Tuesday, November 16, 2010

Khutbah Idul Adha: Menolak Syari’ah Menuai Bencana

Oleh:
Ustadz Irfan S. Awwas

Bismillahirrahmanirrahim...

MENGAWALI khutbah ini, terlebih dahulu marilah kita memuji kebesaran Ilahy, yang telah menunjukkan jalan hidayah, sehingga kita menjadi orang-orang yang beriman. Kita bersyukur kepada Allah Swt yang telah mencukupkan segala kebutuhan makhluk-Nya. Allah Swt mengetahui, makhluk-Nya membutuhkan sinar mentari agar senantiasa menyinari bumi, dan malam untuk beristirahat, maka Allah tidak menghentikan peredaran matahari, dan tidak mencabut perputaran malam; walau sepanjang malam dan siang hari banyak manusia bergelimang dalam dosa, menolak perintah dan mengabaikan larangan-Nya.

Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga, para shahabat, tabi'it-tabi'in serta seluruh kaum Muslimin yang setia mengikuti sunnah beliau hingga hari kiamat.

Kemudian, sebagai khatib pada kesempatan khutbah Idul Adha 1431 H ini, kami mengingatkan diri pribadi dan segenap jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan taqwa, agar Allah Swt berkenan memberi solusi atas problem yang kita hadapi. Marilah peningkatan taqwa ini kita jadikan sebagai agenda hidup yang utama, agar menjadi manusia ideal menurut Islam, seperti firman-Nya:

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di hadapan Allah adalah orang yang paling bertaqwa. Sesung- guhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Qs. Al-Hujurat, 49:13)

Di zaman kita sekarang ini, sedikit orang yang menjadi kan taqwa sebagai pola hidupnya, yaitu menjalani hidup di bawah naungan syari'at Allah. Kebanyakan umat Islam adalah 'Muslim Otodidak' yang mengamalkan Islam menurut pemahaman dan penghayatan pribadinya, sehingga adakalanya benar dan lebih sering keliru mema hami dan mengamalkan perintah taqwallah.

Sebagai manifestasi pola hidup taqwa, Islam mengajar- kan supaya manusia menjalani kehidupan berdasarkan petunjuk Allah. Dan mengikuti petunjuk Allah berarti menjalani kehidupan ini sebagai hamba Allah, menyembah-Nya sesuai dengan yang diperintahkan-Nya, serta melaksa- nakan syari'at Islam agar tercapai missi rahmatan lil alamin.

Prinsip utama beragama Islam adalah memiliki aqidah yang lurus tanpa dicampuri kesyirikan, ibadah yang benar, akhlak yang terpuji, dan muamalah (hubungan sosial) yang baik. Adapun pilar-pilar aqidah meliputi iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhirat, dan takdir, yang kita kenal dengan rukun iman. Ibadah yang benar adalah ibadah yang didasarkan atas perintah Allah, bukan karena bisikan jin atau berdasarkan wangsit juru kunci merapi. Sedangkan prinsip akhlak dan muamalah yang baik mengikuti tauladan rasulullah Saw.

Beriman kepada rukun iman yang enam, menuntut pengakuan terhadap satu-satunya agama yang benar, adalah Islam. Oleh karena itu, dalam segala urusan, orang berimana tidak pantas mengikuti gaya hidup orang kafir, sekuler, liberal, yang tidak mengimani rukun iman itu. Tidak pantas bagi orang beriman mengikuti jalan hidup yang ditunjukkan oleh kaum sesat dan dimurkai Allah seperti Yahudi, Nasrani serta orang-orang musyrik. Lebih tidak pantas lagi, ketika rakyat Indonesia ditimpa musibah tsunami, gempa dan gunung berapi, anggota DPR RI malah ngelencer ke Belanda, belajar hukum kolonial pada mantan penjajah. Atau belajar etika dan moral, ke negeri Plato Yunani, sekadar menghabiskan anggaran belanja.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Di hari Idul Adha yang penuh barakah ini, marilah kita memperbanyak istighfar, membasahi bibir dengan lantunan takbir, tahmid, dan tahlil sebagai manifestasi rasa syukur kita kepada Allah swt.

Pada hari Senin kemarin, 9 Dzulhijjah 1431 H, sekitar 3 juta orang dari 1,5 milliar umat Islam seluruh dunia, wukuf di Arafah, menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang ke lima. Sungguh menakjubkan, belum pernah ada seruan apapun di muka bumi ini selain dari seruan Allah yang mampu menghimpun manusia sebanyak itu di satu lokasi yang sama, pada waktu yang sama, untuk tujuan yang sama, dan mengenakan pakaian ihram yang sama.

Wuquf di padang Arafah merupakan puncak ibadah haji. Seluruh jamaah berkumpul, mengenakan pakaian ihram. Mereka melepaskan segala pakaian kemewahan duniawi, segala kedudukan dan jabatan duniawi, mereka lupakan negeri asal mereka, bahkan harta kekayaan maupun jabatan duniawi tak lagi berarti. Pikiran dan hati hanya terfokus untuk menghadap Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Pengampun.

Sementara, kita yang belum berkesempatan menunai- kan ibadah haji tahun ini, hari ini dalam suasana kepriha- tinan mendalam atas musibah merapi, kita berkumpul di tempat ini untuk beribadah kepada Allah, melaksanakan perintah agama: 'Idul Qurban, sambil mengumandangkan takbir, tahmid dan tahlil. Inilah hari besar kemanusiaan dan keimanan, untuk mengenang peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim setelah beliau menerima wahyu Ilahy melalui mimpi, yang memerintahkan untuk menyembelih puteranya, Ismail As.

