CATATAN PERJALANAN IBNU HASYIM
MENGAPA dengan upacara 'minyak bintang' (MB)? Apa misterinya?
BAGI masyarakat pulau Kalimantan, ini tidak asing lagi. Sejenis minyak berasal dari suatu daerah di daratan Kalimantan, minyak kedigdayaan atau kesaktian yang sangat ampuh. Dapat mengubati luka-luka berat seperti patah tulang, tulang remuk, luka bacok, bahkan dipercaya oleh masyarakat setempat boleh menghidupkan kembali orang yang mati dibunuh.
Keampuhannya bekerja dalam waktu relatif singkat, iaitu berkisar antara setengah malam saja dibawah sinaran bintang-bintang.
"Sudah lama aden ingin menuliskan hal ini, akan tetapi dengan berbagai pertimbangan aden urungkan, bahkan sempat sekali waktu sekitar setahun yang lalu aden pernah menulis sebuah status yang menanyakan perihal MB namun tidak terlalu banyak terbahas.
"Kali ini aden menuliskan hal ini tidak ada maksud sedikitpun untuk promosi ataupun menuansakan rasis, ataupun mengkilas balik sebuah tragedi memilukan sekaligus memalukan di negeri ini. Tapi jadikanlah sekelumit bagian dari kekayaan kisah-kisah unik yang dimiliki negara Indonesia dan tak dimiliki oleh negara manapun." Kata penulis Ishaqul Huda.
Ishaqul Huda menulis untuk Remaja Sampit di bawah tajuk "Minyak Bintang'' dan Kisah Ku di Sampit, Kampung Dayak Kalimantan Tengah.
Inilah suntingan kisah yang ditulisnya..
[Kisah bermula saat aden berada di pulau Kalimantan, tepatnya pada awal tahun 2001, saat terjadi Kerusuhan Tragedi Sampit. Kebetulan aden berada di antara kerusuhan itu, kejadian yang mendadak berlangsung secara tak terduga, membuat aden panik namun naas.
Saat aden berusaha untuk menjauh dari kerusuhan, namun tanpa terduga, aden tersambar tombak yang terlempar dari seseorang di antara yang terlibat dalam tawuran, tepat pada bagian dada sebelah kanan dan mengakibatkan luka robek menganga dan juga menggores tulang dada sepanjang satu jengkal.
Aden terkejut dan menjerrit kesakitan, aden bertanya dalam hati, mengapa aden ikut jadi sasaran, sedangkan aden bukanlah target dari fihak-fihak yang bertikai. Merasakan sakit yang luar biasa, tiba-tiba aden ambruk tak sadarkan diri.
Sejurus kemudian, aden tersadar, namun aden melihat sekeliling gelap gulita dan yang ada hanyalah pondok kecil terbuat dari kayu seadanya dan pepohonan. Nampaknya aden telah dibawa kedalam hutan oleh sekelompok orang Dayak hingga malam.
Aden meraba dada sebelah kanan yang terluka tadi siang menjelang sore, sungguh ajaib, luka aden telah hilang, hanya menyisakan seperti bekas luka yang sudah menahun. Aden melihat sekelompok orang yang sedang memanggang sesuatu, lalu aden pun memanggil dengan bahasa Banjarmasin,
"Maap mang, ulun di mana ini kah?"
"Ikam tenang haja mas, ikam ada sama kami, tadi siang ikam kana timpas tombak kawan akuh, tapi ikam kami sembuhakan lawan minyak bintang"
Aden terperanjat! "Apa ?"
"Tenang haja mas, ikam kada menelanya, cuma dioles haja, kami minta maap."
Aden kembali meraba dada seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi. "Lukaku hilang...?" Aden berkata dalam hati.
Seminggu lamanya aden berada dalam persembunyian orang-orang bertelanjang baju dan berikat kepala merah. Sesekali aden ditinggal dalam kesendirian ditinggal entah kemana oleh mereka.. Akan tetapi sebongkah daging rusa bakar hasil buruan mereka, cukup untuk mengganjal perut yang kelaparan beberapa hari.
Mengenai keajaiban penyembuhan luka yang aden alami secara misterius, aden pun penasaran ingin tau lebih jauh, apa itu MB.
