Kisah dalam filem P.Ramlee, terbabas sampai ke 'Istana Bunian', berkahwin dengan jin?
MENJELANG Maghrib, beberapa oarang baru tiba di rumah sang spiritualis yang sering mengawinkan manusia dengan jin ini. Jauh dari keramaian dan hingar bingar, rumah spiritualis itu berada di kaki gunung Salak, Cidahu, Sukabumi.
Meski jauh dari keramaian kota besar, rumah-rumah di kampung ini nampak permanen, tertata rapih dan terkesan megah untuk ukuran orang kampung. Tak hanya itu, hampir di setiap rumah terparkir sebuah mobil dan motor baru yang mensiratkan status sosial penduduk kampung ini. Sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya.
Tak lama berselang, seorang Ustad, spiritualis yang didatangi muncul dari balik ruang keluarga rumahnya. Seperti layaknya orang kampung, ustad menyambut kedatangan dengan hangat. Sejumlah kalimat dan kata-kata sambutan pun keluar dari mulut ustad tersebut.
Ternyata ustad yang kerap mengawinkan manusia dengan jin ini masih cukup muda, usianya diperkirakan belum genap 40 tahun. Meski begitu dari gaya bicara dan auranya nampak jelas bahwa ustad muda ini memiliki ilmu kedigjayaan yang cukup.
Setelah cukup basa-basi, beberapa orang tersebut langsung mengutarakan maksud kedatangan kali ini. Nampak ustadz seperti berpikir sejenak, entah apa yang ada di kepalanya. Namun sesaat kemudian dia pun berkomentar.
“Saya memang sering mengawinkan orang dengan Jin Islam, tapi saya tidak sependapat jika ini dikatakan musyrik. Perkawinan ini hanya sebatas usaha manusia untuk memperbaiki kehidupannya,” tutur sang ustad.
Untuk melihat lebih jelas ritual perkawinan manusia dengan Jin ini, ustad mengajak rombongan ke lokasi dimana dia sering melakukan ritual. Kebetulan malam itu ada 3 orang yang minta dikawinkan dengan jin.
Ternyata untuk menuju lokasi tempat perkawinan manusia dengan jin ini cukup jauh, sekitar 2 atau 3 kilometer di belakang rumah ustad. Melintasi perkampungan menuju sebuah lembah di perbatasan kampung dengan hutan gunung Salak, tibalah kami pada sebuah rumah di pinggir kali.
Aura mistik kontan menyengat seketika tiba di rumah itu. Jelas sekali aura rumah dengan 8 ruang besar ini penuh dengan kekuatan gaib yang menyelimutinya. Tanda-tanda kekuatan gaib dan aura mistik itu dapat dirasa dan dilihat dengan kasat mata.
Dari pengamatan, kekuatan gaib dan aura mistik yang nampak jelas ini terjadi akibat seringnya proses ritual perkawinan dengan jin di rumah ini.
“Di rumah inilah prosesi ritual itu dilakukan. Kami akan memanggil jin dari manapun untuk dikawinkan disini,” Ujar ustadz muda tersebut.
Sambil berkeliling di dalam rumah dan sekitar halaman, ustad menjelaskan syarat dan proses ritual perkawinan dengan jin. Dalam rumah itu ada 8 orang yang malam ini akan dikawinkan dengan Jin. Menurut ustad, umumnya orang menikah dengan jin karena terjepit masalah ekonomi. Ada yang terbelit utang, perusahaannya bangkrut dan ada pula yang ingin perusahaannya lebih maju.
Jin yang dinikahinya itu akan menjadi istri atau suami di alam gaib. Sebagai istri atau suami, jin itu juga punya tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Maka jin itu pun diminta untuk bisa menghasilkan uang bagi orang yang menikahinya.
“Jadi jin itu akan membantu kita menghasilkan uang,”tutur ustad.
