Suasana rusuhan di Tanjung Balai..
TANJUNGBALAI: Rusuhan bernuansa suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) telah pecah berlaku di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara, Sabtu (30/7/2016) dini hari.
Kekecohan bermula apabila seorang wanita warga etnik Cina, Meliana, warga Jalan Karya Tanjung Balai, mengamuk ketika mendengar suara azan di masjid Al Maksum Jl. Karya Tanjung Balai tepatnya di depan rumahnya sendiri.
Warga yang tidak terima dengan sikap warga etnik Cina tersebut akhirnya marah, dan maklumat tersebut beredar di media sosial mencetuskan kemarahan yang meluas sehingga terjadi sejumlah pembakaran Vihara.
"Dari maklumat masyarakat bahawa warga tersebut membuat kekecohan di masjid dan memaki imam yang sedang azan di masjid kerana tidak senang akan adanya adzan di masjid hingga menyebabkan umat Islam menjadi marah," bunyi status yang beredar di media sosial, dikutip dari dnaberita.com.
Polda Sumatera Utara melalui Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Rina Sari Ginting, menyampaikan kronologi terjadinya peristiwa tersebut.
"Kejadian ini berawal dari adanya permintaan seorang warga Tionghoa, M (41), warga Jalan Karya Tanjungbalai Dewan yang menegur nazir Masjid Al Makhsum yang ada di Jalan Karya dengan maksud agar mengurangkan kelantangan mikrofon yang ada di masjid, di mana menurut nazir masjid bahawa hal tersebut telah didedahkan beberapa kali, "jelas, Sabtu (30/7) siang.
Kira-kira pukul 20.00 Wib, selepas selesai solat Isyak, jemaah dan nazir masjid menjumpai M ke rumahnya. Kepala persekitaran mengamankan M dan suaminya ke pejabat lurah. Kerana suasana pada masa itu sudah agak panas, maka M dan suaminya diamankan ke Polsek Tanjungbalai Selatan.
Setibanya di Polsek lalu dilakukan pertemuan dengan melibatkan Ketua MUI, Ketua FPI, camat, kepling dan tokoh masyarakat setempat. Pada saat bersamaan massa mulai banyak berkumpul yang dipimpin kumpulan elemen mahasiswa dan melakukan orasi. Seterusnya massa yang diimbau sempat membubarkan diri.
Pukul 22.30 Wib massa kembali berkumpul kerana didakwa telah mendapat maklumat melalui media sosial (Facebook) yang diposkan salah seorang warga. Seterusnya massa kembali mendatangi rumah M di Jalan Karya. Mereka hendak membakar namun dilarang warga sekitar.
Kerana massa sudah semakin banyak dan semakin emosi, selanjutnya massa bergerak menuju Vihara Juanda yg berjarak kira-kira 500 meter dari Jalan Karya. Usaha pembakaran dihadang personel Polres Tanjungbalai, namun terjadi pelemparan menggunakan batu sehingga vihara mengalami kerosakan.
Seterusnya massa bergerak melakukan tindakan pembakaran dan pengerusakan di sejumlah vihara dan klenteng di Tanjung Balai. Massa melakukan pembakaran terhadap 1 unit Vihara dan 3 unit klenteng 3 unit mobil, 3 unit motosikal dan 1 unit betor di Pantai Amor; merosakkan barang-barang 1 unit klenteng di Jalan Sudirman.
Selain itu, massa juga merosakkan barang-barang sat unit klenteng dan 1 tempat amalan perubatan China, serta 1 unit motosikal di Jalan Hamdoko. Pemusnahan lain berlaku di Jalan KS Tubun, massa merosakkan barang-barang 1 unit klenteng dan 1 unit bangunan milik Yayasan Putra Esa di Jalan Nuri.
Massa juga membakar barang-barang dalam 1 unit vihara di Jalan Imam Bonjol, merosakkan isi bangunan Yayasan Sosial dan merosakkan 3 unit kereta di Jalan WR Supratman, merosakkan pagar vihara di Jalan Ahmad Yani, membakar barang-barang yang ada dalam 1 unit klenteng di Jalan ade Irma.
"Jenis barang-barang yang dibakar mahupun yang dirosakkan massa di dalam vihara dan Kelenteng itu berupa peralatan sembahyang seperti kemenyan, gaharu, lilin, minyak dan kertas, meja, kerusi, lampu, tanglung, patung Buddha, dan gong," sebut Rina.
Polis kemudian mengambil sejumlah langkah untuk mengawal keadaan. Mereka berkoordinasi dengan aparat keamanan yang berkaitan termasuk dengan Polres terdekat. Mereka juga berkoordinasi dengan Muspida, tokoh agama dan tokoh masyarakat.
"Kita juga menyampaikan imbauan dan menghalau massa untuk membubarkan diri. Melakukan penjagaan dan keselamatan di lokasi vihara dan kuil, "jelasnya.
(IH/arrahmah.com)
Ibnu Hayim di perkampungan Batak di Pulau Samosir.
Lihat sebelum ini..
Ibnu Hasyim: Tanjung Balai, Kota Mafia Menuju Kamatian..
www.ibnuhasyim.com/2008/06/tanjung-balai-kota-mafia-menuju.html
8 Jun 2008 - Tanjung Balai, Kota Mafia Menuju Kamatian.. Ibnu Hasyim Catatan Perjalanan. AZAN solat Isyak bergema melalui puncak menara masjid.Ibnu Hasyim: E-Buku IH-8: Medan-Tanjung Balai
www.ibnuhasyim.com/2010/09/e-buku-ih-8-medan-tanjung-balai.html
20 Sep 2010 - E-Buku IH-8: Medan-Tanjung Balai. E-Buku IH-8 Catatan Perjalanan.'Medan-Ibnu Hasyim: Misteri Khemah Ini.. Pelacuran Macam Jual ...
www.ibnuhasyim.com/2010/12/misteri-khemah-ini-pelacuran-macam-jual.html
17 Dis 2010 - "Bapak kenal aku nggak?" katanya kepadaku yang sedang jalan-jalan santai, malam itu di jantung kota kecil Tanjung Balai Asahan, Medan.Ibnu Hasyim
www.ibnuhasyim.com/
18 minit lalu - Komen Weblog Ibnu Hasyim: Itulah budaya dalam negara sekular yang tiada asas-asas agama dalam ..... Ibnu Hasyim Medan-Tanjung Balai ...
1 comment:
Walaun2 Hadi yg berotak mengong dari parti penjual agama akan kata ini semua salah DAP kapir harbi.kahkahkah
Post a Comment