Sekiranya spirit kebersamaan dengan motivasi iman seperti ditunjukkan di padang Arafah itu, ditauladani dan menjadi inspirasi bagi pemerintah Indonesia khususnya dan pemerintah di negeri-negeri Muslim umumnya, tentulah perbedaan hari raya Idul Adha tidak perlu berulangkali terjadi. Mengapa harus ngotot dengan egoisme masing-masing, melestarikan perbedaan dengan dalih rukyah ataupun hisabiyah. Semestinya bangsa Indonesia dapat mempelopori persatuan kaum Muslimin, dengan saling merendahkan sayap sesama Muslim, agar tidak melestarikan perbedaan parsial. Bukankah ka'bah yang menjadi kiblat shalat kaum Muslim sedunia hanya ada di Makkah, sebagaimana padang Arafah tempat wukuf, tiada duanya di muka bumi ini, selain di Makah?

Nuansa politisasi ibadah, masih kental dalam perbedaan hari Idul Adha ini. Dimasa rasulullah Saw dan khulafaur rasyidin, penentuan Idul Adha mengikuti penentuan hari wukuf Arafah. Tidak pernah ditentukan dengan cara lain, karena itu menyalahi cara ini berarti menyalahi cara Rasulullah Saw. Perbuatan demikian adalah bid'ah yang sesat dan menyesatkan.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Sambil memuji dan membesarkan asma Allah, marilah kita merenungkan dan mengambil i'tibar dari berbagai musibah yang tak henti-hentinya menghempas kehidupan masyarakat dan bangsa kita.

Situasi dan kondisi bangsa Indonesia hari ini, bagai berdiri ditepi jurang pada malam gelap gulita. Berbagai musibah alam dan kejadian memilukan, telah membuat rakyat negeri ini kebingungan menghadapi banyak persoal- an hidup, dan mengkhawatirkan persoalan-persoalan yang akan datang berikutnya.

Barangkali benar, bangsa Indonesia tengah menuai akibat perbuatan mungkarat yang dilakukan manusia-manusia tidak bermoral, pejabat yang zalim, ingkar dan tidak tunduk pada aturan Allah dalam menyuburkan bumi dan mengelola negeri ini. Seakan tidak ada tempat tinggal yang aman dan nyaman untuk didiami.

Menurut Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 83 persen wilayah Indonesia rawan bencana. Dalam kurun waktu 381 tahun sejak 1629 hingga 2010, tsunami sudah terjadi sebanyak 171 kali di Indonesia. Dan dalam sepuluh tahun terakhir, ada lebih dari enam ribu bencana terjadi di Indonesia.

Ibarat kata, rakyat Indonesia terus menerus dikejar-kejar bencana, di dalam negeri hingga mancanegara. Lihatlah nasib TKI dan TKW, berapa banyak di antara mereka yang dianiaya atau diperkosa majikannya; bahkan nasib calon jamaah haji kita pun setiap tahun tak henti dirundung sial. Ada yang ditimpa kelaparan, juga kehilang- an barang bawaan di pemondokan; bahkan banyak yang tidak bisa berangkat ke tanah suci sekalipun sudah melunasi ONH dan memegang visa.

Pertanyaannya, mengapa negeri kita kian akrab dengan adzab dan kian jauh dari rahmat Allah? Alangkah bijaksana jika bangsa Indonesia merenungkan firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-A'raf ayat 97-99, sebagai jawaban atas pertanyaan ini.

"Apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari tatkala mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka diwaktu pagi ketika mereka sedang bermain-main? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga). Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi." (Qs. Al-A'raf, 7:97-99)

Perilaku umat yang kering dari ajaran agama akan menyuburkan kemaksiatan dan kedurhakaan kepada Allah. Seperti dikatakan seorang ulama, Hasan Albasri:

"Seorang mukmin mengerjakan amal taat dengan hati dan perasaan yang senantiasa takut pada Allah, sedang orang yang durhaka berbuat maksiat dengan rasa aman."

MENYIKAPI MUSIBAH

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Bangsa Indonesia patut berkabung, karena negeri kita tidak saja terancam bencana alam. Tapi yang lebih memprihatinkan, negeri kita juga terancam virus korupsi, dekadensi moral, kemiskinan, kerusuhan sosial antar warga, narkoba, aliran sesat, bahkan penculikan dan jual beli anak.

Lebih memprihatinkan lagi, semakin sering musibah menimpa, masyarakat luas malah semakin berani dan terbuka berbuat dosa. Segala musibah ini, bukannya mendorong kita untuk taqarrub ilallah, menyadari dosa dan kesalahan, lalu memperbaiki diri dengan meningkatkan amal shalih. Tapi justru semakin ingkar dan memusuhi syari'at Allah. Di kalangan masyarakat, nampaknya belum juga menyadari, bahwa segala derita dan kesengsaraan yang kita alami, berkaitan erat dengan kemaksiatan dan dosa yang merajalela.