Hanya orang Muslim saja yang bisa menikah dengan jin. Karena menurutnya jin yang dipanggilnya adalah dari golongan muslim yang tinggal diberbagai penjuru dunia. Misalnya jin dari Baghdad, Turki, Mesir, Kuwait, Mekkah, Banten, Demak dan sebagainya.
Selain itu, orang yang bisa dikawinkan dengan jin juga harus mempunyai pekerjaan atau kegiatan bisnis. Karena jin itu tidak mendatangkan uang dalam bentuk cash.
“Jin itu akan membantu kita mencari uang dari jerih payah kita sendiri,” jelas ustad.
Usai menjelaskan panjang lebar soal prosesi perkawinan dengan jin, ustad langsung mengajak Misteri ke satu kamar tempat dia melakukan ijab kabul. Di kamar gelap berukuran 5 kali 5 meter itu sudah ada 3 orang menunggu. Mereka adalah seorang saksi nikah, medium dan orang yang akan dinikahkan dengan jin.
Udara pengab dengan aroma kemenyan dan bunga setaman menyengat hidung. Jelas sekali lelaki yang akan dinikahkan dengan jin itu terlihat gugup. Sesekali dia menyeka wajahnya dengan sapu tangan. Namun sesaat kemudian dia menoleh ke kiri, kadang ke kanan dan ke belakang, seperti ada yang dilihatnya.
Sesaat kemudian, ustad mulai membacakan doa-doa khusus, tawasul dan mengirim doa. Terekam oleh Misteri dia mengirim doa untuk para nabi, leluhur dan para penghuni gaib yang menguasai bumi ini. Terakhir ustad kemudian mengirim doa khusus untuk leluhur Tanah Banten dan penghuni gaib Masjid Agung Banten.
Ternyata malam itu ustad akan menikahkan seorang tamunya dengan jin wanita dari Masjid Agung Banten yang bernama Salsabila Su’a Binti Syech Humaid Kazman.
Setelah sepuluh menit ustad membacakan doa-doa dan mantra suasana kemudian hening. Hanya sesekali ustad terdengar mengucap nama Salsabila Su’a. Nampak mata ustad muda ini terpejam, tapi mulutnya tetap komat-kamit.
Sesaat kemudian dia kembali membuka matanya sambil mengangkat kedua belah tangannya ke atas. Tiba-tiba angin terasa berhembus entah dari mana datangnya. Tak seorang pun diantara kami yang berani berkata-kata. Namun ketegangan nampak jelas dari raut wajah semua orang yang mengikuti prosesi ritual ini.
Dalam ketegangan itu, tiba-tiba seorang perempuan yang duduk persis di samping orang yang akan dinikahkan dengan jin menjerit melengking. Tentu saja jeritan perempuan itu membuat seisi kamar kaget bukan kepalang. Kejadian tersebut hampir saja membuat beberapa orang beringsut ke belakang saking kagetnya mendengar suara lengkingan itu.
Tak cukup disitu saja, perempuan paruh baya itu kemudian menceracau seperti orang kesurupan. Suranya yang tadi tenang kini berubah tak karuan.
“Jin Salsabila Su’a itu sekarang sudah merasuki tubuh wanita itu. Berarti kita sudah siap melakukan prosesi ijab kabul pernikahan,” tutur ustad.
Seperti layaknya pernikahan manusia dengan manusia, ustad Yusuf kemudian membacakan sighot taqliq. Kedua pengantin, saksi dan wali nikah bersiap untuk ijab kabul. Doa-doa nikah dan Kalimat Syahadat pun dibacakan sebagai pertanda bahwa yang dinikahkan itu adalah Jin Muslim.
Pengantin pria yang dinikahkan dengan Jin Salsasbila Su’a ini masih nampak gugup dan takut. Berkali-kali dia salah mengucapkan nama Jin Salsabila Su’a. Berkali-kali pula dia mengusap wajah dan merubah posisi duduknya.
“Salsabila Su’a binti Syech Humaid Kazman, apakah kamu bersedia dinikahkan dengan….?” Tanya ustad dengan suara berat bergetar.