Singkat cerita, dengan bantuan seorang sahabat di antara mereka dari suku Dayak Asli yang kemudian aden ketahui bernama Alban.. Aden dibawa ke suatu daerah asing jauh di tengah hutan, melalui perjalanan yang menyusuri sungai dengan sampan kecil tak bermesin, dan memakan waktu hingga dua hari dua malam.. Ditambah dengan perjalanan kaki selama sehari penuh.
Sampailah aden pada sebuah pemukiman kecil, dan Alban memperkenalkan aden pada seorang pakar MB bernama Datuk Maluna. Secara kebetulan, pada saat itu sedang ada ritual penyembuhan dengan metode MB terhadap dua orang yang masing-masing mengalami luka bacok cukup dalam di punggungnya.
Dan seorang yang mengalami patah tulang kaki akibat kecelakaan kerja di sebuah penambangan emas ilegal di daerah sekitar.. Konon katanya, tanpa disadari saat sibuk menambang, sebuah bongkahan batu granit sebesar drum menggelinding tak terkendali dari atas lubang galian dan menimpa kaki.. Dan mengakibatkan tulang betisnya patah dan mencuat keluar dari kaki.
Dikarenakan sedang ada ritual penyembuhan, aden dipersilahkan menginap lagi di sebuah pondokan kecil yang terbuat dari kayu, berpagar kulit pohon meranti dan beratap sirap daun lontar, yang berdekatan dengan acara ritual penyembuhan itu bersama Alban.
Perbualan kecil bahasa Banjarmasin bercampur Indonesia bersama Alban pun jauh kesana kemari sambil sesekali melirik beberapa orang yang tampak menari-nari sambil sesekali berjingkat-jingkat mengelilingi sesosok tubuh manusia yang digantung terbalik.. Dan sesekali dihujam dengan tombak hingga darahnya mengucur ke sebuah wadah yang diletakan tepat di bawahnya. Itu sebuah ritual lain di luar dari proses penyembuhan.
Kebetulan langit malam itu cukup cerah, dan banyak bintang-bintang bersinar.
Karena asyik mengobrol dengan Alban, adenpun hingga melewatkan waktu tidur meskipun badan terasa sangat lelah setelah menempuh perjalanan yang amat sangat melelahkan. Tetapi berada di tempat yang sangat asing dan primitif membuat aden tak memiliki selera untuk tidur.
Matahari bersinar, terlihat seseorang keluar dari dalam salah satu pondok yang terpisah dari pondok utama milik Datuk Maluna. Seorang yang kelmarin sore nampak terkapar bersimbah darah dengan luka menganga di punggungnya, kini nampak segar bugar tanpa bekas luka sedikitpun. Itu artinya lukanya telah sembuh.
Beberapa menit kemudian muncul lagi seorang bernama Suryono yang kelmarin sore menggelepar-gelepar kesakitan karena tulang kakinya mencuat keluar, kini sudah bisa berjalan walau sedikit agak tertatih.
"Itulah kehebatan MB." ucap Alban.
Dengan bahasa Banjarmasin bercampur bahasa Indonesia (karena aden tak mengerti bahasa Dayak), Datuk Maluna mendekat. Sungguh aneh! Datuk Maluna mengendusi aroma tubuh aden dengan penciumannya seperti seeekor anjing yang sedang mengenali daerah teritorialnya. Aden merasa gemetaran panik dengan ketidak mengertiannya atas apa yang sedang dan akan dilakukan Datuk Maluna.
"Musang pandan" tiba-tiba Datuk berkata.
Jantung ini dag dig dug terasa hendak copot rontok, karena disamping Datuk Maluna adalah seorang yang asing bagi aden dan berpakaian adat khas Dayak lengkap dengan senjata Mandau terhunus di tangan.
Aden tambah tak mengerti apa yang dimaksud dengan perkataan Datuk, dengan rasa takut adenpun bertanya, "Narai maksud datuk ?' (Apa maksud datuk)
"Ikam bukan musuh kami, tapi ikam dari bubuhan nang kami hormati" (Kamu bukan musuh kami, tapi kamu berasal dari bangsa yang kami hormati)
Aden merasa lega mendengar ucapan Datuk yang menganggap aden demikian.