Allah Swt berfirman:

"Apakah belum jelas bagi mereka yang mewarisi suatu negeri sesudah lenyap penduduknya yang lama, bahwa jika Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga tidak dapat mendengar pelajaran lagi?" (Qs. Al-A'raf, 7:100)

Ayat ini mempertanyakan cara kita menyikapi bencana yang datang bertubi-tubi silih berganti. Apakah belum cukup untuk menyadarkan kita, berapa banyak umat yang sebelum kita telah ditimpa bencana? Belumkah cukup untuk mengingatkan kita, segala peristiwa bencana mulai Tsunami Aceh Desember 2004, gempa bumi di jogjakarta (2006) hingga bencana dahsyat Gempa tektonik 30 September 2009 di Padang, Sumatera Barat. Bahkan di atas puing-puing jenazah mereka kita berjalan, menjadi kan nya daerah wisata.

Kini dan disini, sejak 26 Oktober lalu, kita diliputi awan panas gunung merapi. Sungguh pedih, menyaksikan korban anak-anak, orang tua dan wanita yang terpanggang bara lahar pijar, awan panas dan debu merapi. Perkam- pungan penduduk luluh lantak, sehingga memaksa lebih dari 100.000 orang dievakuasi, dan lebih dari 100 orang meninggal. Sebelumnya 25 Oktober, lebih dari 400 orang meninggal di Kepulauan Mentawai dan lebih dari 15.000 orang kehilangan tempat tinggal akibat tsunami. Puluhan orang masih tidak ditemukan. Begitupun, banjir yang melanda Wasior di Papua Barat menyebabkan sedikitnya 148 orang meninggal.

Subhanallah, apa dosa rakyat Indonesia, sehingga terus menerus digoncang fitnah dan dilanda musibah? Amirul Mukminin, Ali bin Thalib ra berkata: "Tidaklah turun bencana kecuali diundang oleh dosa. Dan tidak akan dicabut suatu bencana kecuali dengan tobat."

Dosa yang dilakukan secara individu maupun kolektif di negeri ini sungguh dahsyat. Di zaman orde lama, rakyat Indonesia digiring pada ideologi Nasakom, sehingga kaum anti tuhan PKI hidup subur. Di zaman orde baru, bangsa Indonesia ditaklukkan dengan asas tunggal pancasila, yang kemudian atas tuntutan reformasi dihapuskan oleh Presiden BJ Habibi. Pada saat ini, kezaliman dan korupsi merajalela. Dan di zaman reformasi ini, berkembang aliran sesat dan melakukan deradikalisasi Islam melalui terjemahan Alqur'an terbaru dengan misi liberalisme dan sekularisme. Semua perbuatan ini adalah terkutuk yang mengundang murka Allah.

Para pemimpin formal maupun informal, seharus- nya menjadi contoh yang baik, bukan contoh yang buruk bagi rakyatnya. Sebab, para pemimpin menjadi simbol kebangkitan atau kehancuran suatu bangsa. Merekalah yang bertanggung jawab terhadap kerusakan dan penyelewengan-penyelewengan di penjuru negeri yang mengakibatkan lahirnya kemungkaran kolektif secara merata.

Di dalam Qur'an disebut model kepemimpinan di duni ini ada dua, yaitu pemimpin yang mengajak kepada Nur dan pemimpin yang mengajak kepada Nar. Pemimpin yang mengajak pada Nur, digambarkan di dalam Al-Qur'an sebagai sosok yang memimpin rakyatnya ke jalan Allah.

"Kami jadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka menyembah." (Qs. Al-Anbiya, 21:73)

Ketika para pemimpin menyimpang dari petunjuk Allah dan meninggalkan syari'at Islam dalam menjalankan roda pemerintahan, mereka pasti membawa rakyatnya mengikuti jalan syetan yang akan menjerumuskan mereka pada malapetaka di dunia dan di akhirat. Karena itu, semestinya bangsa Indonesia tidak mempercayakan nasib dan masa depan negeri ini pada mereka yang akan mencelakakan rakyatnya:

"Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru manusia ke neraka dan di hari kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan Kami ikutkanlah la'nat kepada mereka di dunia ini, dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orangyang dijauhkan dari rahmat Allah." (Qs. Al-Qashas, 28:41-42)

Oleh karena itu, seruan untuk menegakkan Syari'at Islam di lembaga negara, bukan saja untuk membebaskan manusia dari belenggu kemiskinan dan penindasan. Tetapi juga untuk membebaskan umat dari ancaman siksa Allah yang datang mungkin disaat kita sedang tidur, atau disaat kita sibuk bermain-main di pagi hari; atau disaat yang kita tidak sangka, yang tidak dapat dipantau sekalipun menggu- nakan teknologi canggih.

Pada saat negeri kita diguncang bencana seperti sekarang, alangkah baiknya jika para pemimpin negeri ini belajar pada kebijakan khalifah Umar Ibnul Khathab, tatkala rakyat yang dipimpinnya mengalami pacekelik. Beliau yang bergelar Al-Faruq, telah meletakkan dasar-dasar semangat saling membantu dan meringankan beban sesama, tentang bagaimana seharusnya para pemimpin berbuat pada saat rakyatnya mengalami penderitaan?

Pada masa kekhalifahan Umar Ibnul Khattab ra, pernah terjadi kemarau panjang, diikuti bencana alam, gempa bumi dan angin badai. Akibatnya, kelaparan merajalela, wabah penyakit melanda masyarakat dan hewan ternak. Demikian sedih menyaksikan kondisi rakyatnya, sehingga beliau bersumpah tidak akan makan daging dan minum susu sebelum bahan makanan tersebut dinikmati oleh semua penduduk.