“Saya bersedia,” tutur Jin Salsabila dengan suaranya yang melengking nyaring.
“Jin Salsabila Su’a binti Syech Humaid Kazman, apakah kamu bersedia membantu masalah ekonomi suamimu?” tanya ustad Yusuf kemudian.
“Saya bersedia, tapi suamiku juga harus memenuhi semua syaratku,” jawab Jin Salsabila Su’a lagi.
Usai itu, Jin Salsabila Su’a ini kemudian menerangkan semua persyaratan yang harus dipenuhi oleh suaminya dari bangsa manusia. Kurang lebih sepuluh menit berlangsung, prosesi itu pun selesai dan berjalan sesuai aturan. Kini pengantin pria itu berhak atas Jin Salsabila Su’a dan boleh memperlakukannya sebagai istri.
Meski hampir sama dengan proses pernikahan manusia dengan manusia, proses pernikahan dengan jin ini tentu saja ada bedanya. Sebab tujuan utama manusia menikah dengan jin ini tentu saja bukan dilatarbelakangi oleh syahwat.
Tapi lebih dikarenakan permintaan manusia agar sang mempelai jin bisa membantu menyelesaikan masalah ekonomi pengantin manusia. Saat proses ritual terjadi, pengantin manusia ditanya mengapa dia mau menikah dengan jin Salsabila Su’a.
“Saya terbelit utang ke bank, saya ingin membayar hutang itu dan mempunyai harta yang cukup,” tutur pengantin manusia.
Usai prosesi ritual itu ustad Yusuf menjelaskan, tidak semua proses ritual ini berjalan mulus karena ada kalanya pengantin jin menolak dinikahkan. Misalnya karena jin itu tidak suka dengan penampilan manusia yang tidak sesuai.
Atau ada kalanya jin itu menolak karena minta mas kawin yang tak sanggup dipenuhi manusia.
“Tapi pada umumnya semua jin yang saya panggil mau dinikahkan dengan siapa saja,” jelas ustad mengakhiri perbincangan .
Pesona alam Gunung Salak. Sejuknya alam pegunungan dipadu dengan indahnya pemandangan di areal perkemahan.
Demikian kisah ritual syirik, manusia berkahwin dengan jin. Apa pun, yang jelas, perkahwinan ini dilakukan oleh orang-orang yang kepepet atau terdesak keperluan ekonomi. Juga kerap dilakukan untuk mengangkat sebuah perniagaan atau usaha seseorang agar lebih maju. Semuanya kerana ekonomi. Kerana ekonomi ramai yang jadi syirik.
Di situlah perlunya pengkayaan Al-Qurqan. Isi-isi Al-Quran perlu dibongkar untuk diamalkan.
Siri Pengkayaan Al-Qurqn.
1. Pengkayaan Al-Quran: Indonesia Terbit Al-Quran Ter...
2. Rupa-Rupanya Sudah 500 Tahun Papua Islam…
3. Ini, Tawaran Jamu Percuma Kepada Pelanggan Hafal A...
1. Pengkayaan Al-Quran: Indonesia Terbit Al-Quran Ter...
2. Rupa-Rupanya Sudah 500 Tahun Papua Islam…
3. Ini, Tawaran Jamu Percuma Kepada Pelanggan Hafal A...
4. Ini Berkat Idea Kreatif Sedekah Jamu Percuma
5. Gunung Salak: Berkelah & Ke Arah Pengkayaan Al-Qur...
6. Kahwin Dengan Jin Di Gunung Salak... Dan Al-Quran....
5. Gunung Salak: Berkelah & Ke Arah Pengkayaan Al-Qur...
6. Kahwin Dengan Jin Di Gunung Salak... Dan Al-Quran....
Soalnya kini, bolehkah orang Islam berkahwin dengan makhluk jin, atau jin yang beragama Islam? Mari kita lihat Al-Quran?
Berkahwin Dengan Makhluk Jin..