Kemudian Datuk menyuruh Alban sesuatu, setelah sejurus kemudian aden mengetahui, ternyata Alban diutus untuk mempersiapkan air ke dalam bak mandi yang terbuat dari kayu dan menyuruh aden untuk membersihkan badannya di bak itu.
Pakaian masyarakat Dayak zaman dulu
Sudah nampak di sana, banyak kaum wanita bertelanjang dada berkumpul memegang dedaunan di tangannya mengelilingi bak itu. Sungguh suatu situasi yang membuat aden seolah seperti tak sanggup untuk bergeming dengan rasa tak menentu. Namun atas anjuran sang Datuk yang nampak sebuah keharusan untuk aden lakukan saat itu.
Sudah nampak di sana, banyak kaum wanita bertelanjang dada berkumpul memegang dedaunan di tangannya mengelilingi bak itu. Sungguh suatu situasi yang membuat aden seolah seperti tak sanggup untuk bergeming dengan rasa tak menentu. Namun atas anjuran sang Datuk yang nampak sebuah keharusan untuk aden lakukan saat itu.
Aden pun akhirnya menyelupkan badannya dan perlahan aden membersihkan badan di dalam bak yang berisi air dan bermacam-macam dedaunan tadi. Mandi selesai, nampak kontan saja para wanita-wanita tadi menggunakan sisa air mandi dari tubuh aden untuk menyirami tubuhnya. Aden pun menggelengkan kepala tak mengerti.
Nampak Alban telah membawakan satu set pakaian Dayak untuk aden kenakan, kini aden telah nampak seperti orang suku Dayak seperti mereka. Berkumpul di pondok kayu bersama Datuk Maluna. Banyak kisah yang diceritakan beliau mengenai MB dari proses pembuatan, khasiat, asal usulnya hingga bahayanya bagi pemilik dan penggunanya.
Satu Minggu Berselang, aden belum diizinkan untuk meninggalkan tempat itu dikarenakan masih ada banyak bahaya di luar yang sedang masih ada konflik.. Yang melibatkan sukunya dengan suku lain di Sampit dan merambah ke mana-mana.
Konon ceritanya, MB...
- Terbuat dari otak manusia, yang didapat dari musuh yang berhasil dipenggal kepalanya saat pertarungan,
- darah burung tertentu yang di patahkan kakinya secara berkali-kali hingga hitungan hari tertentu secara bertahap saat masih berada di atas sarangnya,
- dan ramuan-ramuan rahasia lainnya.
Proses pembuatannya pun tidak mudah. Uniknya minyak yang dikemas dalam botol sekecil jari kelingking ini tidak akan habis meski dipake berulang-ulang, selama cara pemakainnya benar. Iaitu dengan cara menyelupkan sepotong lidi khusus ke dalam botol tersebut dan tidak boleh membalik posisi botol sehingga mulut botol menghadap ke bawah.. Dan mengoleskan minyak yang menempel pada lidi tersebut pada luka yang ingin disembuhkan..
Begitu menurut Datuk Maluna.
Jika MB sampai ditelan seseorang, lanjut Datuk, maka orang tersebut tidak akan bisa dibunuh meski tubuhnya terkoyak senjata tajam, tertembak, atau terpotong-potong tubuhnya. Maka pada malam hari pada saat bintang di langit bersinar, orang tersebut akan bangkit dengan tubuh utuh sembuh total tanpa luka dan bekasnya.
Begitu menurut Datuk Maluna.
Jika MB sampai ditelan seseorang, lanjut Datuk, maka orang tersebut tidak akan bisa dibunuh meski tubuhnya terkoyak senjata tajam, tertembak, atau terpotong-potong tubuhnya. Maka pada malam hari pada saat bintang di langit bersinar, orang tersebut akan bangkit dengan tubuh utuh sembuh total tanpa luka dan bekasnya.
Bahkan, jika ada keinginan untuk membangkitkan yang terbunuh, MB cukup diteteskan sedikit saja ke dalam mulut si mayat, maka ketika ada bintang bersinar di malam hari, dipercaya si mayat akan akan bangkit kembali sebagai manusia hidup. Ini, mengapa MB juga biasa disebut dengan Minyak Sambung Nyawa.