Umar yang Agung berusaha keras menundukkan ambisi pribadinya, mengendalikan kepentingan diri dan keluarganya, demi mengutamakan kepentingan rakyat yang lebih membutuhkan. Sehingga keluarlah ucapannya yang terkenal: "Bagaimana aku dapat memperhatikan keadaan rakyat, jika aku sendiri tidak merasakan apa yang mereka rasakan."

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Negeri ini sedang menantikan fajar menyingsing, sambil menelusuri jejak yang dapat membimbing ke jalan hidayah. Adakah solusi atau jalan keluar dari segala ancaman musibah ini?

Al-Qur'an menjelaskan, manusia akan dapat terbebas dari murka Allah, asalkan mau mematuhi aturan-aturan Allah dalam bentuk ibadah, perilaku sosial, termasuk dalam sistem pemerintahan. Jaminan ini termaktub dalam Qs. Al A'raf ayat 96:

"Sekiranya penduduk negeri-negeri di dunia ini beriman dan bertaqwa kepada Allah niscaya Allah akan membukakan pintu-pintu berkah dari langit dan dari bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami itu, maka Kami siksa mereka akibat perbuatannya."

Ayat ini menjelaskan, bahwa kunci pembuka rezki dan pembebas dari bencana adalah iman dan taqwa. Artinya, jika kita ingin menikmati indahnya Islam dan merasakan berbahagianya menjadi Muslim, kerjakanlah perintah dan jauhi larangan Allah, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram. Allah akan memberi berkah kepada rakyat yang beriman, taat dan menjauhi syirik. Sebaliknya akan mengazab rakyat yang berbuat syirik, maksiat dan mengingkari syari'at Allah.

MUNAJAT

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

Mengakhiri khutbah ini, marilah kita berdo'a, dengan meluruskan niat, membersihkan hati dan menjernihkan fikiran. Semoga Allah memperkenankan do'a hamba-Nya yang ikhlas, memperbaiki kehidupan kita, sehingga negeri ini menjadi baldatun thayyibatun warabbun ghafur, negeri dengan predikat 'gemah ripah loh jinawi' dan mendapat ampunan Allah Swt.

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ ، وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا ، اَللَّهُمَّ مَتِعْنَا بِأَسْمَاعِنَا ، وَأَبْصَارِنَا ، وَقُوَّاتِنَا ، مَاأَحْيَيْتَنَا ، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا ، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا ، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا ، وَلاَ تَجْعَل مُصِيْبَتَنَا فِيْ دِيْنِنَا ، وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا ، وَمَبْلَغَ عِلْمِنَا ، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا اَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا ، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلاَمِ ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْ أَسْمَاعِنَا ، وَأَبْصَارِنَا ، وَقُلُوْبِنَا ، وَأَزْوَاجِنَا ، وَذُرِّيَّاتِنَا ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ .

وَصَلَّى اللهُ عَلَى مَحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا (رَبَيَانَا) صِغَارًا ، وَلِجَمِيعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ ، اَللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةَ وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةَ وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزِّةِ عَمَّا يَصِفُونَ ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Ya Allah, ya Rab kami, bagi-bagikanlah kepada kami demi takut kepada-Mu apa yang dapat kiranya menghalang antara kami dan ma'siat kepada-Mu; dan (bagi-bagikan juga kepada kami) demi taat kepada-Mu apa yang sekiranya dapat menyampaikan kami ke sorga-Mu; dan (bagi-bagikan juga kepada kami) demi taat kepada-Mu dan demi suatu keyakinan yang kiranya meringankan beban musibah dunia kami.

Ya Allah, ya Rab kami, senangkanlah pendengaran-pendengaran kami, penglihatan -penglihatan kami dan kekuatan kami pada apa yang Engkau telah menghidupkan kami, dan jadikanlah ia sebagai warisan dari kami, dan jadikanlah pembelaan kami (memukul) orang-orang yang menzhalimi kami serta bantulah kami dari menghadapi orang-orang yang memusuhi kami; dan jangan kiranya Engkau jadikan musibah kami mengenai agama kami, jangan pula Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita kami yang paling besar, tidak juga sebagai tujuan akhir dari ilmu pengetahuan kami; dan janganlah Engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menaruh sayang kepada kami (HR. Tirmidzi dan ia berkata hadist ini hasan.)

Ya Allah, persatukanlah hati-hati kami dan perbaikilah keadaan kami dan tunjukilah kami jalan-jalan keselamatan serta entaskanlah kami dari kegelapan menuju cahaya yang terang. Dan jauhkanlah kami dari kejahatan yang tampak maupun tersembunyi dan berkatilah pendengaran-pendengaran kami, penglihatan-penglihatan kami, hati-hati kami dan isteri-isteri serta anak keturunan kami, dan ampunilah kami sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Shalawat atas Nabi Muhammad SAW dan ahli keluarga serta sahabat-sahabat beliau semuanya. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.

(Disampaikan di hadapan Jamaah Shalat 'Idul Adha 10 Dzulhijjah 1431 H/ 16 November 2010 M, di Halaman Balai Kota, Jogjakarta

Source: http://arrahmah.com/index.php/blog/read/9922/khutbah-idul-adha-1431-h-menolak-syariah-menuai-bencana#When:09:44:24Z#ixzz15N2k0Lqm

Teks Khutbah Hari Raya Aidil adha 1431H/2010

1) Teks JAKIM : di sini.
2) Teks Presiden PAS : di sini
3) Teks E-Khutbah : di sini
4) Teks Dewan Ulama : di sini
5) Teks Dewan Ulama Terengganu : di sini

Monday, November 15, 2010

Mustahil Barat Kalahkan Al-Qaeda -Jenderal David Richards


KL 15 NOV 10: Panglima Angkatan Tentera Inggeris, Jenderal David Richards mendedahkan, Barat tidak akan mampu mengalahkan al-Qaeda dan kumpulan bersenjata lainnya yang berafiliasi dengan kelompok ini.