(Jawapan diangkat dari http://www.darussyifa.org/SJ011.php)
Berkahwin Dengan Makhluk Jin..
(Jawapan diangkat dari http://www.darussyifa.org/SJ011.php)
Seperkara yang jelas kepada kita bahawa makhluk ini wujud dan boleh menyerupai dengan rupa-rupa yang mereka kehendaki dengan izin Allah S.W.T. Persoalan sama ada boleh atau tidak manusia berkahwin dengan makhluk halus dari segi sejarahnya, banyak yang kita dengar bahawa Balqis adalah seorang raja di zaman Nabi Sulaiman. Bapanya manusia dan ibunya daripada jin, ibunya bernama Balqmah binti Saisan.
Dalam sebuah hadis daripada Abu Hurairah, katanya Rasulullah s.a.w pernah berkata bahawa salah seorang daripada ibu bapa Balqis adalah jin. Hadis ini ada dalam Kitab al-Jami' as-Saghir oleh Imam as-Sayuti.
Tetapi apabila balik kepada masalah hukum, dengan jelas al-Quran, Allah berfirman (mafhumnya),
- "Dan Allah telah menjadikan bagi kamu pasangan hidupmu dari jenis kamu juga". (Surah an-Nahli ayat 72)
Firman Allah (mafhumnya),
- "Dan di antara tanda-tanda keagungan Allah dijadikan bagi kamu dari jenis kamu juga, pasangan-pasangan hidup, supaya kamu mendapat ketenangan dengannya dan dijadikan bagi kamu kasih sayang dan rahmat daripada Allah S.W.T." (Surah ar-Rum, ayat 21).
Kedua-dua ayat ini boleh difahami dengan mudah bahawa pasangan hidup manusia adalah manusia juga. Barulah akan wujud ketenangan, kasih sayang, tambatan hati dan saling percaya mempercayai.
Bayangkan jika kita mempunyai isteri dari kalangan makhluk halus orang lain tidak nampak, kita nampak seorang sahaja, atau mungkin kita pun tidak nampak tetiba kita berselisih faham, bergaduh dan sebagainya, bagaimana akan terjadi kepada rumah tangga kita.
Hadis yang diriwayatkan oleh Yunus bin Yazid daripada Azzubri katanya, Rasulullah s.a.w menegah manusia mengahwini jin.
Berpandu kepada ayat dan hadis saya sebutkan, atas alasan ini jumhur ulama berpendirian, tidak harus mengahwini jin, jika berlaku perkahwinan, maka perkahwinan itu tidak sah. Kalau berlaku perhubungan jenis, mereka berkesedudukan dalam keadaan haram.
Tetapi Imam Malik bin Anas mengatakan perkahwinan itu adalah makruh dan ada ulama yang sependapat dengan Imam Malik.
Namun apapun yang dapat dilihat maka perkahwinan ini suatu yang kudus, yang pasti diketahui syarat sah perkahwinan, yang paling asas adalah agama.
Jika jin itu bukan Islam maka perkahwinan tidak sah. Jika dikatakan jin itu Islam, bagaimana boleh kita pastikan benar-benar bahawa dia Islam, apakah dengan pengakuan mulut yang mengatakan bahawa dia (jin) Islam boleh diterima.
Jika dikatakan jin itu mempunyai keilmuan Islam yang tinggi dan dia beramal dengannya, maka sama juga dengan manusia yang mengkaji Islam, tetapi tidak Islam.
Malah ada kalangan sarjana Barat yang banyak menghafal al-Quran, menghafal hadis dan mengetahui banyak hukum (terutama orientalis), kalau di alam manusia boleh berlaku, maka tidak mustahil di alam jin juga ianya boleh wujud.
Maka jalan yang terbaiklah, kahwinilah dengan manusia, seperti yang disebut Rasulullah, "Kahwinilah perempuan-perempuan manusia, kerana mereka boleh mendatangkan harta."
Oleh
Pusat Rawatan Darussyifa' Seluruh Malaysia
(IH)