Tetapi "si mayat hidup" itu akan mengandung efek dendam kesumat terhadap si pembunuh dan selalu berkeinginan untuk membalas bunuh. Fikirannya terganggu oleh bayang-bayang wajah si pembunuh hingga menyusahkan hidupnya. Dikatakan, ini tidak akan berhenti setiap hari. Fikiranya tidak akan tenang sebelum ia dapat membalas bunuhnya. Hmm, sangat berbahaya! Gumam aden dalam hati.
Sedang bercakap, aden melihat dua orang memikul sebuah karung yang terbuat dari serat pohon, nampak kemerahan dan menetes. Nampaknya karung berisi mayat dari salah satu anggota suku.
"Taruh saja di situ, kaina hidup lagi inya" (Taruh saja di situ, nanti juga hidup lagi dia) kata Datuk.
Mereka pun mengeluarkan bungkusan mayat dengan leher terkoyak cukup dalam.
Aden bertanya, apakah MB dapat dibawa keluar pulau? "Kawa." (boleh) jawab Datuk Maluna.
Asalkan dengan cara dimasukan kedalam buah-buahan dan dibalut dengan tanah asli dari daratan pulau Kalimantan, agar tidak hilang khasiatnya saat menyeberangi lautan, terang Datuk memberi peringatan. Pemilik MB akan kerap kali mengalami luka meski dalam waktu yang jarang, dan akan selalu menggunakan minyak tersebut.
Luka yang dialami akan semakin meningkat, dari luka yang kecil, hingga luka-luka yang jauh lebih parah.. Dan akan selalu dapat disembuhkan dengan mudah, dengan menggunakan MB.
Mengerikan! Kata aden begidik dalam hati. "Kenapa kaya itu Datuk?' tanya aden.
"Karena MB mengandung suatu kekuatan ghaib yang ingin untuk dipergunakan. Pemilik minyak ini bisa menjadi Tabib (penyembuh) bagi orang lain. Jika pengguna MB dengan cara ditelan, maka orang tersebut akan langsung memiliki kesaktian luar biasa.
"Iaitu, menjadikan dirinya tidak bisa dibunuh dengan mudah, jika mengalami luka senjata tajam seperti luka sayat, bacok, patah tulang, tembak. Bahkan jikapun tubuhnya terpotong-potong, tetap akan bisa hidup kembali pada malam harinya saat ada bintang bersinar tanpa bekas luka sedikitpun.
"Tapi itu artinya ajal pengguna MB dengan cara ditelan, akan dipersulit ajalnya. Dan ketika takdir sampai pada waktunya, dipercaya roh pengguna MB dengan cara ditelan tersebut akan menjadi hantu gentayangan.. Yang disebut dengan hantimang. (Yakni,hantu kepala dan isi perut, tanpa tangan dan kaki yang melayang-layang di udara)."
Menjelang malam, saat bintang-bintang mulai bersinar, aden menyaksikan suatu pemandangan yang amat sangat mengerikan. Betapa tidak, seonggok mayat dengan leher terkoyak itu, tiba-tiba menjulurkan lidahnya dan semakin memanjang seperti ular, dan terlihat menjilat-jilat lehernya yang terluka.
Ajaib! Dengan sekali jilat saja lehernya kembali menyatu, dan ujung lidah itu terus bergerak-gerak mencari bagian-bagian tubuhnya yang terluka, termasuk ke bagian perutnya yang terkoyak. Lagi-lagi perut yang terbelah itu kembali menutup, hingga akhirnya bangkit dari "tidur"nya. Maka segera saja sang Datuk memberikan segelas air minum dan menyuruhnya untuk beristirahat. Bersambung..]
Video: Dayak Vs Madura
Dayak Vs Madura - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=SEPHWrYiA_U
16 Jul 2016 - Dimuat naik oleh Dayak Zha
Dayak bersenjata mengatur dan penghalang jalan berawak di provinsi ... di daerah, paling yang ...
Mangsa rusuhan kaum 'Perang Sampit'?..
Catatan Perjalanan Ibnu Hasyim,
No comments:
Post a Comment