"Kita tidak perlu mengalahkan mereka dan milisi bersenjata Muslim, hal itu adalah mustahil," kata David Richards dalam wawancaranya dengan Sunday Telegraph edisi khusus Daily Telegraph cetakan Ahad, 14 November.

Ia juga menyebutkan bahawa Barat hanya mampu mengontrol dan membatasi gerak Al-Qaeda serta milisi bersenjata lainnya sehingga ancaman terhadap warga awam di berbagai negara termasuk Inggeris dapat dibendung. David Richards, 58 tahun yang menjawat komando tentera Inggeris sejak bulan lalu menambah, ancaman al-Qaeda dan berbagai kelompok yang berafiliasi dengannya itu dapat mengancam keamanan nasional Inggeris selama 30 tahun.

Dia mengisytihar, bahawa perang yang digelar Barat terhadap ideologi al-Qaeda seperti perang anti Nazi di perang dunia kedua. Dalam wawancaranya, David Richards mengakui tentera dan pemerintah Inggeris telah melakukan kesalahan kerana tidak mengetahui secara detail kondisi sebenarnya di Afghanistan.

"Rakyat Afghanistan telah penat dengan kelemahan fakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam menjalankan janji-janjinya di negara ini," tambah Richards.

Inggeris setakat ini menempatkan sekitar 10,000 tentaranya di Afghanistan dan majoritinya bertugas di Provinsi Helmand, sejak tahun 2001 hingga kini 343 tentera Inggeris terkorban di Afghanistan.

Frank Gardner, penganalisis bidang pertahanan di BBC wawancara David Richards mengatakan, pernyataan komando tentera Inggeris itu menunjukkan pandangan realiti mengenai perang anti keganasan di Inggeris dan AS. Dia menambahkan, jika kenyataan ini diungkapkan lima tahun lalu, ianya dapat disebut sebagai pengakuan kekalahan dan membangkitkan kemarahan banyak pihak.

David Richards dalam wawancaranya juga mengatakan, senjata terbaik untuk menghadapi al-Qaeda adalah metode antisipasi dan meningkatkan pendidikan serta demokrasi. Ia menambahkan, 'saya masa ini tidak nampak alasan bagi tentera Inggeris untuk kembali terlibat dalam perang seperti di Afghanistan dan Irak, di negara-negara lain. Namun demikian ia menyebut' dungu' bagi kenyataan yang mengatakan kejadian seperti ini di masa mendatang tidak akan terjadi.

Komen Weblog Ibnu Hasyim: Ertinya orang yang seperti Panglima Angkatan Tentera Inggeris, Jenderal David Richards ini sudah dapat mengesan di mana kekuatan Islam, sehingga membocorkan 'senjata terbaik untuk menghadapi al-Qaeda adalah metode antisipasi dan meningkatkan pendidikan serta demokrasi'.

Iaitu dengan menghambur virus 'al-wahnu' bagi melemahkan umat Islam. Apa itu?? Lihat pesan Muhammad SAW ini…

Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang kerumuni kamu bagaikan puak-puak lapar kerumuni makanan mereka.”

“Apakah kerana jumlah kami sikit pada hari itu?" Kawan beliau tanya balik.

Jawab Nabi SAW, “Ya! Pada hari itu jumlah kamu ramai sangat, tetapi kamu bagaikan buih di lautan, dan Allah akan cabut 'rasa gentar' terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan lemparkan ke dalam hati kamu penyakit al-wahnu.”

“Apa itu al-wahnu, ya Rasulullah?” Tanya sahabatnya pula.

“Cinta dunia dan takut mati!” Jawab Rasullah SAW.

(Hadis Riwayat Abu Dawud dan Ahmad)

Allah akan lemparkan ke dalam hati kamu penyakit al-wahnu. Penyakit cinta dunia dan takut mati... Tiada itu, di situlah rahsia kekuatan umat Islam, yang kini sedang dirangkul erat oleh Al-Qaeda atau rakyat Afghanistan. Mereka ingn menghapuskan keyakinan ini dengan bersembunyi di balik ciptaan topeng 'metode antisipasi dan meningkatkan pendidikan serta demokrasi'.

Sila rujuk artikal berkaitan..

Filem '... Dlm Botol' Lulus JAKIM? Jelaskan Segera!

HALAMAN HIBURAN


KL 13 NOV 10: Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim) seolah-oleh dicabar apabila Raja Azmi produser filem 'Anu Dalam Botol' yang mengakui telah membuat rujukan dengan badan tertentu seperti Jabatan Kemajuan Islam Malaysia.

Sejak awal proses pembikinan lagi, filem '... Dalam Botol' arahan Khir Abdul Rahman sudah mencetuskan kontroversi berkenaan judulnya yang dianggap sangat kasar selain plot yang membongkar kisah golongan gay dan mak nyah. Bagaimanapun, Raja Azmi yang dikenali sebagai produser berhati waja tampil mempertahankan filem itu yang dikatakan mempunyai mesej tersendiri sambil membuat rujukan dengan badan tertentu seperti Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim).

