Catatan Perjalanan Ibnu Hasyim, Jakarta Ke Tasikmalaya (5)
INDONESIA disemboyankan sebagai negara kesatuan Bhineka tunggal ika, 'berbeda-beda tetapi tetap satu jua'. Contohnya, banyak suku kaum saperti suku kampung Naga Tasikmalaya yang telah dihuraikan, Badui di daerah Banten, dan lain-lain.. tapi tetap satu, Indonesia jua.
Jom kita lihat, siapa kaum Badui/Baduy di Indonesia, adakah berasal dari Tanah Arab?
Seperti yang dapat dilihat jelas dalam cara pakaian, keseragaman bentuk rumah, penggunaan bahasa, kepercayaan, dan adat istiadat. Istilah kata Baduy diduga berasal dari kata “Badawi”, iaitu julukan bagi orang-orang yang tinggal tidak tetap, berpindah-randah, hidup di sekitar Jazirah Arab.
Sama dengan kehidupan kaum yang di Indonesia ini. Namun ada juga yang mengatakan kata Baduy ini adalah sasaka dari sebuah nama sungai, iaitu sungai Cibaduy yang mengalir di sekitar tempat tinggal mereka. Juga dikatakan diambil berdasarkan kepada nama salah satu bukit yang berada di kawasan tanah ulayat mereka, iaitu Bukit Baduy.
Terdapat dua suku Baduy. Iaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Baduy Dalam dikatakan repsentasi dari masyarakat Baduy masa lalu yang mendekati pewaris asli budaya dan amanat leluhur kesukuan mereka. Baduy Luar adalah komunitas Baduy dipersiapkan sebagai penjaga, penyangga, penyaring, pelindung dan sekaligus penyambung silaturrahmi yang intensif dengan pihak luar.
Mereka sangat memegang teguh 'pikukuh karuhun' yakni suatu doktrin yang mewajibkan mereka melakukan berbagai hal sebagai amanat leluhurnya, yang antara lain mewajibkan mereka untuk:
- Bertapa bagi kesejahteraan dan keselamatan pusat dunia dan alam semesta.
- Memelihara sasaka pusaka buana.
- Mengasuh ratu memelihara menak.
- Menghormati guriang dan melaksanakan muja.
- Melakukan seba setahun sekali.
- Menyelenggarakan dan menghormati upacara adat ngalaksa.
- Mempertahankan dan menjaga adat bulan kawalu.
Mari kita lihat dengan lebih dekat lagi.
Mata Pencarian.
Mata pencaharian mereka yang pokok adalah bercocok tanam secara khusus berladang (ngahuma) setahun sekali. Berladang juga merupakan kewajiban pokok bagi setiap warga Baduy dan tidak boleh ditinggalkan. Ia merupakan salah satu acara ritual adat setara dengan bentuk ibadah sesuai dengan keyakinan Ajaran Sunda Wiwitan.
Mata pencaharian lainnya adalah nyadap kawung (air nira) yang kemudian mereka olah gula merah/gula kawung murni. Juga menjual hasil bumi berupa buah-buahan seperti durian, pisang, buah ranji, lada khusus baduy, madu, coklat dan lain-lain. Pada waktu tertentu saat pengunjung Baduy ramai, beberapa lelaki dewasa menawarkan jasa memikul, membantu para pengunjung (menjadi pouter).
Dalam rangka memenuhi keperluan terutama pangan, khusus Baduy Luar sudah mulai terbuka, menyelenggara usaha yang berorientasi pasar (berdagang) dilaksanakan dirumah penduduk. Kini hampir di setiap kampung ada warga berdagang, bahkan sudah mulai bermunculan pengusha kecil dan menengah, baik secara individu mahupun kelompok yang jaringan kerjanya cukup luas ( Rujuk Asep Kurnia; 2010, hal. 65)
Pernikahan
Proses perkawinan di Baduy melalui tiga tahapan lamaran.
Lamaran pertama: Pihak keluarga lelaki mendatangi pihak keluarga perempuan, bermusyawarah membicarakan rencana perjodohan sampai ditemukan titik kesepakatan.
Lamaran kedua: Dilakukan pihak lelaki dengan langkah atau tahapannya tidak berbeda jauh seperti lamaran pertama. Hanya saja pada tahapan ini dilengkapi dengan acara tukar cincin disiapkan oleh pihak lelaki, disebut tunangan (nyeureuhan).
Lamaran ketiga: Cukup penting , kerana terdapat syarat sebelumnya yang ditambah lagi syaratnya. Penekanannya adalah kedua belah pihak sama-sama mempersiapkan baju nikah. Pihak lelaki persiapkan baju untuk pihak perempuan dan pihak perempuan mempersiapkan baju untuk pihak lelaki. Pihak lelaki juga kena persiapkan perlengkapan peralatan rumah tangga.
