Ibnu Hasyim Catatan Perjalanan
LEPAS sembahyang subuh di Masjid Saksi pekan Tanjung Balai, yang tidak sampai satu saf makmum di belakang imam, saya terjumpa satu risalah berjodol 'Hizbul 'Adalah' . Buletin Menuju Kasalehan Pribadi dan Ummat- Edisi:VI 1428 H "Berlaku adillah, kerana adil itu lebih dekat kepada takwa..." (QS 5:8).
Risalah cetakan photostat itu baki yang tersebar pada hari Jumaat se hari sebelumnya. antara isinya mengulas tentang isu semasa setempat seperti kanaikan bahan bakar (BBM), Tanjung Balai mendapat perhargaan Adipura kota terbersih, sikap jujur yang ada kaitan dengan rasuah dan lain-lain dari sudut Islam. Dibawahnya tertera lambang PKS, yakni diterbitkan oleh PKS Tanjung Balai.
PKS adalah Partai Keadilan Sejahtera (PK-Sejahtera) merupakan pelanjut perjuangan Partai Keadilan (PK) yang dalam pemilu 1999 lalu meraih 1.4 juta suara (7 kursi DPR, 26 kursi DPRD Propinsi dan 163 kursi DPRD Kota/Kabupaten). PK-Sejahtera percaya bahawa jawaban untuk melahirkan Indonesia yang lebih baik di masa depan adalah dengan mempersiapkan kader-kader yang berkualiti baik secara moral, intelektual, dan profesional.
Kerana itu, PK-Sejahtera sangat menambil berat ke arah wujudnya Indonesia yang adil dan sejahtera. Inilah yang menapaki setiap jejak langkah dan aktiviti parti, dari sebuah entiti yang belum dikenal hingga dikenal dan terkenal sampai saat ini. Parti yang menduduki peringkat 7 dalam pemilu 1999 itu ditubuhkan pada 20 Julai 1998 di Jakarta, hasil dari konferensi pers di Aula Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru.
PK menolak pemberlakuan asas tunggal dalam kehidupan berorganisasi. Hal itu dinyatakan Presiden PK Dr Ir Nurmahmudi Ismail dalam pidato politik peresmian DPW PK DIY. Pada Pemilu (Pilihan Raya Umum Indonesia) 19 Februari 1999 KH Didien Hafidhudin ditetapkan sebagai Calon Presiden RI (Republik Indonesia) dari Partai Keadilan. Pada 30 Mei 1999 lapan partai politik berasaskan Islam menyatakan bersatu dan menyepakati penggabungan sisa suara (stembus accord) hasil Pemilu 1999.
Lapan patai itu adalah PPP, Partai Keadilan, Partai Kebangkitan Ummat, Partai Ummat Islam, PPII Masyumi. PNU. PBB. dan PSII 1905. Pada 20 Oktober 1999, PK menerima tawaran kursi Kementerian Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) dalam kabinet pemerintahan KH Abdurrahman Wahid. Waktu itulah dikatakan rakyat Indonesia memberi mandat kepada parti-parti Islam untuk memerintah negara, berbanding dengan pemili-pemilu (pilihan raa umum) sebelumnya sejak kemerdekaan tahun 1945, iaitu di tahun-tahun 1955, 1971, dan Pemilu 1977-1997.
Baaimana boleh jadi begitu?
Setelah Presiden Soeharto dilengserkan dari kekuasaannya pada 21 Mei 1998 jabatan presiden digantikan oleh Wakil Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Atas desakan publik, pemilu yang baru atau dipercepat segera dilaksanakan, sehingga hasil-hasil Pemilu 1997 segera diganti. Kemudian ternyata bahawa Pemilu dilaksanakan pada 7 Jun 1999, atau 13 bulan masa kekuasaan Habibie.
Pada saat itu untuk sebahagian alasan diadakannya pemilu adalah untuk memperoleh pengakuan atau kepercayaan dari publik, termasuk dunia internasional, kerana pemerintahan dan lembaga-lembaga lain yang merupakan Produk Pemilu 1997 sudah dianggap tidak boleh percaya. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan penyelenggaraan Sidang Umum MPR untuk memilih presiden dan wakil presiden yang baru.
