiap-siap untuk membantu hamba-Nya tersebut dikala memerlukan bantuan-Nya. Dan ingatlah Allah ta’ala tidak pernah ingkar janji.

Semoga bermanfaat bagiku, keluargaku, para shahabatku dan kaum muslimin seluruhnya. Wallahu a’lam bish showab. (IH)