Polemik demi polemik hangat diperkatakan apabila ada segelintir pihak menuduh Raja Azmi sememangnya suka mencetuskan kontroversi murahan bagi memancing perhatian masyarakat terhadap filem lakonan Arja Lee, Wan Raja dan Diana Danielle itu.

Namun heboh-heboh yang berlaku di sini rupanya diperhatikan pihak luar kerana filem berkenaan semakin mendapat liputan di Itali, Perancis, Singapura, Indonesia, Australia dan terbaru, Amerika Syarikat.

Ujian sebenar bagaimanapun dirasai apabila isteri bekas jaguh badminton, Jalani Sidek itu mengadakan sesi previu ... Dalam Botol kepada penulis blog (bloggers) tempatan dan wakil media luar negara di Perbadanan Kemajuan Filem Nasional (Finas), Hulu Klang, baru-baru ini. Hanya kegembiraan mampu diluahkan apabila hampir 60 wakil media hadir ke tayangan khas itu.

"Ramai yang teruja mahu datang untuk menonton sendiri filem ini. Jemputan hanya dibuat kepada 50 orang tapi yang hadir lebih 60 orang. Antara penulis blog yang hadir ialah Ajami Hashim dan Klubbkidd. Saya gembira melihat sambutan yang diberikan mereka. Daripada respons yang diberikan ramai berpuas hati dengan hasil filem ini.

"Boleh dikatakan daripada 10, lapan memberikan komen positif dan hanya dua yang memberi komen negatif. Wakil media luar yang datang ialah dari BBC, Reuters dan Associated Press (AP). Mereka juga memberi komen yang positif mengenai filem ini.

"Komen mereka boleh diikuti menerusi Internet. Ia satu pembakar semangat buat diri saya, Khir Rahman dan pelakon-pelakon filem ini," katanya ketika dihubungi Harian Metro, baru-baru ini.

Filem yang menelan belanja RM800,000 itu memaparkan percintaan kaum sejenis namun digambarkan dalam bentuk berhemah tanpa babak cium dan seks seperti kebanyakan filem Barat. Turut membintangi filem ini ialah Fauziah Ahmad Daud, Normah Damanhuri, Jalil Hamid, Pekin serta pejuang makyung, Rosnan Rahman.

Bakal menemui penonton pada 10 Februari 2011, Raja Azmi bercadang mengadakan sesi prebiu ... Dalam Botol kepada pihak media tempatan pula selepas ini melalui satu tayangan gala. Dia akui teruja menantikan reaksi media tempatan lain kerana mahu mendengar pandangan yang jujur.

"Saya mahu semua wakil media menonton dan memberi pandangan seikhlas mungkin kepada saya dan Khir. Mungkin prebiu itu akan dibuat sebelum Krismas dan kalau tidak sempat, mungkin akan dibuat selepas sambutan Tahun Baru 2011. Buat masa ini biarlah filem ini ditonton penulis blog terlebih dulu sebagai publisiti awal.

"Biarlah mereka cakap-cakap dulu di Internet mengenai filem ini supaya peminat teruja menyaksikannya nanti. Malah saya tampilkan di sini poster rasmi ...Dalam Botol yang baru disiapkan.

"Ia unik dan diilhamkan sendiri oleh Khir bagi disesuaikan dengan tema filem ini," katanya.

Weblog Ibnu Hasyim bimbang trend menggunakan nama agama dalam kegiatan-kegiatan kontroversi dan menyalahi hukum. Jakim perlu menjelaskan pendirian segera. (Sumber myMetro, Harakah Dll.) Sila lihat pandangan Dewan Pemuda PAS mengenai filem ini...

Radio Free Sarawak, Bermula Perang PRU13 DUN



KL 15 NOV10: Rakyat Sarawak di bahagian pedalaman akan kini mempunyai alternatif untuk mendapatkan maklumat daripada Radio Free Sarawak yang memulakan siaran hari ini.

Siaran berkenaan dipancarkan dari kota London dan hanya mempunyai rancangan sejam bermula jam 6.30 hingga 7.30 pagi waktu Sarawak di gelombang pendek pada frekuensi 7590 kHz.

Rancangan berita, ehwal semasa dan komentar akan diulang pada hari yang sama pada jam 6-7 petang waktu tempatan pada frenkuensi 15869 kHz.Menurut seorang daripada penganjurnya, Ong Boon Keong, kandungan program itu akan diterbitkan oleh NGO tempatan dan pemimpin masyarakat setempat di sarawak dan dihantar ke London untuk dipancarkan.

“Kami mulakan projek ini beberapa bulan lalu. Kami uji siran pertama hari ini dan mendapati masih ada pembaharuan perlu dilakukan bagi memastikan kejelasan siaran,” katanya ketika dihubungi.

Katanya, ramai lagi penduduk di pedalaman Sarawak yang mendapatkan berita melalui gelombang pendek, yang kini tidak lagi digunakan di negara-negara maju.

“Kami dapati ramai yang masih guna gelombang pendek radio untuk mendengar siaran RTM,” katanya sambil menambah Radio Free Sarawak bercadang mengisi kekosongan akibat kandungan berat sebelah daripada kerajaan itu.

Adalah dipercayai ini bukan usaha pertama membawa kandungan tempatan ke Sarawak melalui siaran luar negara. Namun semua usaha berkenaan berakhir dengan kegagalan. (AK)

Komen Weblog Ibnu Hasyim:
Tandanya sudah bermula pertarungan PRU 13 Bagi DUN Sarawak, yang dijadualkan berlaku awal.

