JULIA Moukhallalati (22), wanita remaja yang tinggal di Sydney, Australia, pada mulanya tertarik oleh cara umat Islam memperlakukan kaum wanita. Ia kemudian menyampaikan niatnya pada orang tuanya yang berada di kalangan keluarga Kristian Ortodoks untuk pindah agama, masuk Islam. Tentu saja, orang tua Moukhallalati serta-merta melarangnya.
"Orang tua saya berusaha mempertahankan saya agar tetap pada agama Kristen Ortodoks, tetapi mereka tidak pernah memberikan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan-pertanyaan saya," tuturnya beberapa waktu lalu.
Akhirnya, Moukhallati memutuskan masuk Islam empat tahun lalu saat berusia 18 tahun karena ia justru semakin tertarik dengan cara Islam yang menempatkan posisi perempuan sesuai harkatnya.
"Saya senang menekuni agama Islam, dan saya harus menjadi sebahagian dari Islam," katanya seraya menambahkan "Islam memperlakukan wanita sebagai "berlian murni".
Menurut organisasi saudara baru Asutralia (Australian New Muslim Association), Moukhallalati adalah salah seorang dari sekitar seratus penduduk kota Sydney, Australia yang masuk Islam dalam tahun 2013.
Sementara Direktur Asosiasi Muslimah Australia (Australian Muslim Women's Association-AMWA), Silma Ihram mengungkapkan, ia masuk Islam setelah melakukan perjalanan ke Indonesia pada tahun 1976, ketika usianya baru 24 tahun .
AMWA memperkirakan, dua pertiga warga kota Sidney yang menjadi muallaf memeluk Islam setiap tahunnya adalah wanita, sekitar 60 persen di antaranya kerana mengikuti keyakinan yang dianut suami-suami mereka.
Hal itu berbeda dengan Moukhallalati yang menemukan Islam saat masih belum berkahwin dan mendapat jodoh, seorang lelaki bernama Raed, keturunan Lebanon-Australia. Moukhallalati pertama kali bertemu Raed di sebuah restoran saat ia sedang mencari mencari daging halal. Mereka kemudian menikah selang tiga bulan kemudian setelah pertemuan singkat itu.
Jumlah pemeluk agama Islam di Sydney, selama lebih dari 200 tahun, 1.7 persen dari 20 juta penduduknya. Islam merupakan agama terbesar kedua di Sydney setelah Kristian. Untuk mempertahankan agama barunya, Moukhallalati mulai menyebarkan berita tentang Islam yang sebenarnya dan berupaya memperbaiki citra salahpaham tentang Islam.
"Ini sungguh memprihatinkan, ada beberapa Muslim yang dianggap ekstrem. Tapi saya percaya pandangan itu telah berubah," paparnya. "Ini adalah hal terbaik yang dapat saya lakukan, dan saya pastikan bahawa mereka para mualaf telah mendapatkan sumber kebenaran yang tepat, iaitu Islam."
Kini, menurutunya, semakin banyak informasi di dunia internet tentang ajaran Islam. Moukhallalati menambahkan bahawa dia menyukai jilbab atau tudung, yang ternyata menambah kecantikan dirinya.
"Sekarang dengan bertudung saya merasa lebih cantik, apalagi pakai syal, tapi yang lebih penting, bagaimana saya menunaikan kewajiban agama sesuai ajaran Islam," katanya menambahkan. (IH/mirajnews)
Lihat sebelum ini..
E-Buku IH-43: Kisah-kisah Saya Pilih Damai... Islam