Pemilu dipercepat. Peserta Pemilu kali ini adalah 48 parti. Ini sudah jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah partai yang ada dan terdaftar di Departemen Kehakiman dan HAM, yakni 141 partai. Hasil Pemilu 1999, setelah disahkan oleh presiden, PPI (Panitia Pemilihan Indonesia) langsung melakukan pembagian kursi pada 1 September 1999.
Hasil pembagian kursi itu menunjukkan, lima partai besar memborong 417 kursi DPR atau 90.26 % dari 462 kursi yang diperebutkan. Sebagai pemenangnya adalah PDI-P yang meraih 35,689,073 suara atau 33.74 % dengan perolehan 153 kursi. Golkar memperoleh 23,741,758 suara atau 22.44 % sehingga mendapatkan 120 kursi atau kehilangan 205 kursi dibanding Pemilu 1997.
PKB dengan 13,336,982 suara atau 12.61 %, mendapatkan 51 kursi. PPP dengan 11,329,905 suara atau 10.71 %, mendapatkan 58 kursi atau kehilangan 31 kursi dibanding Pemilu 1997. PAN meraih 7,528,956 suara atau 7.12 %, mendapatkan 34 kursi. Di luar, lima besar parti lama yang masih ikut, yakni PDI merosot tajam dan hanya meraih 2 kursi dari pembagian kursi sisa, atau kehilangan 9 kursi dibanding Pemilu 1997.
Pemilu legislatif 2004 pula menhasilkan:
Nom Nama Partai Politik Jumlah Suara Peratus Jum Kursi
1. PNI Marhaenisme 923,159 0.81% 1
2. Partai Buruh Sosial Demokrat 636,397 0.56% 0
3. Partai Bulan Bintang 2,970,487 2.62% 11
4. Partai Merdeka 842,541 0.74% 0
5. Partai Persatuan Pembangunan 9,248,764 8.15% 58
6. Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan 1,313,654 1.16% 5
7. Partai Perhimpunan Indonesia Baru 672,952 0.59% 0
8. Partai Nasional Banteng Kemerdekaan 1,230,455 1.08% 1
9. Partai Demokrat 8,455.225 7.45% 57
10. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 1,424,240 1.26% 1
11. Partai Penegak Demokrasi Indonesia 855,811 0.75% 1
12. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia 895,610 0.79% 0
13. Partai Amanat Nasional 7,303,324 6.44% 52
14. Partai Karya Peduli Bangsa 2,399,290 2.11% 2
15. Partai Kebangkitan Bangsa 11,989,564 10.57% 52
16. Partai Keadilan Sejahtera 8,325,020 7.34% 45
17. Partai Bintang Reformasi 2,764,998 2.44% 13
18. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 21,026,629 18.53% 109
19. Partai Damai Sejahtera 2,414,254 2.13% 12
20. Partai Golongan Karya 24,480,757 21.58% 128
21. Partai Patriot Pancasila 1,073,139 0.95% 0
22. Partai Sarikat Indonesia 679,296 0.60% 0
23. Partai Persatuan Daerah 657,916 0.58% 0
24. Partai Pelopor 878,932 0.77% 2
JUMLAH SUARA SAH 113,462.414 100% 550
Hasil Pemilu Presiden Putaran Kedua 2004 pula:
Nama Pasangan Calon Presiden & Calon Wakil Presiden Jumlah Suara %
Hj. Megawati Soekarnoputri & KH. Ahmad Hasyim Muzadi 44,990,704 39.38%
H. Susilo Bambang Yudhoyono & Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla 69,266,350 60.62%JUMLAH SUARA SAH 114,257,054 100%
Akhirna, putusan meletakkan H. Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden Indonesia sekarang. Mampukah PKS sebagai sebuah parti Islam bersama-sama parti=parti Islam lain mampu memerintah Indonesia lagi? Adakah PKS berpeluang mengepalai kumpulan yang memerintah negara, walaupun dalam jangka masa yang panjang? Kita tunggu pemilu akan datang..
Itulah indahnya politik Indonesia.
Sekian dari
Ibnu Hasyim
Medan Indonesia.
30 Jun 2008
Lihat..
E-Buku IH-8: 'Medan-Tanjung Balai'