Bajet 2011 Kedah Realisasi 'Rakyat Sejahtera'


ALOR SETAR, 15 Nov: Bajet 2011 Kedah terus mengutamakan kepentingan rakyat apabila menggariskan empat matlamat besar iaitu merangsang pertumbuhan ekonomi bagi meningkatkan pendapatan rakyat, meningkatkan kesejahteraan rakyat, membangunkan modal insan dan memperkasakan tadbir urus pentadbiran negeri.

Menteri Besar, Datuk Seri Azizan Abdul Razak membentang Bajet 2011 itu di Dewan Undangan Negeri (DUN) Kedah, petang semalam untuk kali ketiga sejak menerajui pentadbiran kerajaan negeri .

Persidangan bajet ini diadakan selepas negeri itu baru sahaja dilanda bencana banjir yang cukup luar biasa dan yang turut mengundang suara-suara sumbang pihak yang cuba menafikan usaha dan pengorbanan kerajaan negeri dalam menangani permasalahan itu.

Bajet tersebut juga memperuntukkan RM2.65 juta bagi membantu keluarga miskin tegar melalui beberapa program bantuan. Kerajaan negeri juga akan melaksanakan projek perumahan rakyat di atas tanah milik kerajaan negeri di Bandar Tunku Puteri, Batu 4 Tandop, Kampung Kilat, Kampung Berjaya, Kampung Telok Yan dan Kuala Ketil.

Selain itu projek perumahan untuk keluarga miskin di Yan melibatkan 100 unit rumah yang selesa di atas tanah milik kerajaan turut akan disiapkan. Sejumlah RM6.5 juta juga diperuntukkan kepada projek-projek kecil di semua kawasan DUN bagi meningkatkan kualiti hidup rakyat. Manakala RM2.75 juta disediakan untuk penyelenggaraan dan pembaikan rumah kos rendah.

Untuk membela golongan kurang bernasib baik termasuk bantuan bencana alam, kerajaan negeri memperuntukkan sejumlah RM14.5 juta. Elaun sara hidup kepada rakyat miskin yang layak juga , dinaikkan daripada RM75 kepada minimum RM150 sebulan, sementara skim Kafalah diteruskan dengan peruntukkan sebanyak RM3.6 juta.

Antara peruntukan lain yang dibentangkan adalah seperti berikut:

- RM13 juta kepada program pembangunan pertanian bagi meningkatkan hasil pengeluaran termasuk tanaman jagung, nanas dan tanaman kontan.

- RM5 juta untuk memajukan industri ternakan dan perlaksanaan inisiatif baru bagi meningkatkan perkhidmatan klinik dan penyediaan ruang penjagaan binatang peliharaan di Jabatan Veterinar Alor Setar.

- RM5.5 juta akan dibelanjakan untuk meningkatkan sistem pengairan kawasan sawah padi di Kurung Hitam, Lembah Bata, Sidam Kanan, Kota Kuala Muda dan Langkawi.

- Peruntukkan RM3.5 juta akan dikhususkan untuk program tebatan banjir di beberapa lokasi yang bakal dipilih.

- RM500 ribu untuk membina pusat pengumpulan dan pemasaran buah-buahan dan produk hasil pertanian di Sik, Bandar Baharu dan Pokok Sena yang akan memberikan faedah secara langsung kepada penjual, pemborong dan pembeli buah-buahan tempatan.

- Memperuntukkan RM4 juta bagi membina ruang niaga di lokasi yang strategik untuk menambah bilangan usahawan bumiputera di dalam bandar.

- Menambahbaik rangkaian jalan raya, melebarkan jambatan dan menaik taraf jalan-jalan negeri dengan peruntukkan sebanyak RM69 juta.

- RM2.9 juta untuk memelihara kualiti air sungai, program pemulihan akibat banjir dan perbelanjaan luar jangka akibat bencana alam.

- RM1.5 juta untuk melaksanakan inisiatif baru bagi menyuburkan perpaduan kaum dan mengeratkan hubungan kaum melalui program secara berjadual.

- Sejumlah RM10 juta disediakan bagi membiayai sebahagian kos tanah dan kerja awalan projek pembinaan kampus tetap KUIN di Kuala Ketil.

- RM9.5 juta bagi membiayai kos operasi KUIN termasuk mewujudkan dua bidang pengajian baru iaitu perubatan dan perhotelan.

- RM30 juta untuk memperkasakan Maktab Mahmud dengan kemudahan prasarana dan pembelajaran.

- Tabung pinjaman pendidikan berjumlah RM2.2 juta kepada anak-anak Kedah yang akan melanjutkan pelajaran ke institusi pengajian tinggi.

- RM14.1 juta diperuntukkan untuk membiayai kos operasi, elaun guru, bahan pembelajaran dan program pembangunan insan di peringkat pendidikan rendah.

- RM3.5 juta untuk menubuhkan sebuah pusat latihan dan aktiviti belia di Sungai Petani.

- Memberikan elaun RM200 sebulan kepada Setiausaha Majlis Ketua Kampung (MKK) mulai Januari 2011.

- RM4.2 juta untuk mempertingkatkan program pembangunan sukan bagi persediaan atlet ke Sukan Malaysia di Bukit Jalil pada 2011 nanti.

- RM202.8 juta untuk pembayaran emolumen kepada kakitangan kerajaan negeri dan kenaikan gaji tahunan seperti yang ditetapkan.