Lamaran ketiga ini dilaksanakan dibalai adat dipimpin oleh puun serta dihadiri kedua belah pihak dan perangkat adat, yang disaksikan oleh masyarakat Baduy Dalam. Acara ini dinamakan seserahan/seserenan. Dalam acara ini ada ritual penting iaitu pembacaan sahadat adat yang dibacakan oleh puun untuk kedua belah pihak tadi. Diantaranya:
Tatanan Masyarakat dan Kepercayaan.
Masyarakat suku Baduy mempunyai tatanan masyarakat yang sangat unik, iaitu dipimpin oleh tiga kepala suku (puun) yang disebut Tritunggal. Tetapi membuat keputusan bersama dan mempunyai hak pemerintahan yang sama. Hal itu menunjukkan adanya satu kesatuan dalam kekuatan. Ketiga puun tersebut yaitu puun cibeo, puun cikartawana, dan puun cikeusik.
Dasar religi orang Baduy ialah penghormatan ruh nenek moyang dan kepercayaan kepada satu kuasa, Batara Tunggal. Keyakinan mereka itu disebut Sunda Wiwitan atau agama Sunda Wiwitan. Dimaksudkan supaya orang hidup menurut alur itu dalam menyejahterakan kehidupan Baduy dan dunia ramai.
Jadi, tidak nampak asal kaum Baduy Indonesia ini dari Tanah Arab. Begitu, kira-kira, bersambung ke catatan perjalanan seterusnya.
Video: 360, 20 Maret 2014: Suku Baduy, Mereka Yang Bertahan Pada Nilai Leluhur
Proses perkawinan di Baduy melalui tiga tahapan lamaran.
Lamaran pertama: Pihak keluarga lelaki mendatangi pihak keluarga perempuan, bermusyawarah membicarakan rencana perjodohan sampai ditemukan titik kesepakatan.
Lamaran kedua: Dilakukan pihak lelaki dengan langkah atau tahapannya tidak berbeda jauh seperti lamaran pertama. Hanya saja pada tahapan ini dilengkapi dengan acara tukar cincin disiapkan oleh pihak lelaki, disebut tunangan (nyeureuhan).
Lamaran ketiga: Cukup penting , kerana terdapat syarat sebelumnya yang ditambah lagi syaratnya. Penekanannya adalah kedua belah pihak sama-sama mempersiapkan baju nikah. Pihak lelaki persiapkan baju untuk pihak perempuan dan pihak perempuan mempersiapkan baju untuk pihak lelaki. Pihak lelaki juga kena persiapkan perlengkapan peralatan rumah tangga.
Lamaran ketiga ini dilaksanakan dibalai adat dipimpin oleh puun serta dihadiri kedua belah pihak dan perangkat adat, yang disaksikan oleh masyarakat Baduy Dalam. Acara ini dinamakan seserahan/seserenan. Dalam acara ini ada ritual penting iaitu pembacaan sahadat adat yang dibacakan oleh puun untuk kedua belah pihak tadi. Diantaranya:
- sahadat wiwitan,
- sahadat tunggal,
- sahadat samping,
- sahadat batin dan
- sebagai pelengkap adalah sahadat kanjeng Nabi Muhammad SAW
Ibnu Hasyim semasa berada disekitar di Tasikmalaya.
Tatanan Masyarakat dan Kepercayaan.
Masyarakat suku Baduy mempunyai tatanan masyarakat yang sangat unik, iaitu dipimpin oleh tiga kepala suku (puun) yang disebut Tritunggal. Tetapi membuat keputusan bersama dan mempunyai hak pemerintahan yang sama. Hal itu menunjukkan adanya satu kesatuan dalam kekuatan. Ketiga puun tersebut yaitu puun cibeo, puun cikartawana, dan puun cikeusik.
Dasar religi orang Baduy ialah penghormatan ruh nenek moyang dan kepercayaan kepada satu kuasa, Batara Tunggal. Keyakinan mereka itu disebut Sunda Wiwitan atau agama Sunda Wiwitan. Dimaksudkan supaya orang hidup menurut alur itu dalam menyejahterakan kehidupan Baduy dan dunia ramai.
Jadi, tidak nampak asal kaum Baduy Indonesia ini dari Tanah Arab. Begitu, kira-kira, bersambung ke catatan perjalanan seterusnya.
Video: 360, 20 Maret 2014: Suku Baduy, Mereka Yang Bertahan Pada Nilai Leluhur
Catatan Perjalanan Ibnu Hasyim, Jakarta Ke Tasikmalaya (5)
ibnuhasyim@gmail.com
Desa Cimanggu, Puspahiang,
Tasikmalaya 30 Okto 2016.
Lihat sebelum ini..
E-Buku IH-114: Jakarta Ke Tasikmalaya, Yang Perlu Anda Tahu.
Tasikmalaya 30 Okto 2016.
Lihat sebelum ini..
E-Buku IH-114: Jakarta Ke Tasikmalaya, Yang Perlu Anda Tahu.
1 comment:
Sekor Umara Bangang dan Sekor Ulamak Bengong...Limau purut tigA SERANGKKAI, BUTA PERUT TAK PAKAI AKAI
Post a Comment