- Sejumlah RM1.2 juta disediakan untuk program pembangunan insan dan latihan kakitangan bagi memantapkan perkhidmatan.

- RM800 ribu diperuntukkan bagi membiayai bil rawatan kakitangan kerajaan yang ditimpa penyakit kronik dan kritikal. (Harakah/AK)
Sebelum ini dari hal bajet..

Bajet 2011 PPg. Memartabatkan Rakyat


GEORGE TOWN, 15 Nov 10: Kerajaan negeri Pulau Pinang menganggarkan bajet keseluruhan bagi tahun 2011 sebanyak RM900.35 juta iaitu peningkatan sebanyak RM186.56 juta atau 26.14% berbanding 2010 sebanyak RM713.79 juta.

Mereka turut menganggarkan hasil yang dikutip berjumlah RM385,326,170 iaitu peningkatan RM60.29 juta atau 18.55% berbanding anggaran semasa 2010 (RM325.04 juta). Dalam usaha menjaga kebajikan rakyat, sejumlah RM20 juta diperuntukkan untuk permberian RM100.00 kepada semua warga emas melebihi 60 tahun yang bermastautin di negeri itu.

Antara kebajikan lain yang turut diberi perhatian termasuk pembayaran RM1,000.00 kepada waris warga emas yang telah meninggal dunia pada atau selepas 1 Januari 2010, bantuan tahunan RM100 kepada warga kurang upaya OKU dan kepada ibu tunggal yang berdaftar dengan Kerajaan Negeri dan berumur kurang 60 tahun.

Selain itu, sejumlah RM20 juta duiperuntukkan untuk pengambilan balik tanah bagi pembesaran tapak perkuburan Islam berhampiran Masjid Jelutong. Bagi melicinkan urusan berkaitan hal ehwal agama Islam, Jabatan Hal Ehwal Agama diperuntukkan RM24.76 juta mencakupi pembangunan RM7.05 juta, mengurus RM13.38 juta dan RM4.33 juta untuk elaun pegawai masjid dan guru kelas KAFA, pemberian para Huffaz, sumbangan Ehya’ Ramadhan, kerja-kerja pembaikan Masjid Negeri dan program-program sambutan kebesaran Islam.

Agenda utama kerajaan dalam bajet 2011 adalah ke arah memartabatkan rakyat dengan berkonsepkan 3P iaitu perkasakan rakyat, perkuasakan rakyat dan perkayakan rakyat.

Selain itu, kerajaan negeri juga memberi fokus untuk merancakkan lagi sektor pelancongan, meningkatkan kualiti alam sekitar dan landskap, kemudahan infrastruktur dan utiliti, memperkasa sektor pertanian dan penternakan serta menggalakkan sektor perdagangan dan memantapkan kepentingan hal ehwal pengguna.

Dalam bidang pendidikan pula, sebuah Hab Pendidikan Cemerlang di Pondok Upeh dan Genting, Balik Pulau akan didirikan atas tanah seluas 201.4 ekar dengan anggaran kos keseluruhan RM165 juta. RM12.0 juta pula diperuntukkan untuk Program Bantuan Pendidikan yang akan dimanfaatkan oleh 172 buah sekolah, meliputi Sekolah Agama Rakyat, Sekolah Jenis Kebangsaan Cina dan Tamil dan Sekolah Mubaligh.

Kemudahan bantuan juga disediakan melalui Tabung Amanah Biasiswa Kecil Negeri bagi membantu pelajar-pelajar miskin di tingkatan 1 hingga 5.

Sebelum ini dari hal bajet..

Sosilawati: Belum Selesai, Rayuan Sarawanan 25 Nov


KL 15 Nov 10: Mahkamah Tinggi Shah Alam hari ini menetapkan 25 Nov ini untuk mendengar rayuan pekerja ladang K Sarawanan yang dipenjara tujuh tahun bagi kesalahan melupuskan mayat jutawan kosmetik Datuk Sosilawati Lawiya dan tiga yang lain.Pada tarikh itu juga hakim Datuk Wira Mohtarudin Baki akan membuat semakan terhadap hukuman itu yang dijatuhkan ke atas Sarawanan dan seorang lagi pekerja ladang U Suresh.

Pada 15 Okt lalu, Sarawanan, 19, dan Suresh, 26, dihukum penjara tujuh tahun oleh mahkamah majistret Teluk Datok Banting selepas mengaku bersalah atas tuduhan menggangkat, membakar dan membuang abu mayat Sosilawati, 47, dan tiga rakannya.

Mereka ialah pemandu jutawan itu Kamaruddin Shamsudin, 44, peguam Ahmad Kamil Abdul Karim, 32, dan pegawai bank Noorhisham Mohammad, 38.

Sarawanan didakwa melakukan kesalahan itu di Jalan Tanjung Layang Tanjung Sepat Banting, sementara Suresh didakwa melakukan kesalahan itu di Sungai Panchau, Jalan Morib Banting pada 31 Ogos lalu.

Pendakwaan dikendalikan Timbalan Pendakwa Raya Ishak Mohd Yusof, Saiful Edris Zainudin dan Idham Abdul Ghani, manakala Sarawanan diwakili peguam AS Dhaliwal dan Suresh diwakili peguam M Puravelan.

- Bernama

Ikuti kisah ini dari awal hingga akhir... klik di sini..

Misteri Hilangnya Datuk Sosilawati
E-Buku IH-1: 'Misteri Hilangnya Jutawan Datuk Sosilawati'

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails